Kondisi Tutupan Karang Hidup

DCA dan pecahan karang Tabel 9. Selain itu kenaikan tutupan karang pada DPL Desa Mattiro Labangeng dalam kurun waktu 5 tahun dapat terlihat karena selain ditetapkannnya sebagai areal perlindungan, areal DPL ini juga diatur sebagai daerah “larang ambil” atau tertutup secara permanen dari berbagai aktivitas pemanfaatan yang bersifat ekstraktif pengambilan. Hasil yang sama dapat dilihat pada penelitian Christie et al. 2002, menunjukkan adanya peningkatan tutupan karang hard coral cover pada daerah yang dilindungi secara permanen, tutupan karang ini meningkat 20 sampai 46 selama periode 1984-1999. Tabel 9 Persentase penutupan bentik tahun 2008 dan 2010 Kode Kategori Persentase Tutupan Komponen Bentik 2008 2010 HC Hardcoral 26 36 SC Softcoral 3 SP Sponge 22 25 RB Rubble 4 1 S Sand 10 9 DCA Dead coral alga 28 12 DC Dead coral 2 OT Other 8 9 A Alga 3 Si Silt 2 Keterangan: : COREMAP II-LIPI 2008; : Studi ini 2010 Pengamatan pada tahun 2008 dan 2010 mengindikasikan adanya pertumbuhan organisme alga dari0 2008 menjadi 3 2010 dengan jenis alga yang ditemukan berupa Halimeda dan Turbinaria. Keberadaan alga yang tumbuh di DPL ini diduga karena Desa Mattiro Labangeng merupakan zona dalam yang berbatasan langsung dengan pesisir Kabupaten Pangkep, sehingga pengaruh dari daratan run-off Kabupaten Pangkep dapat mempengaruhi perairan desa ini khususnya daerah perlindungan laut DPL. Hal ini sesuai dengan McCook 2001 yang menyatakan bahwa keberadaan makroalga pada ekosistem terumbu karang yang terdegradasi merupakan akibat dari pengkayaan nutrient dan sedimentasi dari terrestrial run-off. Tingginya aktifitas run-off dari daratan ke perairan Desa Mattiro Labangeng biasanya terjadi pada musim barat hal ini terkait dengan curah hujan yang meningkat pada musim ini.

5.1.2 Perubahan Komposisi Komunitas

Komposisi komunitas merupakan keanekaragaman dan kelimpahan seluruh spesies yang ada dalam suatu komunitas. Perubahan komposisi komunitas merupakan salah satu indikator yang penting dalam menilai integritas suatu ekosistem termasuk kesehatan ekosistem, fungsi dan ketahanannya terhadap gangguan. Beberapa karakteristik dari komposisi komunitas dalam suatu habitat adalah kelimpahankekayaan spesies richness spesies, keanekaragaman diversity dan keseragamankemerataan evenness Pomeroy et al. 2004. Data komposisi komunitas keanekaragaman dan keseragaman sebelum penetapan DPL tidak ditampilkan karena tidak adanya ketersediaan data.

5.1.2.1 Komunitas Ikan Karang

a. Kelimpahan Ikan Karang Kelompok Target Pusat Penelitian Terumbu Karang-Universitas Hasanuddin PPTK-UH dan COREMAP II 2006 menemukan 83 individu ikan karang yang terdiri dari 20 spesies di perairan Desa Mattiro Labangeng pada tahun 2005. Jumlah ini terdiri atas 55 ekor ikan kelompok mayor yang didominasi oleh jenis ikan Halichoeres sp., 4 ekor kelompok ikan indikator dari jenis ikan Canthigaster sp., dan 24 ekor kelompok ikan target yang didominasi olehikan Lutjanus lutjanus. Namun, hasil pengamatan tersebut tidak memberikan informasi sepenuhnya tentang keberadaan spesies ikan karang. Hal ini dikarenakan tidak menampilkan kelimpahan ikan pada tahun tersebut. Berbeda dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh LIPI tahun 2008, didapatkan ikan karang sebanyak 189 individu yang terdiri dari 6 famili dan 13 spesies pada luasan area 125 m 2 dengan kelimpahan individu ikan karang sebesar 1.51m 2 . Hasil penelitian pada perairan yang sama pada tahun 2010 ditemukan lebih banyak individu, yaitu 286 individu yang terdiri dari 16 famili dan 53 spesies pada luasan area 125 m 2 dengan kelimpahan individu ikan karang sebesar 2.28m 2 Lampiran 2. Perbandingan distribusi dan kelimpahan ikan karang di perairan Desa Mattiro Labangeng pada tahun 2008 dan 2010 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Distribusi ikan karang menurut famili, jumlah spesies dan individu di DPL Desa Mattiro Labangeng No Nama Famili Jumlah Spesies dan Individu 2008 2010 Spesies Individu125 m 2 Spesies Individu125 m 2 Ikan Target 1 Acanthuridae 1 2 2 Caesionidae 5 55 3 Haemulidae 2 2 4 Lethrinidae 1 1 5 Lutjanidae 1 4 2 3 6 Scaridae 1 2 7 Scolopsidae 1 2 8 Serranidae 2 4 9 Siganidae 1 33 2 8 37 79 Ikan Indikator 10 Chaetodontidae 1 2 3 5 11 Ephippidae 1 1 2 6 Ikan Mayor 12 Apogonidae 5 21 13 Labridae 2 4 6 20 14 Pempheridae 1 4 15 Pomacentridae 7 142 19 158 16 Pomachantidae 1 1 17 Zanclidae 1 1 150 201 Total spesies dan individu 13 189 53 286 Kelimpahan 1.512 2.288 Keterangan: : COREMAP II-LIPI 2008; : Studi ini 2010 Tabel diatas menunjukkan adanya kenaikan kelimpahan berdasarkan kelompok ikan, baik kelompok ikan target, ikan indikator maupun ikan mayor. Manuputty dan Djuwariah 2009, menentukan kriteria kelimpahan ikan di terumbu karang khususnya di DPL adalah berdasarkan kelompok ikan target, karena kelompok ikan ini bernilai ekonomis dan merupakan target tangkapan nelayan. Ukuran dan kelimpahan ikan karang seperti Serranidae dan Lutjanidae dapat meningkat di DPL dalam jangka waktu yang relatif singkat McClanahan et al . 2005; Russ et al. 2005. Kelompok Ikan Target diantaranya adalah Serranidae Rock Cods, Lutjanidae Snappers, Lethrinidae Emperors, Haemulidae Sweetlips, dan Scaridae Parrotfishes English et al. 1997; Manuputty dan Djuwariah 2009. Kelompok ikan target pada tahun 2010 mengalami kenaikan dibandingkan pengamatan pada tahun 2008 dan tahun 2005, dimana berturut-turut dari tahun 2005, 2008 dan 2010 kelimpahan kelompok ikan target adalah 24 ekor, 37 ekor dan 79 ekor. Dengan demikian penentuan kriteria kelimpahan berdasarkan kelompok ikan target, didapatkan kelimpahan ikan target pada tahun 2005 termasuk kategori “Sedikit” hal ini karena jumlah individu ikan target yang didapatkan kurang dari 25 individu yakni sebanyak 24 individu, sedangkan pada tahun 2008 termasuk kategori “Sedang” hal ini karena jumlah individu ikan target didapatkan 37 individu, sementara pada tahun 2010 didapatkan jumlah individu kelompok ikan target sebanyak 79 ekor sehingga kelimpahan ikan pada tahun ini termasuk dalam kategori “Banyak”. Data transek pada pengamatan tahun 2008 dan 2010 untuk kelimpahan ikan karang tertinggi secara umum adalah genera Pomacentridae sebanyak 142 individu pada tahun 2008 dan 158 individu pada tahun 2010. Jenis ikan ini masuk dalam kelompok ikan mayor dengan rasio antar kelompok yang paling tinggi. Husain 2000 menyatakan bahwa padatnya jenis-jenis ikan ini berhubungan dengan feeding habit kebanyakan ikan-ikan dari famili Pomacentridae yang planktivores di daerah terumbu. Pada saat sekumpulan ikan Pomacentridae mencari makan, mereka cenderung membentuk schooling yang besar dan memenuhi massa air di terumbu karang. Lieske dan Myers 1994 lebih lanjut menyatakan bahwa penyebaran ikan karang ini juga merujuk pada daerah reef top dan reef edge karena memberikan penyebaran spasial secara vertikal daerah terumbu karang. b. Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman Komunitas Ikan Karang Menurut Mc Naughton dan Wolf 1998, bahwa umumnya keanekaragaman mengarah kepada keanekaragaman jenis, yang pengukurannya melalui jumlah jenis dalam komunitas dan kelimpahan relatifnya. Keanekaragaman merupakan sifat yang khas dari komunitas yang berhubungan dengan banyaknya jenis dan jumlah individu tiap jenis sebagai komponen penyusun komunitas Helvoort 1981. Hasil indeks keanekaragaman dan keseragaman komunitas ikan karang pada kawasan penelitian ditampilkan pada Lampiran 3 dan Tabel 11.