Konsep dan Dimensi Perilaku Sebagai Warga Organisasi OCB

51 publikasi atau preceding di suatu seminar pada lima periode tertentu. Faktor lamanya bekerja juga mendorong karyawan untuk berperilaku ekstra peran. Penelitian OCB sebagai variabel perantara menunjukkan bahwa OCB berkontribusi terhadap fungsi dan efektivitas unit kerja organisasi sejauh mana karyawan percaya bahwa OCB penting untuk kepentingan mereka sendiri. sarana organisasi dan individu sebagian dimediasi antara kepemimpinan kepemimpinan transformasional dan penghargaan kontingensi dan OCB. Dengan judul penelitian Leadership and Organizational Citizenship Behavior: OCB-Specific Meanings as Mediators originalitas penelitian Jiao et al 2011 ini terletak pada variabel kepemimpinan transformasional yang memediasi OCB. Pada umumnya penelitian mengenai OCB mengacu pada budaya barat, namun penelitian yang dilakukan oleh Kumar dan Bakhshi 2005 melihat OCB dari perspektif budaya lokal yaitu India. Sampel yang digunakan adalah karyawan full- time pada bermacam-macam organisasi jasa. Walaupun skala pengukunguran menggunakan terjemahan dari skala barat, namun konstruk OCB yang dikembangkan di India dibuat lebih lokal agar sampel lebih memahami pertanyaan yang diajukan. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Mearaj 2010 yang melihat pelaksanaan organizational Citizenship Behavior Ocb Inside Bahraini Organizations. Peneliti melihat dimensi-dimensi OCB serta faktor-faktor lain yang menyertainya, seperti gender, usia, ukuran organisasi, pengalaman kerja, tingkat pendidikan, dan kepuasan kerja. Yang berbeda dari penelitian ini yaitu menggunakan tiga faktor model dari Coleman and Borman yang telah diadopsi, ketiga model tersebut adalah; Interpersonal citizenship, Organizational citizenship dan Jobtask citizenship. Konteks tema penelitian yang sama dilakukan oleh Lievens dan Anseel dari 2004. Studi ini mengkaji dimensi ukuran dari sebuah OCB tertentu dalam konteks berbahasa Belanda, karena mereka beranggapan bahwa OCB telah dipelajari secara ekstensif selama bertahun-tahun di Amerika Serikat, pengukuran OCB relatif mendapat perhatian yang terbatas dalam konteks internasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk OCB yang didominasi dengan yang dipelajari di Amerika Serikat tampaknya baik untuk dipakai secara internasional walaupun ada 52 beberapa perbedaan bila diterapkan di negara lain. Dari beberapa penelitian mengenai perilaku ekstra pera OCB tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian mengenai OCB perlu memperhatikan konteks lokal, dalam artian tidak sepenuhnya dimensi OCB di barat dapat diterapkan di negara lain, namun perlu penyesuaian terutama terkait budaya lokal. OCB telah dipelajari dan diteliti pada berbagai disiplin ilmu HRM, marketing, ekonomi dan kesehatan. Efektivitas organisasi dapat tercipta dengan praktek OCB tersebut. 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu: 1 Variabel Kepemimpinan transformasional. Variabel ini dipilih karena Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi. 2 Variabel Kualitas Kehidupan Kerja quality of work life Kualitas kehidupan kerja karyawan sangat penting diperhatikan oleh pimpinan, karena secara langsung maupun tidak langsung akan memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik. Kedudukan karyawan telah menjadi mitra strategis bagi organisasi dan bukan hanya menjadi alat produksi semata. 3 Variabel Perilaku Ekstra Peran organizational citizenship behavior Variabel ini sangat menarik untuk dikaji, karena perilaku karyawan tidak semata inrole, namun juga bagaimana extra role, atau OCB ini dapat membantu karyawan mewujudkan tanggung jawab perannya. Karena dengan OCB, karyawan dapat saling membantu satu sama lain sehingga dapat menciptakan kondisi yang mampu memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi. Ketiga variabel di atas dapat dijelaskan dengan konsep sebagai berikut: 1. Definisi variabel kepemimpinan transformasional Konsep kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini mengacu pada teori yang dikembangkan oleh Bernard Bass, dimana kepemimpinan transformasional diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati, karena mampu membentuk konsensus bersama anggota grup dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kuesioner yang dipakai adalah MLQ Multifactor Leadership Questionnaire yang dikembangkan Ivancevich 1999. Kuesioner ini mengukur empat dimensi dari kepemimpinan transformasional, yaitu idealized influence, inspirational motivation, intelectual 54 stimulation, dan individualized consideration. Masing-masing dimensi diberikan 5-7 pertanyaan dalam bentuk skala likert. 2. Definisi variabel kualitas kehidupan kerja QWL Konsep kualitas kehidupan kerja pada penelitian ini merujuk pada teori Cascio 2006, yaitu mengatakan bahwa kualitas kehidupan kerja adalah sejumlah keadaan dan praktek dari tujuan organisasi. Variabel QWL ini memiliki sembilan indikator yang masing-masing indikator memuat 6-7 pertanyaan. Kuesioner tentang QWL ini memiliki banyak versi, dan pada penelitian ini mengadopsi dari Quality of Worklife Module-NIOSH, dan sebagian pertanyaan mengadaptasi dari penelitian Leo Lingham. 3. Definisi variabel perilaku ekstra peran OCB Konsep variabel perilaku ekstra peran atau OCB pada penelitian ini didasarkan dari teori Organ, yang mengasumsikan bahwa perilaku ekstra peran dapat mewakili sebuah bentuk kinerja yang lebih luas yang dapat dan berkaitan dengan tipe kepribadian dari karyawan. Perilaku yang baik dari karyawan ditunjukkan melalui lima 5 dimensi, yaitu altruism, civic virtue, constiusness, courtesy dan sportmanship. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini mengadaptasi dari penelitian Podsakoff et al 2000. Mengapa pada penelitian ini mengaitkan ketiga variabel di atas adalah karena manusia sebagai sumber daya berperan sangat penting di dalam kehidupan organisasi. Setiap strategi yang dilaksanakan organisasi diharapkan akan membawa perubahan ke arah yang baik. Peran aktif sumber daya manusia tersebut salah satunya sebagai pemimpin organisasi. Pemimpin yang baik dapat bertindak cepat dalam mengambil keputusan dan merumuskan kebijakan yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Berbagai manusia dengan tipe kepemimpinan dapat ditemukan di dalam organisasi, salah satunya adalah kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan ini bertindak sebagai motor penggerak organisasi. Kebutuhan dan keinginan yang beragam dari karyawan perlu dicermati oleh pemimpin karena dapat menciptakan suatu lingkungan kerja yang kondusif, yang disebut dengan kualitas kehidupan kerja quality of work life.