Sarana telekomunikasi Luas Ekosistem Mangrove, Tambak dan Kawasan Lindung Mangrove

60

c. Sarana Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Dabong juga masih sangat terbatas. Pada tahun 2009, sarana kesehatan dan tenaga medis yang dimiliki desa Dabong hanya berupa Puskesmas Pembantu, Polindes kosong, mantri dan Dukun Bayi Terlatih. Fasilitas dan tenaga kesehatan di Kawasan Studi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15.Banyaknya sarana dan tenaga kesehatan di Desa Dabong No Sarana kesehatan Satuan Jumlah 1 Puskesmas Unit - 2 Puskesmas Pembantu Unit 1 3 Polindes Unit 1 4 Dokter Orang - 5 Bidan Orang - 6 Mantri Orang 1 7 Dukun Bayi Terlatih Orang 1 8 Puskesmas Keliling air Unit - Sumber: Hasil survey Tahun 2009

d. Sarana listrik

Hingga saat ini pelayanan energi listrik dari PLN belum menjangkau Desa Dabong. Desa Dabong merupkan satu-satunya desa di wilayah administrasi kecamatan Kubu dari 19 desa yang ada yang belum mendapat pelayanan energi listrik dari PLN. Selama ini warga menggunakan mesin genset untuk memenuhi kebutuhan listriknya.

e. Sarana telekomunikasi

Sarana komunikasi yang umum di Desa Dabong berupa telepon genggam hand phone atau telepon selular GSM. Di wilayah ini hanya dapat menggunakan jasa operator seluler GSM dari 2 perusahaan yaitu Indosat dan Telkomsel. Sinyal telepon dari operator Telkomsel agak sulit, hal ini di kerenakan menara pemancarnya berada di Kubu. Sedangkan sinyal dari operator Indosat lebih mudah didapatkan karena di Desa Dabong ini sudah ada menara pemancar dari Indosat. 61

4.2. Luas Ekosistem Mangrove, Tambak dan Kawasan Lindung Mangrove

Berdasarkan hasil pengukuran dan intepretasi luas hutan mangrove yang dilakukan dengan menggunakan citra Landsat 7 ETM+ tahun 1991, 2002 dan 2007 dengan kombinasi warna RGB 542 diperoleh riwayat luas hutan mangrove dan tambak di Desa Dabong. Luas kawasan lindung mangrove di Desa Dabong diperoleh dari peta thematik SK MenHut No. 259kpts-II2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Kalimantan Barat Seluas 9 . 178 . 760 hektar. Luas hutan mangrove, tambak dan kawasan lindung mangrove di Desa Dabong dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Luas hutan mangrove, tambak dan kawasan lindung mangrove di Desa Dabong No Tutupan lahan Luas ha Penurunan luas hathn Pertambahan luas hathn 1991 2002 2007 2009 1 Hutan Mangrove 2849.01 2432.34 2346.24 - 31.42 - 2 Tambak - 328.52 522.08 564.35 - 32.63 3 Kawasan Lindung Mangrove - 4895.50 4895.50 4895.50 - - Sumber : Pengolahan Data Primer Citra Landsat ETM+7 tahun 1991, 2002 dan 2007 2009. NB : Hasil survey tahun 2009 Peta Kawasan Hutan SK MenHut No. 259kpts-II2000 Luas hutan mangrove di Desa Dabong berdasarkan hasil citra Landsat 7 ETM+ tahun 1991 adalah 2 . 849.01 ha, berdasarkan hasil citra Landsat 7 ETM+ tahun 2002 adalah 2 . 432.34 ha, sedangkan berdasarkan citra Landsat 7 ETM+ 2007 adalah 2 . 346.24 ha. Dari luasan tersebut, berarti dalam kurun waktu 16 tahun terjadi penurunan luasan 502.77 ha 17.65 atau 31.42 hatahun 1.10 per tahun. Hal ini menunjukan tingkat kerusakan mangrove di Desa Dabong sangat besar. Dari data ini terlihat luas mangrove yang hilang dalam kurun waktu lima tahun terakhir 2002-2007 sebesar 86.10 ha atau 17.22 hathn lebih rendah dari kurun waktu sebelas tahun sebelumnya 1991-2002 yaitu terjadi penurunan luas sebesar 416.67 ha atau 37.88 hathn. Tingginya penurunan luas ekosistem mangrove pada tahun 1991 sampai 2007 ini kumungkinan besar disebabkan oleh konversi wilayah hutan mangrove menjadi tambak oleh masyarakat dan juga penebangan liar. 62 Luas tambak di Desa Dabong berdasarkan hasil citra Landsat 7 ETM+ tahun 1991 adalah 0 ha tidak ada lahan tambak, berdasarkan hasil citra Landsat 7 ETM+ tahun 2002 adalah 328.52 ha, sedangkan berdasarkan citra Landsat 7 ETM+ 2007 adalah 522.08 ha. Dari luasan tersebut, berarti dalam kurun waktu 16 tahun terjadi petambahan luasan tambak sebesar 522.08 ha atau 32.63 hatahun. Hal ini menunjukan tingkat pertumbuhan luas tambak di Desa Dabong sangat besar. Dari data ini terlihat luas tambak dalam kurun waktu lima tahun terakhir 2002-2007 sebesar 193.57 ha atau 38.61 hathn lebih tinggi dari kurun waktu sebelas tahun sebelumnya 1991-2002 yaitu terjadi penambahan luas sebesar 328.52 ha atau 29.87 hathn. Peta luasan mangrove dan tambak pada tahun 1991; 2002 dan 2007 dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Peta sebaran mangrove dan tambak pada tahun 1991, 2002 dan 2007. Berdasarkan citra landsat 7 TM+ tahun 1991, luas ekosistem mangrove di Desa Dabong adalah 2 . 849.01 ha, dengan meningkatnya alih fungsi lahan 63 mangrove menjadi tambak dan penebangan kayu liar menyebabkan terjadinya penurunan luas mangrove mencapai 502.77 ha dalam kurun waktu 16 enam belas tahun, berarti luas mangrove yang tersisa sekarang adalah 2 . 346.24 ha, sehingga dapat dikatakan bahwa ekosistem mangrove di Desa Dabong pada saat ini mengalami kerusakan sebesar 17.65. Hal ini sesuai dengan pendapat Bengen 2002, bahwa penyebab degradasi mangrove diantaranya adalah akibat dari pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pesatnya kegiatan pembangunan di wilayah pesisir untuk berbagai peruntukan pemukiman, perikanan, pelabuhan dan lain-lain, tekanan ekologis pada ekosistem pesisir, khususnya ekosistem hutan mangrove semakin meningkat. Dari data luas mangrove yang ada sekarang 2 . 346.24 ha pada tahun 2007 dan dengan penurunan luas 31.42 hatahun, maka sangat mengancam kelestarian ekosistem mangrove yang tersisa. Jika penurunan luas mangrove ini dibiarkan tanpa adanya upaya pengelolaan, maka dapat dipastikan dalam kurun waktu 74.67 tahun ekosistem mangrove yang tersisa akan habis. Untuk itu diperlukan suatu upaya pengelolaan agar ekosistem mangrove yang tersisa dapat dipulihkan dan dilestarikan. Upaya pengelolaan yang dilakukan pemerintah selama ini adalah dengan penetapan kawasan hutan lindung mangrove di daerah ini. Akan tetapi penetapan kawasan lindung ini menimbulkan permasalahan dengan masyarakat desa. Luas kawasan hutan lindung mangrove di Desa Dabong sendiri adalah seluas 4895.50 ha. Area hutan mangrove dan tambak yang ada di Desa Dabong hampir semuanya berada dalam kawasan hutan lindung mangrove yang telah ditetapkan pada tahun 2000 berdasarkan SK MenHut No. 259kpts-II2000. Selain area hutan mangrove dan tambak, sebagian besar kawasan pemukiman, lahan garapan, sekolah, masjid dan bahkan pusat pemerintahan Desa Dabong juga masuk dalam kawasan hutan lindung mangrove. Perlu adanya upaya pengelolaan yang melibatkan masyarakat dan memperhatikan hak-hak masyarakat setempat agar kelestarian ekosistem mangrove berkelanjutan.

4.3. Struktur Vegetasi Mangrove