83 Tabel 28. Nilai manfaat kerang hutan mangrove Dabong
No Uraian Satuan
Jumlah 1
Jumlah penangkap kerang Orang
47.00 2
Jumlah produksi Kgthn
79 620.00 3
Harga jual RpKg
3 500.00 4
Nilai Rpthn
278 670 000.00 5
Biaya operasional Rpthn
23 220 000.00 6
Biaya investasi Rpthn
6 250 000.00 7
Pendapatan Rpthn
249 200 000.00
Sumber : Hasil olahan data primer 2009.
3. Nilai Manfaat Ale-ale
Salah satu sumberdaya perairan lainnya di ekosistem mangrove Dabong adalah ale-alekerang pasir Tellina radiate. Pemungutan ale-ale dilakukan oleh
masyarakat pesisir Dabong terutama oleh kaum perempuan. Pemungutan ale-ale menjadi perioritas kedua setelah kerang. Lokasi penangkapan ale-ale seperti
halnya kerang biasanya berada di daerah pantai atau tepi-tepi pulau dekat dengan hutan mangrove. Para pengambil Ale-ale umumnya menggunakan perahu dayung
dan alat seroktoreh untuk memungut hasil ale-ale. Masyarakat setempat banyak mengambil ale-ale terutama pada bulan-bulan Februari sampai dengan bulan Juni
dan dilakukan pada waktu air konda air laut surut Tabel 29. Tabel 29. Nilai manfaat ale-ale hutan mangrove Dabong
No Uraian Satuan
Jumlah 1
Jumlah Penangkap Ale-ale Orang
47.00 2
Jumlah produksi Kgthn
109 920.00 3
Harga jual RpKg
1 500.00 4
Nilai Rpthn
164 880 000.00 5
Biaya operasional Rpthn
19 560 000.00 6
Biaya investasi Rpthn
6 250 000.00 7
Pendapatan Rpthn
139 070 000.00
Sumber : Hasil olahan data primer 2009.
4. Nilai Manfaat Kepah
Kepah Arctica islandica juga merupakan salah satu hasil perikanan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir Dabong untuk menunjang
perekonomiannya. Pemungutan kepah merupakan prioritas terakhir setelah kerang dan ale-ale, hal ini karena harga jual kepah lebih murah dibanding kerang dan ale-
ale. Seperti halnya kerang dan ale-ale, pengambilan kepah umumnya dilakukan
84 oleh kaum perempuan dengan menggunakan perahu dayung dan alat seroktoreh.
Lokasi penangkapan kepah dilakukan di perairan sekitar hutan mangrove terutama yang bersubstrat lumpur. Pengambilan kepah umumnya dilakukan sepanjang
tahun pada waktu air konda air laut surut kecuali pada bulan November dan Desember, hal ini di kerenakan pada bulan tersebut pasang air laut terjadi pada
pagi hari Tabel 30. Tabel 30. Nilai manfaat kepah hutan mangrove Dabong
No Uraian Satuan
Jumlah 1
Jumlah penangkap kepah Orang
47.00 2
Jumlah produksi Kgthn
174 400.00 3
Harga jual RpKg
1 000.00 4
Nilai Rpthn
174 400 000.00 5
Biaya operasional Rpthn
29 440 000.00 6
Biaya investasi Rpthn
6 250 000.00 7
Pendapatan Rpthn
138 710 000.00
Sumber : Hasil olahan data primer 2009.
5. Nilai Manfaat Kepiting
Nilai manfaat langsung berikutnya dari ekosistem mangrove Pesisir Dabong adalah pengambilan kepiting Scylla serrata. Penangkapan kepiting
biasanya dilakukan tiap hari dengan menggunakan perahu dayung dengan alat tangkap bubu. Lokasi penangkapan kepiting biasanya dilakukan di sungai-sungai
kecil dan genangan air yang ada dalam hutan mangrove. Pengambilan kepiting ini dilakukan oleh masyarakat pesisir Dabung sudah sejak lama dan turun-temurun.
Nilai manfaat langsung dari pengambilan kepiting adalah Rp. 394 832 000.00 atau sebesar 33.06 dari total manfaat langsung Tabel 31.
Tabel 31. Nilai manfaat kepiting hutan mangrove Dabong No Uraian
Satuan Jumlah
1 Jumlah Penangkap Kepiting
Orang 52.00
2 Jumlah Produksi
Kgthn 20 336.00
3 Harga
RpKg 22 000.00
4 Nilai
Rpthn 447 392 000.00
5 Biaya Operasional
Rpthn 30 560 000.00
6 Biaya Investasi
Rpthn 22 000 000.00
7 Pendapatan
Rpthn 394 832 000.00
Sumber : Hasil olahan data primer 2009.
85 Berdasarkan dari manfaat langsung hasil hutan dan manfaat langsung
hasil perikanan, maka nilai manfaat langsung ekosistem mangrove dapat di hitung. Nilai manfaat langsung ekosistem mangrove Desa Dabong dapat dilihat pada
Tabel 32. Tabel 32. Nilai manfaat langsung ekosistem mangrove di Desa Dabong
No Jenis Manfaat
Nilai Manfaat Rpthn
Biaya operasional investasi
Rpthn Nilai Manfaat
Bersih Rpthn 1
Potensi Kayu 4 254 202 368.00
1 488 970 828.80 2 765 231 539.20
57.56 2
Kayu bakar 210 672 000.00
48 454 560.00 162 217 440.00
3.38 3
Cerucuk 170 100 000.00
39 123 000.00 130 977 000.00
2.73 4
Daun nipah 108 000 000.00
24 840 000.00 83 160 000.00
1.73 5
Ikan 859 500 000.00
118 570 000.00 740 930 000.00
15.42 6
Kerang 278 670 000.00
29 470 000.00 249 200 000.00
5.19 7
Ale-ale 164 880 000.00
25 810 000.00 139 070 000.00
2.89 8
Kepah 174 400 000.00
35 690 000.00 138 710 000.00
2.89 9
Kepiting 447 392 000.00
52 560 000.00 394 832 000.00
8.22 Total
6 667 816 368.00 1 863 488 388.80
4 804 327 979.20 100.00 Sumber : Hasil olahan data primer 2009.
Berdasarkan hasil perhitungan, total nilai manfaat langsung ekosistem mangrove di Desa Dabong adalah Rp. 4 804 327 979.20 tahun. Apabila dilihat
dari proporsi masing-masing jenis manfaat terhadap total manfaat langsung, persentase nilai manfaat langsung potensi kayu komersial menunjukan nilai yang
tertinggi yaitu sebesar Rp. 2 765 231 539.20 tahun 57.56 dari total manfaat langsung.
4.6. 2. Nilai Manfaat Tidak Langsung Indirect Use Value
Ekosistem mangrove di Desa Dabong memilki 3 jenis manfaat tidak langsung, yaitu : 1 manfaat tidak langsung sebagai penahan abrasi pantai, 2
manfaat tidak langsung sebagai pencegah interusi air laut, dan 3 manfaat tidak langsung sebagai penyedia unsur hara atau bahan pakan organik bagi biota air.
Metode yang digunakan adalah dalam pendekatan tidak langsung adalah metode penggantian.
1. Nilai manfaat tidak langsung penahan abrasi
Estimasi manfaat sebagai penahan abrasi didekati dengan pembangunan pemecah gelombang break water. Biaya pembangunan fasilitas pemecahan
gelombang untuk ukuran 1 x 11 x 2.5 m
3
PxLxT atau panjang 1 m dengan daya
86 tahan selama 30 tahun adalah sebesar Rp. 4 163 880.00 Kanwil PU Subdin
Pengairan Kalbar, 2000. Jika diasumsikan besarnya inflasi sebesar 9 per tahun, maka pada tahun 2009 biaya pembuatan break water dengan panjang 1 m adalah
sebesar Rp.7 536 622.80. Panjang pantai ekosistem mangrove di kawasan pesisir Dabong sebesar 20
. 431.75 m, maka biaya pembuatan pemecah gelombang
seluruhnya adalah Rp.153 .
986 .
392 .
893.90. Nilai manfaat penahan abrasi per tahun dengan umur ekonomis 30 tahun adalah sebesar Rp.5 132 879 763.13.
2. Nilai manfaat tidak langsung pencegah interusi air laut
Manfaat ekosistem mangrove sebagai penahan interusi air laut diestimasi setara dengan nilai turunnya produksi dan kualitas padi akibat lahan sawah
terinterusi air laut. Berdasarkan dari inventarisasi LPP Mangrove 2007, produksi padi rata-rata di Desa Nipah Panjang sebelum interusi air laut sebesar 2
tonhatahun. Setelah terjadi interusi air laut, produksi padi rata-rata menurun menjadi 0.74 tonhathn. Sehingga terjadi penurunan produksi padi sekitar 1.26
tonhatahun. Nilai penerimaan yang hilang akibat interusi air laut adalah sebesar Rp.3
. 150
. 000.00 hathn dengan asumsi harga padi yang berlaku Rp.2
. 500.00 kg.
Apabila luas sawah di sekitar kawasan ekosistem mangrove Dabong sebesar 360 ha, maka total turunnya nilai produksi padi yang dapat terjadi apabila
terjadi interusi air laut adalah sebesar 453.6 tonthn atau Rp.1 .
134 .
000 .
000.00 per tahun. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka saat ini ekositem mangrove
Dabong memberikan manfaat tidak langsung dari fungsi pecegahan interusi air laut sebesar Rp.1
. 134
. 000
. 000.00 per tahun.
3. Nilai manfaat tidak langsung penyedia unsur hara