2005, 2008 dan 2010 kelimpahan kelompok ikan target adalah 24 ekor, 37 ekor dan 79 ekor. Dengan demikian penentuan kriteria kelimpahan berdasarkan
kelompok ikan target, didapatkan kelimpahan ikan target pada tahun 2005 termasuk kategori “Sedikit” hal ini karena jumlah individu ikan target yang
didapatkan kurang dari 25 individu yakni sebanyak 24 individu, sedangkan pada tahun 2008 termasuk kategori “Sedang” hal ini karena jumlah individu ikan target
didapatkan 37 individu, sementara pada tahun 2010 didapatkan jumlah individu kelompok ikan target sebanyak 79 ekor sehingga kelimpahan ikan pada tahun ini
termasuk dalam kategori “Banyak”. Data transek pada pengamatan tahun 2008 dan 2010 untuk kelimpahan
ikan karang tertinggi secara umum adalah genera Pomacentridae sebanyak 142 individu pada tahun 2008 dan 158 individu pada tahun 2010. Jenis ikan ini masuk
dalam kelompok ikan mayor dengan rasio antar kelompok yang paling tinggi. Husain 2000 menyatakan bahwa padatnya jenis-jenis ikan ini berhubungan
dengan feeding habit kebanyakan ikan-ikan dari famili Pomacentridae yang planktivores
di daerah terumbu. Pada saat sekumpulan ikan Pomacentridae mencari makan, mereka cenderung membentuk schooling yang besar dan
memenuhi massa air di terumbu karang. Lieske dan Myers 1994 lebih lanjut menyatakan bahwa penyebaran ikan karang ini juga merujuk pada daerah reef top
dan reef edge karena memberikan penyebaran spasial secara vertikal daerah terumbu karang.
b. Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman Komunitas Ikan Karang Menurut Mc Naughton dan Wolf 1998, bahwa umumnya
keanekaragaman mengarah kepada keanekaragaman jenis, yang pengukurannya melalui
jumlah jenis
dalam komunitas
dan kelimpahan
relatifnya. Keanekaragaman merupakan sifat yang khas dari komunitas yang berhubungan
dengan banyaknya jenis dan jumlah individu tiap jenis sebagai komponen penyusun komunitas Helvoort 1981. Hasil indeks keanekaragaman dan
keseragaman komunitas ikan karang pada kawasan penelitian ditampilkan pada Lampiran 3 dan Tabel 11.
Tabel 11 Indeks keanekaragaman dan keseragaman komunitas ikan karang
No Indeks
Pengamatan Tahun 2008
2010
1 Keanekaragaman H
1.731 3.244
2 Keseragaman E
0.675 0.817
Berdasarkan Tabel diatas, indeks k eanekaragaman Shannon H‟ pada
tahun 2010 sebesar 3.24 sedangkan indeks keanekaragaman pada tahun 2008 sebesar 1.73. Menurut Gray 1981, tinggi rendahnya indeks keanekaragaman
komunitas, tergantung pada banyaknya jumlah jenis dan jumlah individu masing- masing jenis. Jika jumlah jenis banyak dan jumlah individu masing-masing jenis
hampir merata maka indeks keanekaragaman akan semakin tinggi. Margalef 1972 lebih lanjut menuliskan bahwa indeks Keanekaragaman Shannon pada
umumnya memiliki kisaran nilai 1.5 – 3.5 dan hanya sedikit sekali yang mencapai
4.5. Di sisi lain, pada pengamatan pada tahun 2010 jumlah individu di setiap spesies adalah sama atau hampir sama. Kondisi tersebut ditunjukkan dari hasil
perhitungan indeks keseragaman yang hampir mendekati nilai 1. Hal berbeda ditunjukkan pada tahun 2008 dengan nilai indeks keseragaman sebesar 0.675 yang
diartikan bahwa terdapat beberapa jenis biota yang memiliki jumlah individu relatif banyak dan beberapa jenis lainnya relatif lebih sedikit.
5.1.2.2 Komunitas Megabentos
a. Kelimpahan Megabentos Hasil analisis pengamatan biota megabentos tahun 2010 di DPL Desa
Mattiro Labangeng ditemukan 14 individu megabentos pada luasan area 50 m
2
yang terdiri dari 5 jenis, yaitu Diadema urchin, Mushroom, Sea cucumber, Lobster, Giant clam
dengan kelimpahan sebesar 28 individu5000 m
2
. Hal ini lebih banyak dibandingkan dengan pengamatan yang dilakukan oleh LIPI pada
tahun 2008 yang hanya menemukan 2 individu megabentos pada luasan area 50 m
2
yang terdiri dari 2 jenis, yaitu Mushroom dan Giant clam yang berukuran besar dengan kelimpahan sebesar 4 individu5000 m
2
. Distribusi biota megabentos di DPL Desa Mattiro Labangeng dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Jumlah biota megabentos di DPL Desa Mattiro Labangeng tahun 2008 dan 2010
No Biota Megabentos
Tahun 2008
2010
1 Diadema urchin
1 2
Mushroom 1
8 3
Sea cucumber 2
4 Lobster
1 5
Giant clam sizes :
20 cm small Giant clam 1
20 cm large Giant clam 1
1
Total Individu 2
14
Keterangan: : COREMAP II-LIPI 2008; : Studi ini 2010 Populasi biota ekonomis penting yang telah dilindungi seperti kima
raksasa Tridacna dan lobster menunjukkan nilai yang sangat rendah masing- masing 1 individu pada lokasi penelitian. Organisme kima yang berukuran
kurang dan lebih dari 20 cm masing-masing hanya yang ditemukan 1 individu, fenomena ini diduga berhubungan dengan masih tingginya aktifitas pengumpulan
kima yang dilakukan sebelum adanya penandaan DPL, akibatnya organisme ini mengalami keterlambatan pemulihan. Organisme ini umumnya dimanfaatkan
untuk konsumsi maupun komersil oleh masyarakat setempat pada kebanyakan pulau daerah ini. Populasi kima mungkin akan terus berkurang hingga tingkat
kritis jika tidak dilakukan usaha perlindungan. Sementara Giant clam ditemukan dengan ukuran kecil 20 cm sebanyak 1 individu dan ukuran yang besar 20
cm sebanyak 1 individu. b. Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman Komunitas Megabentos
Hasil indeks keanekaragaman dan keseragaman komunitas megabentos ditampilkan pada Tabel 13 berikut,
Tabel 13 Indeks keanekaragaman dan keseragaman komunitas megabentos
No Indeks
Pengamatan Tahun 2008
2010
1 Keanekaragaman H
0.693 1.352
2 Keseragaman E
1.000 0.840
Berdasarkan Tabel 13, indeks keanekaragaman Shannon H‟ pada tahun 2010 adalah 1.352, nilai ini lebih tinggi dibandingkan indeks keanekaragaman
pada tahun 2008 yaitu 0.693 Lampiran 4. Hasil indeks keseragaman tahun 2010 dengan nilai 0.84 menunjukkan adanya jumlah individu yang terkonsentrasi pada
satu atau beberapa jenis. Sedangkan nilai indeks keseragaman pada tahun 2008 dengan nilai 1 menunjukkan bahwa jumlah individu di setiap spesies adalah sama
atau hampir sama. Rahayuningsih 2009 menyatakan bahwa nilai keseragaman yang tinggi menunjukkan bahwa kelimpahan individu pada suatu tempat hampir
merata, tidak ada dominasi yang sangat menonjol. Hal yang sama menurut Kartono 2006 keanekaragaman terkait dengan kelimpahan jenis dan
keseragaman jenis. Nilai keseragaman yang tinggi menunjukkan tidak ada jenis secara tunggal yang dominan.
5.1.3 Kondisi Kualitas Perairan
Lokasi pengukuran kualitas perairan dilakukan sama pada lokasi pengamatan karang di DPL Desa Mattiro Labangeng. Beberapa parameter kualitas
perairan yang diukur langsung di lokasi penelitian adalah parameter suhu perairan, salinitas, kecepatan arus, kecerahan, kedalaman, dan oksigen terlarut. Hasil
pengamatan kualitas perairan ditampilkan pada Tabel 14 berikut, Tabel 14 Hasil pengamatan kualitas perairan
No Parameter
Satuan Hasil Pengamatan
2007
2010
1 Suhu
°C 29
30 2
Kecepatan arus mdtk
0.10 0.16
3 Salinitas
o oo
35 34
4 Kecerahan
100 85.71
5 Kedalaman
m 6-7
7 6
DO ppm
6.24 6.02
Keterangan: : LEMSA 2007; : Studi ini 2010 Parameter kualitas perairan di perairan Desa Mattiro Labangeng secara
umum dapat dikatakan dalam kondisi baik, mengingat kualitas perairan masih berada pada kisaran yang menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup
organisme dan hasil pengukuran beberapa parameter menunjukkan tidak ada perbedaan yang begitu mencolok dengan pengamatan sebelumnya.