2. Perspektif Pelanggan
Pelanggan adalah bagian terpenting bagi perusahaan jasa terutama perbankan.  Ukuran  hasil  pada  sasaran  strategik  peningkatan  kepuasan
nasabah adalah indeks kepuasan nasabah. Indeks kepuasan nasabah dapat diukur  melalui  survei  kepuasan  nasabah.  Survei  tersebut  dapat
menggambarkan  sejauhmana  kepuasan  nasabah  BTN  Cabang  Bogor terhadap  pelayanan  yang  diberikan.  Berdasarkan  ciri  mutu  jasa  meliputi
keandalan,  cepat  tanggap,  jaminan,  empati  dan  kasat  mata.    Hasil  dari survei  tersebut  dapat  dijadikan  tolok  ukur  untuk  menjadi  perbaikan  dan
perkembangan BTN Cabang Bogor. Ukuran  hasil dari sasaran  strategik pendalaman  nasabah potensial
adalah  peningkatan  jumlah  produk  dana  unggulan  dan  peningkatan realisasi  produk  KPR  unggulan.  Kedua  ukuran  hasil  tersebut  didorong
oleh  peningkatan  nasabah  potensial.  Nasabah  potensial  adalah  nasabah yang  memiliki  andil  besar  dalam  peningkatan  dana  pada  BTN  Cabang
Bogor.  Produk  dana  unggulan  pada  BTN  Cabang  Bogor  adalah  deposito karena  memberikan  keunggulan  bagi  perusahaan  untuk  menggunakan
dana  tersebut  untuk  produktivitas  perusahaan.  Sedangkan  produk  KPR unggulan  yaitu  jenis  KPR  Platinum  dengan  nilai  kredit    Rp  150  juta.
Jenis  KPR  ini  merupakan  bentuk  diversifikasi  produk  KPR  dengan segmentasi  menengah  ke  atas  untuk  mengubah  citra  BTN  sebagai
penyalur  kredit  perumahan  dengan  segmentasi  menengah  ke  bawah. Peningkatan  nasabah  dan  debitur  potensial  ini  berpengaruh  pada
peningkatan dana bagi BTN Cabang Bogor. Peningkatan  jumlah  nasabah  memiliki  ukuran  hasil  yaitu
peningkatan  jumlah  rekening  produk  dana  yang  dipicu  oleh  peningkatan nasabah baru. BTN Cabang Bogor harus memiliki cara yang efektif untuk
menciptakan daya tarik kepada nasabah. Hal ini berkaitan dengan berbagai promosi  yang  dilakukan  oleh  perusahaan  untuk  menarik  nasabah,
misalnya  dengan  kemudahan  yang  dapat  diperoleh  nasabah  berkaitan dengan transaksional.
Ukuran  hasil dari peningkatan  jumlah debitur adalah peningkatan jumlah  rekening  debitur  yang  didorong  oleh  peningkatan  debitur  baru.
Kredit  perumahan  merupakan  inti  bisnis  BTN  sesuai  dengan  visinya sebagai  bank  terkemuka  dalam  pembiayaan  perumahan.  Citra  yang
diberikan kepada BTN  menjadi keunggulannya untuk  memberikan kredit perumahan dengan proses yang cepat. Salah satu target dalam pencapaian
sebagai  bank  terkemuka  dalam  pembiayaan  perumahan  adalah  dengan prinsip  kredit  151.  Artinya  satu  hari  pengajuan,  lima  hari  proses  analisa
kelayakan  dan  satu  hari  realisasi.  Progaram  ini  sudah  diberlakukan  dari tahun  2007.  Pencapaian  dari  target  tersebut  menjadi  daya  tarik  bagi
masyarakat untuk mengambil kredit perumahan di BTN. Loyalitas  nasabah  merupakan  faktor  penting  dalam  perspektif
pelanggan,  ukuran  hasil  dari  sasaran  strategik  ini  adalah  peningkatan penyaluran  kredit  Griya  Multi.  Ukuran  hasil  tersebut  didorong  oleh
peningkatan  penggunaan  ulang  kredit.  Jenis  kredit  Griya  Multi  memang salah  satu  jenis  kredit  yang    ditujukan  untuk  berbagai  keperluan  dan
khususnya  untuk  renovasi  rumah  setelah  sebelumnya  mengambil  KPR BTN.  Debitur  yang  loyal  sangat  diperlukan  dalam  peningkatan  dana
perusahaan.  Keseimbangan  antara  dana  yang  dikumpulkan  dengan  dana yang  disalurkan  akan  mempengaruhi  kesehatan  bank.  Oleh  karena  itu,
BTN Cabang Bogor harus tetap menjaga keunggulanya sebagai bank yang menyalurkan kredit perumahan terkemuka.
Peningkatan  jumlah  debitur  perlu  disesuaikan  dengan  analisis sebagai debitur yang layak. Ukuran hasil dari pengkategorian debitur yang
layak  adalah  peningkatan  nilai  kredit  kolektibilitas  1  dan  2  yang  dipicu oleh  penurunan  kredit  macet  NPL.  Dalam  penilaian  debitur  dibagi
menjadi  lima  jenis  yaitu  lancar,  dalam  perhatian  khusus,  kurang  lancar, diragukan  dan  macet.  Keterlambatan  satu  hari  dalam  pelunasan  kredit
akan  menjadikan  status  debitur  dalam  kelas  di  bawahnya.  Hal  tersebut akan  berpengaruh  pada  peningkatan  NPL.  Semakin  banyak  debitur  yang
kurang  lancar dalam pembayarannya akan  meningkatkan persentase NPL
dan  berpengaruh  pada  kinerja  perusahaan  dalam  keuangan.  Oleh  karena itu, analis kredit memerlukan ketelitian sebelum dilakukan realisasi kredit.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal