2.4. Penyelarasan Strategi  dengan BSC
Menurut  Kaplan  dan  Norton  2000  mengemukakan  prinsip  yang memungkinkan hubungan antara strategi dengan pendekatan BSC :
a. Cause and Effect Relationship Dengan  prinsip  ini,  BSC  menjabarkan  pengukuran  masing-masing
perspektif  dengan  baikdalam  satu  kesatuan  yang  padu.  Pengembangan BSC  yang  baik  harus  dapat  menjelaskan  rangkaian  cerita  dari  seluruh
Strategic  Bussiness  Unit  SBU  dalam  hubungan  cause  dan  effect. Pengujian terhadap sekumpulan scorecard dapat dilakukan dengan mudah
karena tiap relasi dan hubungan kausalitas dapat diuji secara rinci. b. Performance Drivers
BSC harus memiliki bauran hasil lagging indicators yang memadai dan  pemicu  kerja  leading  indicators  yang  digunakan  SBU.  Outcomes
lagging    indicators  mencerminkan  tujuan  umum  dari  berbagai  strategi yang  dimiliki  kebanyakan  perusahaan.  Sedangkan  performance  drivers
leading indicators mencerminkan keunikan strategi unit bisnis dan dapat membantu mengatasi kelemahan dari outcome measures.
c. Linkage to Financials Semua  pengukuran  yang  berkaitan  dengan  pencapaian  tujuan
perusahaan  harus  dikaitan  dengan  tujuan  keuangan  sebagai  tujuan  akhir, maka tolok ukur keuangan keuangan dapat digunakan untuk menguji hasil
dari performance drivers.
2.5. Penelitian terdahulu
Penelitian tentang BSC dapat dilihat pada penelitian Choeriyah 2008 dari Departemen Manajemen mengenai “Pengukuran Kinerja pada PT. Bank
Negara Indonesia PerseroTbk Cabang Bogor dengan Pendekatan Balanced Scorecard
”.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  rancangan  sistem pengukuran  kinerja  dengan  pendekatan  BSC  dan  pencapaian  kinerja  PT.
BNI  PerseroTbk.  Berdasarkan  penelitian  tersebut  diketahui  bahwa penentuan  ukuran  hasil  pencapaian  strategik  pada  perspektif  keuangan
ditunjukkan dengan penurunan biaya operasional, pertumbuhan Dana Pihak
Ketiga  dan  pertumbuhan  pangsa  pasar.  Keberhasilan  pencapaian  strategik pada  perspektif  pelanggan  ditunjukkan  dengan  indeks  kepuasan  nasabah
tabungan, jumlah layanan prima dan pertumbuhan jumlah rekening. Ukuran hasil  yang  digunakan  pada  perspektif  proses  bisnis  internal  meliputi
efisiensi waktu tunggu antrian, jumlah ATM dan efisiensi waktu transaksi. Pada  perspektif  pembelajaran  dan  pertumbuhan,  keberhasilan
pencapaian  sasaran  strategik  dapat  ditunjukkan  dengan  frekuensi  pelatihan karyawan,  jumlah  karyawan  yang  mengikuti  pelatihan,  indeks  kepuasan
kerja  dan  motivasi  karyawan,  serta  jumlah  komputer  online.  Berdasarkan rataan  nilai  penetapan  target,  dapat  dinilai  kinerja  secara  keseluruhan  BNI
Cabang  Bogor  sudah  baik.  Hal  ini  terlihat  pada  total  skor  yang  diperoleh secara  keseluruhan  yang  mencapai  84,63.  Pencapaian  skor  ini  didukung
oleh  perspektif  pelanggan  dan  perspektif  keuangan  34,98  dan  29,7. Pencapaian  target terendah  pada  perspektif  bisnis  internal  hanya  mencapai
70,25  dengan  skor  kontribusi  8,8.  Ini  berarti  aspek  dalam  perspektif bisnis internal memerlukan peningkatan dalam kinerjanya.
Penelitian  lain  tentang  BSC  dapat  dilihat  pada  penelitian  Agustina 2008  dengan  judul  skripsi  “Perancangan  Strategi  dengan  Perspektif
Balanced  Scorecard pada  BRI  Kantor  Cabang  Garut”.  Penelitian  ini
berkaitan  dengan  penarikan  inisiatif  strategi  dengan  cara  melihat  kondisi internal  dan  eksternal  BRI  Kanca  Garut,  membuat  peta  strategi  BSC  yang
sesuai  dengan  visi,  misi,  aspek  internal  dan  aspek  eksternal  BRI  Cabang Garut.  Alat  analisis  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  Important
Performance  Analysis  IPA,  Customer  Satisfaction  Index  CSI,  Internal Factors  Evaluation  IFE,  External  Factors  Evaluation  EFE,  Balanced
Scorecard  dan  Anaytical  Hierarcy  Process.  Berdasarkan  pengolahan  data dengan  menggunakan  Analytical  Hierarcy  Process  AHP.  Bobot  sasaran
strategis perspektif finansial diperoleh sebesar 58,2 ,  perspektif pelanggan sebesar  24,2,  perspektif  bisnis  internal  sebesar  9,2  serta  perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran sebesar 8,5. Bobot inisiatif strategi utama untuk  masing-masing  perspektif  dan  kontribusinya  terhadap  BSC  adalah
pemasaran produk yang lebih agresif 40,4, menjalin kemitraan 15,9,
meningkatkan  kecepatan  pelayanan  transaksi  4,4  dan  peningkatan pelatihan dan ketrampilan 6,1.
Puspita  2007  meneliti  dengan  pendekatan  BSC  dengan  judul “Perancangan  Balanced  Scorecard  sebagai  instrumen  pengukuran  kinerja
pada  PT.  Unitex,  Tbk.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  indikator yang  digunakan  PT.  Unitex,  memperoleh  peta  strategi  BSC,  memperoleh
sistem  pengukuran  kinerja  yang  sesuai  dengan  BSC  dan  menganalisis kinerja  yang  telah  dicapai  tahun  2005  dengan  pendekatan  BSC.  Metode
pengolahan  data  yang  digunakan  adalah  analisis  Strength,  Weakness, Opportunities  and  Threats  Matrix  SWOT,  BSC,  AHP,  analisis  kepuasan
kerja  dan  motivasi  karyawan.  Penentuan  prioritas  inisiatif  starategik  dalam BSC  menggunakan  AHP  diperoleh  bahwa  peningkatan  kualitas  produk
dalam  perspektif  pelanggan  menjadi  prioritas  utama,  sedangkan  dalam keberhasilan  pencapaian  sasaran  strategik  membutuhkan    strategi  lainnya
dari  ketiga  perspektif  BSC.  Secara  keseluruhan  hasil  pencapaian  kinerja perusahaan  dalam  BSC  diperoleh  skor  58,13  dari  pencapaian  target.
Kondisi  ini  menunjukkan  kinerja  perusahaan  masih  belum  optimal  dan mencapai target yang ditentukan.
III. METODE PENELITIAN
3.1.     Kerangka Pemikiran
Dunia  perbankan  telah  mengalami  perkembangan  setelah  krisis moneter 1998. Penyehatan kondisi perbankan berupa  merger memberikan
kondisi  persaingan  bagi  perbankan  sebelumnya,  termasuk  di  dalamnya adalah  Bank  Umum  dan  Bank  Pembangunan  Daerah  dapat  dilihat  pada
Tabel  2.  Penajaman  visi,  misi  tujuan  dan  sasaran  menjadi  pokok  dan arahan untuk mencapai kondisi perusahaan yang berkinerja baik.
Tabel 2. Peringkat sepuluh bank umum berdasarkan kredit
Nama Bank Pangsa terhadap total kredit
Bank Umum 2006
2007 2008
1. PT Bank Mandiri Tbk
1
13,69
1
12,50
2
12,00 2. PT Bank Rakyat Indonesia
2
11,40
2
11,40
1
12,32 3. PT Bank Negara Indonesia
Tbk
3
8,39
3
8,76
4
8,49 4. PT. Bank Central Asia Tbk
4
7,77
4
8,23
3
8,62 5. PT Bank Danamon Indonesia
5
5,18
5
5,10
5
4,92 6. PT Bank Niaga Tbk
6
4,19
6
4,18
6
3,83 7. PT. Bank Permata Tbk
7
3,01
9
2,59
8
2,67 8. PT. Bank International
Indonesia
8
2,67
8
2,81
9
2,66 9. Citi Bank N.A
9
2,63 -
- 10. PT. Pan Indonesia Bank Tbk
10
2,42
7
2,90
7
2,80 11. PT Bank Tabungan Negara
-
10
2,23
10
2,45 Sumber : www.bi.go.id, 2009
Pembangunan  kerangka  BSC  PT.  BTN  Persero  Cabang  Bogor diawali  dengan  menerjemahkan  visi,  misi  dan  strategi  yang  telah
ditetapkan  ke  dalam  tujuan  strategik  perusahaan  Mulyadi,  2001.  Dalam kerangka  ini  BSC  memerlukan  data  seperti  visi,  misi,  tujuan  dan  strategi
PT.  BTN  Persero  Cabang  Bogor  setelah  tahapan  perumusan  strategi, yaitu  analisis  terhadap  lingkungan  internal  eksternal  dan  lingkungan
makro, serta industri perbankan. Visi  dan  misi  perusahaan  diselaraskan  dengan  strategi,  kemudian
diterjemahkan  ke  dalam  sasaran  strategik  berdasarkan  empat  perspektif BSC.  Masing-masing  perspektif  memiliki  arahan  tersendiri  sebagai