5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian kajian pengelolaan ekosistem mangrove pada kawasan hutan lindung di Desa Dabong, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan
Barat ini bertujuan untuk : 1.
Mengkaji situasi dan kondisi ekosistem mangrove. 2.
Mengkaji manfaat ekonomi hutan mangrove dan tambak. 3.
Mengkaji akar penyebab permasalahan adanya tambak, permukiman dan lahan garapan masyarakat di dalam kawasan hutan lindung mangrove
dengan menganalisis kelembagaan pengelolaan. 4.
Menentukan alternatif solusi kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove pada kawasan hutan lindung yang tepat dan berkelanjutan serta
menjembatani antara kepentingan ekologi konservasi dengan kepentingan sosial ekonomi masyarakat.
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi upaya pengelolaan kawasan ekosistem mangrove yang berkelanjutan di Desa Dabong,
Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat di masa mendatang.
1.4. Kerangka Pemikiran
Ekosistem mangrove memiliki peran yang sangat penting sebagai penyangga kehidupan di wilayah pesisir dan laut. Sebagai upaya perlindungan
ekosistem mangrove, maka pemerintah telah menetapkan sejumlah lahan di kawasan pesisir Desa Dabong menjadi hutan lindung mangrove berdasarkan SK
Menhut No 259kpts-II2000. Namun pemanfaatan ekosistem mangrove sering kali rawan terhadap konflik kepentingan. Kerusakan hutan mangrove akan
membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, baik dari sisi ekologi maupun social ekonomi.
Adanya tambak udang, pemukiman dan lahan garapan masyarakat di dalam kawasan hutan lindung mangrove serta kegiatan pengambilan kayu
mangrove secara liar pada dasarnya merupakan bentuk dari lemah atau kurang efektifnya institusikelembagaan pengelolaan hutan mengrove di daerah tersebut.
Institusi pengelolaan yang ada saat ini masih belum mampu mengatur dan mengendalikan prilaku dan berbagai pihak masyarakat untuk melestarikan dan
6 tidak merusak hutan mangrove. Hal ini menyebabkan performance yang buruk,
baik dari sisi ekologi konservasi maupun sosial ekonomi masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan analisis
kelembagaan guna mencari akar penyebab permasalahan kurang efektifnya kelembagaan selama ini. Analisis kelembagaan akan mengkajimenganalisis
berbagai situasi sebagai sumber interdependensi dan struktur kelembagaan batas yuridiksi, property right dan aturan representatif pengelolaan mangrove selama
ini serta pengaruhnya terhadap performance baik dari sisi ekologi konservasi maupun sosial ekonomi masyarakat. Sebagai penunjang dalam analisis
kelembagaan, maka perlu dilakukan juga berbagai kajian seperti: 1.
Mengkaji kondisi dan potensi mangrove dan berapa besarnya degradasikerusakan mangrove pada daerah tersebut. Pada kajian ini akan
ditelaah: a luas liputan mangrove, luas areal mangrove yang dikonversi menjadi tambak dan perubahan status lahan. b struktur dan komposisi
mangrove seperti kerapatan, frekuensi, penutupan dan indeks nilai penting species INP
i
. c kondisi fisika kimia mangrove meliputi suhu, salinitas, ph dan jenis substrat.
2. Mengkaji berapa besarnya nilai manfaat totalvaluasi ekonomi ekosistem
mangrove manfaat langsung, manfaat tidak langsung, manfaat pilihan, dan manfaat eksistensi dibandingkan dengan nilai ekonomi tambak di daerah
tersebut. 3.
Mengkaji sejarah dan pola penguasaan lahan di kawasan ekosistem mangrove Desa Dabong.
4. Mengkaji proses ditetapkannya kawasan ini menjadi status kawasan Hutan
Lindung Mangrove berdasarkan SK MenHut No.259kpts-II2000 dan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pihak pengelola kawasan untuk
penegakan status kawasan lindung sosialisasi, pengawasan dan penegakan hukum.
Output dari analisis kelembagaan ini adalah perubahan struktur kelembagaan yang akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan alternative
solusi yang tepat dan reformulasi kebijakan pengelolaan. Alternative solusi dalam pengelolaan ekosistem mangrove di kawasan hutan lindung ini diharapkan dapat
7 memberikan performance yang lebih baik, baik dari sisi ekologi konservasi
maupun sosial ekonomi masyarakat. Secara sederhana diagram kerangka berpikir kajian pengelolaan ekosistem mangrove pada kawasan hutan lindung di Desa
Dabong dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian kajian pengelolaan ekosistem mangrove pada kawasan hutan lindung di Desa Dabong
Situasi dan Kondisi Mangrove
Analisis Manfaat Mangrove Tambak
Alternatif pengelolaan yang berkelanjutan
Ekosistem Mangrove di Desa Dabong
• Alih fungsi lahan menjadi tambak • Pemukiman di dalam hutan lindung
• Pengambilan kayu Institusi Pengelolaan saat ini
Status Hutan Lindung SK MenHut No.259kpts-II2000
Reformulasi Kebijakan Pengelolaan
Lemahnya pengawasan penegakan hukum
Sejarah penguasaan lahan
Berbagai situasi sebagai sumber independensi
Performance yang lebih baik
Perubahan Institusi
Performance saat ini
Analisis Kelembagaan
2. TINJAUAN PUSTAKA