III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Dunia perbankan telah mengalami perkembangan setelah krisis moneter 1998. Penyehatan kondisi perbankan berupa merger memberikan
kondisi persaingan bagi perbankan sebelumnya, termasuk di dalamnya adalah Bank Umum dan Bank Pembangunan Daerah dapat dilihat pada
Tabel 2. Penajaman visi, misi tujuan dan sasaran menjadi pokok dan arahan untuk mencapai kondisi perusahaan yang berkinerja baik.
Tabel 2. Peringkat sepuluh bank umum berdasarkan kredit
Nama Bank Pangsa terhadap total kredit
Bank Umum 2006
2007 2008
1. PT Bank Mandiri Tbk
1
13,69
1
12,50
2
12,00 2. PT Bank Rakyat Indonesia
2
11,40
2
11,40
1
12,32 3. PT Bank Negara Indonesia
Tbk
3
8,39
3
8,76
4
8,49 4. PT. Bank Central Asia Tbk
4
7,77
4
8,23
3
8,62 5. PT Bank Danamon Indonesia
5
5,18
5
5,10
5
4,92 6. PT Bank Niaga Tbk
6
4,19
6
4,18
6
3,83 7. PT. Bank Permata Tbk
7
3,01
9
2,59
8
2,67 8. PT. Bank International
Indonesia
8
2,67
8
2,81
9
2,66 9. Citi Bank N.A
9
2,63 -
- 10. PT. Pan Indonesia Bank Tbk
10
2,42
7
2,90
7
2,80 11. PT Bank Tabungan Negara
-
10
2,23
10
2,45 Sumber : www.bi.go.id, 2009
Pembangunan kerangka BSC PT. BTN Persero Cabang Bogor diawali dengan menerjemahkan visi, misi dan strategi yang telah
ditetapkan ke dalam tujuan strategik perusahaan Mulyadi, 2001. Dalam kerangka ini BSC memerlukan data seperti visi, misi, tujuan dan strategi
PT. BTN Persero Cabang Bogor setelah tahapan perumusan strategi, yaitu analisis terhadap lingkungan internal eksternal dan lingkungan
makro, serta industri perbankan. Visi dan misi perusahaan diselaraskan dengan strategi, kemudian
diterjemahkan ke dalam sasaran strategik berdasarkan empat perspektif BSC. Masing-masing perspektif memiliki arahan tersendiri sebagai
indikator kinerja perusahaan. Perspektif tersebut menunjukkan kondisi perusahaan dalam bentuk pengukuran kinerja. Ukuran strategik dari
sasaran-sasaran tersebut terdiri atas ukuran hasil lag indicator dan ukuran pemicu lead indicator. Poin yang diperoleh dalam pengukuran kerja
tersebut dapat memberikan alternatif strategi perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerjanya dan mengaitkan strategi dengan visi dan misi
perusahaan. Perusahaan selanjutnya menetapkan target yang akan dijadikan
indikator keberhasilan pencapaian sasaran strategik. Langkah selanjutnya adalah inisiatif strategik yang merupakan langkah-langkah strategik yang
dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik perusahaan. Penetapan target dan inisiatif strategik sepenuhnya berdasarkan wewenang dan
pertimbangan manajemen perusahaan, kemudian dilakukan perhitungan terhadap pembobotan dari masing-masing perspektif BSC beserta sasaran
dan ukuran strategiknya. Pengukuran dilakukan terhadap setiap aspek kinerja yang dapat diukur untuk memperoleh gambaran umum kinerja PT
BTN Persero Cabang Bogor. Hasil pengukuran tersebut menggambarkan kondisi perusahaan untuk kemudian dianalisis, sehingga dapat diketahui
aspek yang kurang mendukung dalam pencapaian visi, misi dan tujuan perusahaan. Serangkaian proses ini akan menghasilkan sistem pengukuran
kinerja PT BTN Persero Cabang Bogor berupa konsep BSC berupa hasil pengukuran berupa kartu skor yang berisikan skor penilaian terhadap
keempat perspektifnya. Hasil pengukuran tersebut kemudian dilanjutkan sebagai langkah rekomendasi dalam perbaikan kinerja perbankan untuk
menghadapi pesaing dalam industri yang sama.
Gambar 7. Kerangka pemikiran evaluasi kinerja dengan pendekatan BSC pada PT BTN Persero Cabang Bogor
Visi, misi, tujuan dan strategi PT. BTN Persero Cabang Bogor
Terjemahan visi, misi, tujuan dan strategi PT BTN Persero Cabang Bogor ke dalam sasaran strategis empat perspektif BSC
Perspektif Finansial
Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses
Bisnis Internal
Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan
Pengukuran Kinerja PT BTN Persero Cabang Bogor
Ukuran strategik
Rekomendasi Perusahaan PT. BTN Persero Cabang Bogor
Target Inisiatif strategik
Penjabaran sasaran strategis empat perspektif BSC
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian