lingkungan. Indikator yang relevan dengan daerah perlindungan meliputi oksigen terlarut dan nutrisi untuk menilai eutrofikasi, beban kontaminan untuk polutan
kimia beracun, salinitas dan kekeruhan untuk menilai run off, dan klorofil untuk produktivitas primer. Penggunaan indikator tergantung pada lokasi daerah
perlindungan. Di Florida Keys pemantauan yang dilakukan adalah memantau persentase tutupan karang hidup dan suhu air untuk mengevaluasi kondisi
terumbu karang. Di daerah lain, mungkin ada yang lebih spesifik, monitoring spesies dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk perubahan dalam kualitas
lingkungan Houde et al. 2001.
2.3.3 Indikator Sosial-Ekonomi Daerah Perlindungan Laut
Keberlanjutan sosio-ekonomi berfokus pada tingkat makro, yaitu menjaga atau meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi jangka panjang. Kesejahteraan
sosial-ekonomi ini didasarkan pada perpaduan indikator ekonomi dan sosial, dengan fokus pada manfaat berkelanjutan, distribusi manfaat antara pelaku
perikanan, dan pemeliharaan sistem kelangsungan hidup secara keseluruhan dalam ekonomi lokal dan global. Keberlanjutan sosio-ekonomi paduan antara
kriteria ekonomi tingkat rent sumber daya dan kriteria sosial distribusi ekuitas, kriteria ini tidak terpisahkan juga pada tingkat kebijakan Adrianto et al. 2004.
Indikator ekonomi dimonitoring akan memberikan informasi dalam menentukan bagaimana nilai perikanan dipengaruhi oleh daerah perlindungan laut
atau bagaimana kerangka waktu daerah perlindungan laut dapat menguntungkan jika properti ekosistem ditingkatkan dan produktivitas perikanan diperbaiki baik
dalam skala lokal maupun regional. Dalam kondisi sosial dan budaya, isu-isu kepuasan juga dapat dimonitoring, terutama melalui survei partisipasi dalam
sektor perikanan. Hasil pemantauan ekologi dan sosial ekonomi harus teratur untuk memastikan bahwa nelayan mengetahui tentang kinerja daerah
perlindungan laut Houde et al. 2001.
2.3.3.1 Valuasi Ekonomi Sumberdaya
Peran valuasi ekonomi terhadap ekosistem dan sumberdaya yang terkandung didalamnya adalah penting dalam kebijakan pembangunan. Hilangnya
ekosistem atau sumberdaya lingkungan merupakan masalah ekonomi, karena
hilangnya ekosistem berarti hilangnya kemampuan ekosistem tersebut untuk menyediakan barang dan jasa. Beberapa kasus bahkan hilangnya ekosistem ini
tidak dapat dikembalikan seperti sediakala, pilihan kebijakan pembangunan yang melibatkan ekosistem apakah akan dipertahankan seperti apa adanya, atau
dikonversi menjadi pemanfaatan lain merupakan persoalan pembangunan yang dapat dipecahkan dengan menggunakan pendekatan valuasi ekonomi. Dalam hal
ini, kuantifikasi manfaat dan kerugian cost harus dilakukan agar proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan memperhatikan aspek keadilan
Adrianto 2006. Mempertahankan sebuah kawasan ekosistem sebagai kawasan preservasi,
maka pengambil keputusan perlu mempertimbangkan biaya-biaya langsung yang diperlukan untuk menjaga kawasan tersebut ditambah dengan potensi hilangnya
manfaat pembangunan, apabila kawasan tersebut di konversi. Total biaya costs inilah yang kemudian menjadi basis bagi pengambilan keputusan dan dapat
didekati dengan metode valuasi ekonomi. Dengan demikian tujuan valuasi ekonomi pada dasarnya adalah membantu pengambil keputusan untuk menduga
efisiensi ekonomi dari berbagai pemanfaatan yang mungkin dilakukan terhadap ekosistem yang ada di kawasan. Asumsi yang mendasari fungsi ini adalah bahwa
alokasi sumberdaya yang dipilih adalah yang mampu menghasilkan manfaat bersih bagi masyarakat net gain to society yang diukur dari manfaat ekonomi
dari alokasi tersebut dikurangi dengan biaya alokasi sumberdaya tersebut. Namun demikian, siapa yang diuntungkan dan dirugikan dalam konteks nilai manfaat
masyarakat bersih net gain to society tidak dipertimbangkan dalam term economic efficiency
. Oleh karena itu, faktor distribusi kesejahteraan welfare distribution
menjadi salah satu isu penting bagi valuasi ekonomi yang lebih adil Ledoux dan Tuner 2002 in Adrianto 2006.
2.3.3.2 Pendekatan Valuasi Ekonomi