72
Jalur 1
Jalur 2
Jalur 3
Jalur 4
Jalur 5
Jalur 6
Avicennia alba
13.36 0.00
15.15 8.72
0.00 11.10
Bruguiera gymnorrhiza
4.16 67.72
51.04 140.15
34.00 66.35
Rhizophora apiculata
263.54 221.21
209.97 137.72
254.03 213.06
Sonneratia alba
18.95 0.00
23.85 10.51
11.98 9.49
Xylocarpus granatum
0.00 0.00
0.00 2.90
0.00 0.00
Xylocarpus moluccensis
0.00 11.07
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 50.00
100.00 150.00
200.00 250.00
300.00
IN P
Pohon
Gambar 15. Indeks Nilai Penting komunitas mangrove tingkat pohon pada setiap jalur pengamatan
4.4. Keanekaragaman Fauna
Di samping komunitas tumbuhan mangrove, ekosistem mangrove di pesisir Dabong ini juga memiliki berbagai keanekaragaman fauna. Komunitas
fauna hutan mangrove membentuk percampuran antara dua kelompok: 1 Kelompok fauna daratanterestrial yang umumnya menempati bagian atas kolom
darat dan udara. 2 Kelompok fauna perairanakuatik, yang terdiri atas dua tipe, yaitu: yang hidup di kolom air, terutama berbagai jenis ikan dan udang ; yang
hidup menempati substrat baik keras akar dan batang pohon mangrove maupun lunak lumpur, terutama kepiting, kerang dan berbagai jenis lainnya.
Menurut Bengen 2001 bahwa komunitas fauna hutan mangrove membentuk percampuran anatara dua kelompok, yaitu kelompok fauna
daratanterestrial yang umumnya menempati bagian atas pohon mangrove dan kelompok fauna perairanakuatik yang hidup dalam kolom air.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan hasil wawancara dengan masyarakat, kawasan mangrove di pesisir Dabong memiliki berbagai jenis
satwafauna yang terdiri dari fauna akuatik maupun fauna teresterial. Fauna tersebut meliputi mamalia, burung, reptilia, amphibia, crustacea, molusca, dan
ikan yang semuanya hidup dan berasosiasi di ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove menyediakan makanan dan tempat perlindungan serta tempat tinggal
bagi satwafauna tersebut.
73 Pada lokasi penelitian, fauna akuatik jenis krustacea yang banyak dijumpai
di ekosistem mangrove pesisir Dabong adalah jenis kepiting dan udang seperti, kepiting bakau Scylla serrata, udang putih Panaeus merguiensis, dan udang
rebon Panaeus latisulcatus. Untuk fauna akuatik jenis molusca yang banyak ditemui meliputi kepah Arctica islandica, ale-alekerang pasir Tellina radiate
dan kerang Anadara sp.. Beberapa jenis ikan yang banyak ditemukan adalah ikan belanak Liza melanopetera, kakap Lutjanus sp., kerapu Epinephalus sp.
dan sembilang Plotusus canius. Sedangkan pada terestrial, fauna yang sering dijumpai untuk jenis mamalia
adalah monyet Macaca sp., kelelawar Pteropus sp. dan berang-berang sumatera Lutra sumatrana. Pada lokasi pesisir Dabong ini bahkan terdapat fauna
endemic yaitu kelelawar ladam kalimantan Rhinolophus borneensis. Fauna tersterial jenis burung yang banyak ditemui adalah jenis burung pantai, antara lain
burung blekok Ardeola speciosa, kuntul Egyretta alba, cangak Ardea cinerea, kowak Nycticorax nycticorax, bambangan Ixobrychus sp., sirindit Loriculus
pusillus dan raja udang Halcyon chloris. Fauna teresterial jenis reptilia dan
amphibia yang banyak di temui pada lokasi penelitian antara lain biawak Veranus salvator, kadal Eutropis multifasciata, kadal mangrove Emonia
atrocostata , dan berbagai jenis ular seperti ular bakau Boiga dendrophylla dan
ular air Cerberua rynchopa Lampiran 9.
4.5. Kondisi Fisik Lingkungan Ekosistem Mangrove