Indikator Efektivitas Terpilih dan Dampaknya

Hasil yang dicapai efektivitas dalam pengelolaan DPL Desa Mattiro Labangeng diketahui melalui pengukuran pada beberapa indikator ekologi, sosial- ekonomi dan kelembagaan dengan membandingkan data 2 tahun yang berbeda tahun 2005 dan tahun 2010. Tahun 2005 merupakan kondisi sebelum terbentuknya DPL, sedangkan tahun 2010 merupakan kondisi setelah terbentuknya DPL Desa Mattiro Labangeng. Berdasarkan analisis efektivitas menggunakan teknik Amoeba, nilai-nilai indikator secara umum setelah penetapan DPL terlihat bahwa keragaan performance indikator semakin baik dibandingkan dengan beberapa indikator sebelum adanya penetapan DPL.Hal ini dikarenakan nilai-nilai tersebut belum melewati nilai ambang batas kritis CTV. Keberhasilan pengelolaan DPL pada tahun 2010 terlihat dengan adanya peningkatan nilai setiap kriteria baik ekologi, sosial-ekonomi dan kelembagaan dibanding dengan kondisi sebelum terbentuknya DPL pada tahun 2005 yang terurai sebagai berikut:

a. Kriteria Ekologi

Persen tutupan karang hidup Pengelolaan DPL yang efektif di DPL Desa Mattiro Labangeng ditunjukkan dengan kondisi terumbu karang dari tahun ke tahun yang memiliki kecenderungan pemulihan kondisi karang yang lebih baik. Hal ini terlihat dari kondisi persentase tutupan karang hidup sebesar 20 sebelum penetapan DPL 2005 mengalami peningkatan menjadi 36 setelah adanya penetapan DPL 2010. Meski terjadi peningkatan persen penutupan, kondisi terumbu karang di perairan DPL ini tidak berada di bawah batas nilai kritis yang ditetapkan oleh Gomez dan Yap 1988 sebesar 25. Kondisi tutupan karang di perairan ini masih dalam kondisi sedang dengan tutupan kurang dari 50 dan masih dibawah kategori baik Gomez dan Yap 1988. Kelimpahan ikan target Pemulihan ekosistem terumbu karang melalui pengelolaan DPL yang efektif ini juga terlihat pada kelimpahan jumlah ikan target yang mengalami kenaikan. Terjadi kenaikan kelimpahan kelompok ikan target di perairan DPL Desa Mattiro Labangeng yakni dari 24 ekor 2005 menjadi 79 ekor 2010. Manuputty dan Djuwariah 2009 menentukan kriteria kelimpahan ikan di terumbu karang DPL berdasarkan kelompok ikan target. Hal ini dikarenakan kelompok ikan tersebut memiliki nilai ekonomis dan merupakan target tangkapan nelayan. Kenaikan ikan target pada tahun 2010 ini juga masih berada diatas nilai kritisnya 25 ekor, sehingga dari indikator ini kondisi kelimpahan ikan karang berdasarkan kelompok ikan target dapat dikatakan lebih baik dari tahun sebelumnya maupun jumlah ideal yang telah ditetapkan.

b. Kriteria Sosial-Ekonomi

Tingkat sikap masyarakat Pemahaman masyarakat Desa Mattiro Labangeng terhadap keberadaan DPL sangat ditentukan oleh informasi yang mereka dapat tentang nilai-nilai penting dari ekosistem terumbu karang tersebut. Analisis pemahaman ini didasarkan pada jawaban yang diberikan responden dan hanya dilakukan pada tahun 2010 sebagai bentuk evaluasi keberadaan DPL dengan batas kritis sebesar 25. Tingkat sikap masyarakat nelayan menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendukung keberadaan DPL, hal ini ditunjukkan dengan nilai persentase sikap dukungan masyarakat yang mencapai sebesar 86.66. Dengan demikian, indikator tersebut dapat dikatakan sebagai penentu keberhasilan dalam pengelolaan DPL. Pendapatan Kondisi perekonomian nelayan Desa Mattiro Labangeng diukur melalui pendapatan per tahun yang dibandingkan dengan Upah Minimum Kabupaten UMK sebagai nilai batas kritis. Sebelum penetapan DPL pada tahun 2005 rata- rata pendapatan nelayan Desa Mattiro Labangeng adalah Rp 1.413.500tahun. Nilai ini jauh lebih rendah dibanding dengan nilai pendapatan rata-rata nelayan setelah adanya DPL pada tahun 2010 yang mencapai Rp 7.997.625tahun dengan nilai batas kritis dari UMK sebesar Rp. 4.320.000tahun. Pendapatan nelayan pada tahun 2005 masih berada di bawah UMK, sedangkan pada tahun 2010 rata-rata pendapatan nelayan melebihi nilai UMK. Dengan demikian, berdasarkan peningkatan nilai pendapatan nelayan ini dapat dikatakan bahwa kondisi perekonomian nelayan Desa Mattiro Labangeng juga mengalami peningkatan menjadi lebih baik.