Kelimpahan Ikan Karang dan Megabentos

Keterangan: Ni = Kelimpahan ikan atau megabentos individum 2 n ij = Jumlah total individu dari spesies ke-i A = Luas total daerah pengambilan contoh m 2 Penentuan kriteria kelimpahan ikan karang di Daerah Perlindungan Laut DPL menurut COREMAP II didasarkan pada kelimpahan ikan karang kelompok Ikan Target Manuputty dan Djuwariah 2009. Kelompok Ikan Target dapat dikategorikan sebagai berikut: “Sedikit” apabila jumlah individu Ikan Target sepanjang transek 25 ekor, “Sedang” apabila jumlah individu Ikan Target sepanjang transek 25-50 ekor, “Banyak” apabila jumlah individu Ikan Target sepanjang transek 50 ekor.

3.5.1.3 Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman Komunitas Ikan Karang dan Megabentos

a. Indeks Keanekaragaman I ndeks Keanekaragaman Shannon H‟ didapatkan berdasarkan rumus Ludwig dan Reynolds 1988, Magurran 2004 di bawah ini: …………………………………………………………. 4 dimana nilai p i diperoleh dengan menggunakan rumus: ………………………………………………………………………….. 5 Keterangan: H = Indeks keanekaragaman Shannon s = Jumlah jenis p i = Proporsi jumlah individu ke-i nN n i = Banyaknya individu spesies ke-i N = Total individu seluruh spesies ln = Log natural b. Indeks Keseragaman Rasio keanekaragaman hasil pengamatan terhadap keanekaragaman maksimum disebut sebagai ukuran keseragaman, dengan rumus sebagai berikut Magurran 2004: H ……………………………………………………………………. 6 Keterangan: E = Indeks keseragaman H = Indeks keanekaragaman Shannon H maks = Keanekaragaman maksimum 3.5.2 Analisis Data Sosial-Ekonomi dan Kelembagaan 3.5.2.1 Analisis Deskriftif-Kualitatif Analisis ini digunakan untuk memaparkan data yang relevan terhadap keefektifan Daerah Perlindungan Laut yang telah diterapkan. Data dianalisis dengan perhitungan sederhana, yakni perhitungan dalam bentuk indeks, total penjumlahan dan persentase dari beberapa indikator yang ada. Hasil dari perhitungan ini digambarkan dalam bentuk grafik yakni pie charts, tabel, dan diagram. Perbandingan juga dilakukan pada beberapa indikator untuk melihat perbedaan terhadap pemanfaatan dan pengelolaan DPL yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Data kuantitatif ini juga dibandingkan dengan data sekunder yang dikumpulkan dari instansi-instansi terkait untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan mencegah adanya bias data Pollnac et al. 2000. 3.5.2.2 Analisis Gini RatioIndeks Gini Ratio Indeks GRI yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat distribusi pendapatan. Data yang dibutuhkan dalam indeks ini adalah jumlah rumahtangga atau responden dan rata-rata pendapatan atau pengeluaran rumahtangga yang sudah dikelompokkan menurut kelasnya. Rumus untuk menghitung Gini Ratio Indeks Putong 2010 sebagai berikut: ……………………………………………… 7 Keterangan: GRI = Gini Ratio Indeks fi = Frekuensi responden dalam kelas pendapatan ke-i Fc i = Frekuensi kumulatif dari total pendapatan dalam kelas pendapatan ke-i Fc i-1 = Frekuensi kumulatif dari total pendapatan dalam kelaspendapatan ke i-1 Nilai Gini Ratio Indeks berkisar antara 0 dan 1, bila GRI = 0, maka distribusi pendapatan merata mutlak sedangkan bila GRI = 1, maka distribusi pendapatan tidak merata mutlak sangat timpang. Menurut kriteria H.T Oshima Suseno 1997 in Putong 2010, nilai GRI terbagi dalam: