Jumlah penduduk Desa Mattiro Labangeng adalah 1028 jiwa BPS Kabupaten Pangkep 2009 dan sebanyak 80 orang adalah populasi nelayan yang
memanfaatkan daerah terumbu karang dan sekitar perairan Desa Mattiro Labangeng. Berdasarkan hasil rumus penentuan responden populasi nelayan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 28 responden. Pengambilan responden juga diambil berdasarkan kelompok masyarakat lainnya dengan tujuan mengetahui
persepsi, sikap dan partisipasi terhadap keberadaan DPL.
3.4.2 Pengumpulan Data Komponen Ekologi 3.4.2.1 Data Kualitas Perairan
Parameter kualitas air yang dibutuhkan sebagai data pendukung diukur untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam tentang kondisi terkini DPL
Desa Mattiro Labangeng. Parameter yang diukur diantaranya adalah kedalaman, kecerahan, arus, suhu, oksigen terlarut dan salinitas.
3.4.2.2 Data Komunitas Karang
Sampling data komunitas karang dilakukan 1 satu kali pada Daerah Perlindungan Laut Desa Mattiro Labangeng. Pengamatan ini dilakukan secara
langsung dengan metode Point Intercept Transek PIT. Sebelum pemasangan transek garis, terlebih dahulu menentukan keberadaan posisi transek permanen
yang dipasang sebelumnya oleh LIPI sebagai pemantauan dengan menggunakan Global Positioning System
GPS dan metode manta tow. Pada stasiun penelitian, transek garis dibentangkan sepanjang 25 meter dan diusahakan tetap berpedoman
pada garis transek permanen yang ada. Pengamatan dilakukan dengan pengulangan sebanyak 2 kali dan mencatat komponen dasar komunitas karang
pada tiap-tiap poin yang dilewati. Pencatatan data komunitas karang hidup dengan metode PIT dapat dilihat pada Gambar 3 Manuputty dan Djuwariah 2009.
Gambar 3 Pencatatan data komunitas karang dengan metode PIT.
Biota lain dan komponen abiotik lainnya juga dicatat yang menyinggung transek garis roll meter English et al. 1997. Penggolongan komponen dasar
komunitas karang berdasarkan metode PIT dan kode-kodenya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3Komponen dasar metode PIT dan kodenya
Kategori Kode
Keterangan
Dead Coral DC
Karang mati yang masih berwarna putih Dead Coral Alga
DCA Karang mati yang warnanya berubah karena ditumbuhi alga filamen
Acropora AC
Karang Acropora Non Acropora
NA Karang Non-Acropora
Soft Coral SC
Karang bentuk lunak Rubble
R Patahan karang bercabang mati
Rock RK
Substrat dasar yang keras cadas Sand
S Pasir
Silt SI
Pasir Lumpuran yang halus Alga
A Jenis-jenis Makro Alga
Sumber: English et al. 1997; Manuputty dan Djuwariah 2009
3.4.2.3 Data Ikan Karang dan Megabentos
Pengamatan ikan karang dilakukan dengan metode Underwater Visual Census
UVC, yaitu pengamatan yang dilakukan 1 satu kali di Daerah Perlindungan Laut Desa Mattiro Labangeng pada transek garis permanen
sepanjang 25 meter yang sebelumnya dipasang transek garis roll meter dengan pengulangan sebanyak 2 kali. Spesies ikan dan kelimpahannya dicatat pada 2.5
meter ke kiri dan ke kanan dari transek garis seperti yang ditampilkan pada Gambar 4 berikut Manuputty dan Djuwariah 2009,
Gambar 4 Pengamatan ikan karang dengan metode UVC. Pengamatan ikan karang yang dilakukan pada transek garis dibiarkan
selama 5 menit dengan tujuan ikan yang bersembunyi di karang pada saat pemasangan transek garis keluar dari persembunyiannya, kemudian dicatat
seluruh spesies ikan yang ada. Untuk kemudahan pengamatan, spesies ikan dibagi atas tiga kelompok utama, yaitu: 1 ikan mayor, kelompok ikan ini diantaranya
terdiri dari famili Pomacentridae, Labridae, Apogonidae, dan Pempheridae; 2