5. Nilai Manfaat Ekonomi Total Ekosistem Mangrove

89 Tabel 34 lanjutan. Tingkat Pendidikan Kisaran Nilai valuasi Rpha Responden orang Jumlah Nilai Rp SMP 4000000-4500000 2 8000000 5000000-5500000 3 15500000 6000000-6500000 3 18500000 7000000-7500000 2 14000000 8000000-8500000 1 8000000 Rata-rata 5818181.82 SMA ke atas 6000000-6500000 1 6000000 7000000-7500000 1 7000000 8000000-8500000 2 16500000 9000000-9500000 2 18000000 10000000-10500000 1 10000000 11000000-11500000 2 22000000 12000000-12500000 1 12000000 Rata-rata 9150000 Jumlah total 282000000 Rata-rata total 5640000 Sumber : Hasil olahan data primer 2009. Berdasarkan perhitungan di atas maka nilai keberadaan ekosistem hutan mangrove yang diberikan oleh masyarakat sekitar kawasan rata-rata sebesar Rp. 5 . 640 . 000.00 per hektar per tahun. Jika luas hutan mangrove di Dabong sebesar 2 . 346.24 ha, maka secara total nilai manfaat keberadaan ekosistem mangrove kawasan Dabong adalah sebesar Rp. 13 232 793 600.00 per tahun.

4.6. 5. Nilai Manfaat Ekonomi Total Ekosistem Mangrove

Hasil penilaian identifikasi manfaat-manfaat yang diperoleh pada ekosistem Mangrove Desa Dabong. selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 35. Tabel 35. Total nilai manfaat ekosistem mangrove Desa Dabong. No Jenis Manfaat Nilai Manfaat RpThn Nilai Manfaat Rata-rata RpHaTh 1 Manfaat Langsung 4 804 327 979.20 2 047 671.16 19.25 2 Manfaat Tidak Langsung 6 566 145 320.03 2 798 582.12 26.31 3 Manfaat Pilihan 354 751 488.00 151 200.00 1.42 4 Manfaat Keberadaan 13 232 793 600.00 5 640 000.00 53.02 Jumlah 24 958 018 387.23 10 637 453.28 100.00 Sumber : Hasil olahan data primer 2009. 90 Berdasarkan hasil nilai seperti tersebut di atas menunjukkan bahwa nilai manfaat keberadaan menunjukkan angka yang paling tinggi 53.02 disusul nilai manfaat tidak langsung 26.31 kemudian nilai manfaat langsung 19.25 serta terakhir yang paling rendah adalah nilai manfaat pilihan 1.42. Dari hasil penilaian yang diperoleh menunjukkan bahwa ekosistem hutan mangrove Desa Dabong mempunyai peranan cukup besar yang dirasakan langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat terutama sebagai sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari serta sebagai pengendali kualitas lingkungan terutama sebagai penahan abrasi pantai, penahan intrusi air laut maupun penjaga kestabilan siklus makanan bagi biota perairan. Jika dibandingkan dengan nilai manfaat ekonomi tambak, nilai total manfaat ekosistem mangrove Desa Dabong memiliki nilai yang jauh lebih tinggi. Nilai total manfaat ekosistem mangrove adalah sebesar Rp.10 . 637 . 453.28 per hektar per tahun, sedangkan nilai ekonomi tambak hanya sebesar Rp.3 . 561 . 772.66 per hektar per tahun. Akan tetapi, jika nilai ekonomi tambak dibandingkan dengan manfaat langsung ekosistem mangrove, maka nilai ekonomi tambak memiliki nilai yang lebih besar. Nilai ekonomi tambak sebesar Rp.3 . 561 . 772.66 per hektar per tahun, sedangkan nilai manfaat langsung ekosistem mangrove hanya sebesar Rp. 2 . 047 . 671.16 per hektar per tahun. Nilai manfaat langsung ekosistem mangrove yang lebih rendah dari nilai ekonomi tambak menunjukan adanya ancaman terhadap kelestarian ekosistem mangrove akibat konversi lahan mangrove menjadi tambak. Hal ini ini dikarenakan secara langsung yang dirasakan masyarakat, manfaat ekonomi tambak lebih menguntungkan dibandingkan dengan pemanfaatan ekosistem mangrove secara langsung. Akan tetapi, dengan memperhatikan nilai ekonomi total yang diperoleh, ternyata ekosistem mangrove mempunyai manfaat dan fungsi yang sangat penting sebagai sumber daya ekonomi maupun sumberdaya ekologi bagi kehidupan masyarakat yang berada disekitarnya dibandingkan hanya untuk tambak semata. Oleh karena itu keberadaan kondisi fisik ekosistem hutan mangrove di Desa Dabong harus tetap dipelihara sebagai aset pembangunan, baik oleh masyarakat setempat maupun instansi terkait lainnya dan tetap memperhatikan hak-hal 91 masyarakat setempat. Dengan demikian harapan kegiatan pembangunan yang berkelanjutan sustainable development di Desa Dabong dapat terwujud. Menurut Mc Neely 1998, masyarakat wilayah pesisir khususnya yang berkaitan dengan hutan mangrove secara turun-temurun telah melaksanakan berbagai pemanfaatan hutan mangrove sebagai sumber ekonominya, sehingga dampak dari kerusakan tidak dapat dihindarkan kecuali dengan adanya pengelolaan yang tepat.

4.7. Nilai Ekonomi Tambak di Kawasan Hutan Mangrove Dabong