Pencapaian visi dan misi tersebut setiap kantor cabang memiliki strategi yang khas dengan tetap menerapkan Pola Prima yang merupakan
penerapan budaya kerja untuk memperbaiki kinerja BTN. Berdasarkan visi dan misi yang diterapkan, maka dapat diturunkan menjadi sasaran
strategik pada empat perspektif BSC, yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
1. Perspektif Keuangan
BTN dibagi ke dalam beberapa kelas yaitu cabang utama, cabang kelas 1, cabang kelas 2 dan cabang kelas 3. Pembagian kelas tersebut
didasarkan oleh kepemilikan asset dari cabang tersebut, akan tetapi dalam hal fungsional semua cabang memiliki fungsi yang sama dalam
menjalankan tiga produk BTN yaitu produk dana, produk jasa dan produk layanan. BTN Cabang Bogor saat ini telah menduduki cabang utama
tepatnya per September 2008. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pemilikan aset dan luasnya wialayah cabang pembantu. BTN Cabang
Bogor membawahi cabang pembantu sebanyak 9 wilayah, yaitu Sukabumi, Cianjur, Cibinong, Cileungsi, Warung Jambu, Tajur,
Citeureup, Dramaga dan Cimanggu sehingga semua pembiayaan dan pelaporan terpusat pada BTN Cabang Bogor. Oleh karena itu, sasaran
strategik BTN Cabang Bogor adalah efisiensi biaya operasional, peningkatan penerimaan, peningkatan laba dan penurunan NPL Non
Performing Loan atau kredit macet. BTN Cabang Bogor memperoleh pendapatan dari bunga kredit,
safe deposit box dan fee dari kegiatan transaksional. Pendapatan bunga kredit diperoleh dari kredit perumahan dan kredit umum. Oleh karena itu,
untuk menjaga keseimbangan antara dan yang diterima dengan kredit yang disalurkan memerlukan efisiensi biaya operasional. Sasaran strategik
peningkatan penerimaan didasarkan pada fungsi bank sebagai penghimpun dana. Dana yang dimaksudkan adalah dana pihak ketiga mencakup
tabungan, giro dan deposito. Peningkatan laba merupakan sasaran strategik setiap perusahaan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.
Inti bisnis dari Bank BTN adalah pembiayaan perumahan. Oleh karena itu, sasaran strategik penurunan NPL merupakan bagian yang
penting bagi perusahaan. Tingkat NPL yang menurun akan meningkatkan produktifitas perusahaan dalam melaksanakan fungsinya. Penurunan NPL
juga menggambarkan kondisi keuangan dari bisnis perbankan dalam keadaan baik berdasarkan pengawasan dari Bank Indonesia.
2. Perspektif Pelanggan