Metode Likert’s Summeted Rating

e. banyak item dan penentuan skor minimal yaitu skor jawaban terkecil dikali banyak item pernyataan. f. Menentukan nilai median, nilai kuartil 1, dan nilai kuartil 3. g. Penentuan skala yang menggambarkan skor minimal, nilai kuartil satu, nilai median, nilai kuartil ketiga, dan skor maksimal. h. Penentuan range skor dari keempat kategori sikap.

3.5.3 Analisis Efektivitas Daerah Perlindungan Laut

Evaluasi pada dasarnya adalah sebuah kegiatan untuk menguji apakah sistem yang diuji bergerak sesuai dengan rencana tujuan atau tidak. Untuk itu diperlukan sebuah set metodologi evaluasi yang dikembangkan secara partisipatif sesuai dengan kondisi lokal Adrianto 2007. Selain itu, evaluasi juga digunakan untuk menilai tingkat keberlanjutan dan tingkat pengelolaan DPL, guna memberikan gambaran efektivitas pengelolaan sumberdaya tersebut, sehingga tujuan dan sasaran DPL yang ditetapkan dapat tercapai.

3.5.3.1 Penentuan Indikator EfektivitasTerpilih Berdasarkan Stakeholder

Penentuan indikator efektivitas terpilih dalam evaluasi pengelolaan DPL Desa Mattiro Labangeng merupakan indikator efektivitas yang ada pada International Union for Conservation of Nature IUCN dalam Pomeroy et al. 2004 yang ditawarkan kepada stakeholder. Untuk menentukan indikator efektivitas terpilih initerlebih dahulu dilakukan tahap analisis stakeholder Grimble dan Chan 1995, dalam hal ini penentuan stakeholder yang memiliki kepentingan dan berpengaruh dalam memutuskan pengelolaan DPL. Langkah- langkah yang dilakukan dalam analisis stakeholder, yaitu 1 identifikasi stakeholder , metode untuk mengidentifikasi para stakeholder adalah dengan menggunakan metode kontinum dari stakeholder level makro ke level mikro. Misalnya, stakeholder di lokasi ini yang terlibat adalah stakeholder nasional Pusat dan lokal Kabupaten dan Desa, 2 mengkategorikan stakeholder dalam kelompok prioritas, keterlibatan pemangku kepentingan berdasarkan tingkat kepentingan dan pengaruh merekaterhadap proses pengambilan keputusan, dan 3 mekanisme participatif dari beberapa kelompok stakeholder melalui wawancara dan pengisian kuisioner. Penentuan indikator terpilih yang didapatkan dari stakeholder dilakukan dengan cara pemberian bobot tiap-tiap indikator. Pembobotan dilakukan dengan berdasarkan skala Likert’s, dimana bobot yang diberikan adalah 3 untuk kategori sangat penting, bobot 2 untuk kategori penting dan bobot 1 untuk kategori yang kurang penting. Untuk menentukan indikator terpilih dari masing-masing kriteria adalah dengan memilih rata-rata bobot indikator yang paling tertinggi. Penentuan indikator efektivitas terpilih dari International Union for Conservation of Nature IUCN yang ditawarkan kepada stakeholder beserta nilai kritisnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut, Tabel 4 Kriteria dan nilai ambang batas kritis Critical Threshold ValueCTV untuk indikator yang ditawarkan Kriteria Indikator yang Ditawarkan Critical Threshold Value CTV Ekologi a. Kondisi tutupan karang b. Kelimpahan Ikan Target c. Kondisi kualitas perairan 25 Gomez dan Yap 1988 25 ekor Manuputty dan Djuwariah 2009 Baku mutu kualitas air untuk terumbu karang Kepmen LH 04 tahun 2001 Sosial- Ekonomi d. Produksi perikanan tangkap e. Ketersediaan pasar f. Pendapatan g. Nilai ekonomi sumberdaya terumbu karang h. Tingkat persepsi masyarakat i. Tingkat sikap masyarakat j. Tingkat partisipasi masyarakat MSY 1 Modifikasi Pomeroy et al. 2004 Rp 4.320.000 Upah Minimum KabupatenUMK Rp 225.000.000hathn Modifikasi Munro 1984 in Cesar 1996 25Modifikasi Pomeroy et al. 2004 25 Modifikasi Pomeroy et al. 2004 25 Modifikasi Pomeroy et al. 2004 Kelembagaan k. Tingkat Partisipasi Stakeholder l. Jumlah pelatihan stakeholder 25 Modifikasi Pomeroy et al. 2004 1 Modifikasi Pomeroy et al. 2004

3.5.3.2 Evaluasi Efektivitas Daerah Perlindungan Laut

Gambaran efektivitas DPL Desa Mattiro Labangeng digunakan analisis terhadap beberapa indikator dengan menggunakan teknik Amoeba. Teknik Amoeba diperoleh dari nilai setiap pengukuran indikator yang sudah dibandingkan dengan CTV Critical Threshold Value. CTV merupakan nilai kritis atau nilai ideal dari setiap indikator yang terpilih. Dalam penelitian ini nilai CTV diambil dari data sekunder yang terdapat dalam literatur dan hasil penelitian para ahli terdahulu. Masing-masing nilai indikator memiliki konsekuensi yang berbeda terhadap CTV, dimana setiap indikator dari setiap kriteria memiliki konsekuensi positif terhadap CTV. Semakin besar jarak nilai riil saat ini dari nilai kritisnya maka semakin baik keragaan indikator tersebut Adrianto 2007. Hasil