Hasil penilaian gabungan inilah yang kemudian diolah dengan prosedur AHP yang telah diuraikan sebelumnya.
3.5.5 Analisis Kepuasan Kerja dan Motivasi Karyawan
Analisis kepuasan karyawan digunakan untuk mengetahui tolok ukur pencapaian strategi tingkat komitmen karyawan pada perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran. Menurut Herzberg dalam Robbins 2001, yaitu teori motivasi-higiene menyatakan bahwa faktor intrisik
dihubungkan dengan kepuasan kerja, sementara faktor-faktor ekstrinsik dikaitkan dengan ketidakpuasan. Karakteristik kepuasan sebagai faktor-
faktor higiene ekstrinsik, yaitu kebijakan dan administrasi perusahaan, penyeliaan, hubungan antar-pribadi, kondisi kerja dan gaji. Faktor
pengukuran motivasi intrisik berkaitan dengan penekanan prestasi, pengakuan, kerja itu sendiri, tanggung jawab dan pertumbuhan.
Jawaban pendapat kuesioner kepuasan kerja dan motivasi karyawan dinilai berdasarkan Skala Likert, yaitu :
1 = sangat tidak setuju 2 = kurang setuju
3 = cukup setuju 4 = setuju
5 = sangat setuju Hasil dari kuesioner akan dihitung nilai atau skor dari setiap
pertanyaan faktor-faktor kepuasan kerja dan motivasi. Skor tersebut menunjukkan tingkat kepuasan dan motivasi karyawan terhadap faktor-
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Skala penilaian diklasifikasikan berdasarkan skala Likert, yang dapat dijelaskan pada Tabel 6.
Tabel 6. Skala penilaian kepuasan kerja dan motivasi karyawan
Skala Penilaian Klasifikasi
1 ≤ STP 1,5
Sangat tidak puas 1,5≤ TP 2,5
Kurang puas 2,5≤ CP 3,5
Cukup puas 3,5≤ P 4,5
Puas SP ≥4,5
Sangat Puas
3.5.6. Analisis Kepuasan Nasabah
Kepuasan nasabah diukur berdasarkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan PT. BTN Persero Cabang Bogor. Suatu
perusahaan dituntut untuk memiliki pelayanan yang berkualitas dan prima kepada pelanggannya agar memiliki nilai tambah bagi perusahaan
tersebut. Kepuasan nasabah adalah salah satu indikator dalam pengukuran kinerja sebuah perusahaan.
Menurut Rangkuti 2003, ciri-ciri mutu jasa dapat dievaluasi dalam lima dimensi, yaitu :
1. Reliability keandalan, yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa yang tepat dan dapat diandalkan.
2. Responsiveness cepat tanggap, yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan cepat
3. Assurance jaminan, yaitu kemampuan dan kesopanan karyawan serta sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan.
4. Empathy empati, yaitu pemahaman karyawan terhadap kebutuhan konsumen serta perhatian yang diberikan oleh karyawan.
5. Tangible kasat mata, yaitu penampilan fasilitas fisik seperti peralatan, karyawan dan sarana komunikasi.
Kelima dimensi tersebut diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu :
1 = sangat tidak puas 2 = kurang puas
3 = cukup puas 4 = puas
5 = sangat puas Hasil dari kuesioner akan dihitung nilai atau skor dari setiap
pertanyaan faktor-faktor kepuasan dan motivasi karyawan, serta kepuasan pelanggan dengan menggunakan rumus rataan berikut :
X = Σ X
n Keterangan : Σ X = jumlah data semua responden
n = jumlah responden Skala penilaian diklasifikasikan berdasarkan skala Likert, yang
dapat dijelaskan pada Tabel 7.
Tabel 7. Skala penilaian kepuasan debitur kredit perumahan dan nasabah
Skala Penilaian Klasifikasi
1≤ STP 1,5 Sangat tidak puas
1,5≤ TP 2,5 Kurang puas
2,5≤ CP 3,5 Cukup puas
3,5≤ P 4,5 Puas
SP ≥4,5 Sangat Puas
Tabel 8 menunjukkan ringkasan mengenai metode penelitian.
Tabel 8. Ringkasan metode penelitian
No Data
Indikator Jenis
Data Sumber
Data Teknik
Pengumpulan Data
Metode Pengolahan
Data 1.
Perspektif Keuangan
Perkembangan biaya operasional,
pertumbuhan DPK, pangsa pasar dan laba.
Primer dan
sekunder Perusahaan Wawancara
dan data sekunder
perusahaan Analisis
deskriptif
2. Perspektif
Pelanggan Indeks kepuasan
debitur kredit perumahan dan
nasabah Primer
Pelanggan Kuesioner
Rata-rata
Pendalaman nasabah potensial, peningkatan
jumlah nasabah, peningkatan jumlah
debitur, terjaganya loyalitas nasabah dan
pengkategorian debitur layak.
Sekunder Perusahaan Data
perusahaan Analisis
deskriptif
3. Perspektif
Proses Bisnis Internal
Waktu antrian, waktu transaksi dan waktu
penanganan keluhan Primer
Pelanggan Pengamatan
Rata-rata Peningkatan fasilitas
layanan ATM Sekunder
Perusahaan Wawancara dan data
perusahaan Analisis
deskriptif 4.
Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan
Indeks kepuasan dan motivasi karyawan
Primer Karyawan
Kuesioner Rata-rata
Jumlah diklat, tingkat partisispasi karyawan,
jumlah komputer online, jumlah kantor
pos online dan jumlah sistem jaringan kerja.
Primer dan
sekunder Perusahaan Wawancara
dan data perusahaan
Analisis deskriptif
5. Pembobotan
BSC Bobot masing-masing
perspektif, sasaran dan ukuran kinerja BSC
Primer Perusahaan Kuesioner
dan wawancara
AHP 6.
Pencapaian Target Kinerja
Persentase pencapaian target kinerja
Primer dan
sekunder Perusahaan Data
perusahaan Rasio hasil
kinerja aktual dan
diharapkan
7. Pengukuran
Kinerja BSC Persentase pencapaian
kinerja Primer
dan sekunder
Perusahaan Data perusahaan
Skor perkalian
bobot dengan pencapaian
kinerja.
IV. PEMBAHASAN