42
Gambar 7. Tipologi nilai ekonomi total Hufschmidt et al. 1996 mengelompokkan metode valuasi ekonomi
berdasarkan pendekatan harga pasar actual market based methods dan berdasarkan pendekatan survey atau penilaian hipotesis. Pendekatan berorientasi
pasar telah mencakup berbagai metode valuasi yang dikemukakan oleh Dixon dan Hudgson 1988. Pendekatan berdasarkan survey survey based methods, terdiri
dari metode pendekatan berdasarkan kondisi lapangan contingen valuation methods
dan metode kesesuaian manfaat benefit transfer methods. Mengacu pada Adrianto 2006, nilai ekonomi total manfaat ekosistem
mangrove di Desa Dabong adalah:
1. Manfaat Langsung ML
Manfaat langsung yaitu manfaat yang dapat diperoleh secara langsung dari ekosistem hutan mangrove yang terdiri dari manfaat langsung hasil hutan dan
manfaat langsung hasil perikanan. Manfaat langsung tersebut dapat diuraikan dalam persamaan :
a. Manfaat Langsung Hasil Hutan MLH
∑
=
=
n i
i
H MLH
1
Keterangan: H
i
= manfaat langsung hasil hutan ke i Total Economic value
Non-Use Use value
Direct Use value
Indirect Use value
Option value
Existance value
43 b.
Manfaat Langsung Hasil Perikanan MLP
∑
=
=
n i
i
P MLP
1
Keterangan: P
i
= manfaat langsung hasil perikanan ke i c.
Secara keseluruhan, manfaat langsung dari pemanfaatan hutan mangrove dapat dituliskan sebagai berikut :
MLP MLH
ML +
= Keterangan:
ML =
manfaat langsung
MLH = manfaat langsung hasil hutan
MLP = manfaat langsung hasil perikanan
2. Manfaat Tidak Langsung MTL
Manfaat tidak langsung yaitu manfaat yang diperoleh dari suatu ekosistem secara tidak langsung. Manfaat tidak langsung terdiri dari manfaat sebagai
penahan abrasi pantai, pencegah interusi air laut, dan sebagai penyedia unsur hara, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
MTLh MTLi
MTLa MTL
+ +
= Keterangan:
MTLe = manfaat tidak langsung penahan abrasi pantai
MTLb = manfaat tidak langsung pencegah interusi air laut
MTLh = manfaat tidak langsung penyedia unsur hara
3. Manfaat Pilihan MP
Manfaat pilihan yaitu menunjukkan kesediaan seseorang untuk membayar kelestarian sumberdaya bagi pemanfaatan di masa depan. Nilai manfaat pilihan
diestimasi dengan mengacu pada nilai keanekaragaman hayati biodiversity hutan mangrove di Indonesia, yaitu US 1
. 500 kmtahun atau US 15hatahun
Ruitenbeek 1994. Nilai tersebut dihitung berdasarkan nilai tukar rata-rata US terhadap Rupiah pada saat penelitian. Manfaat pilihan MP tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut : MP
= MPbi Keterangan: MPbi
= manfaat pilihan biodiversity
44
4. Manfaat Eksistensi ME
Manfaat eksistensi atau existence value yaitu manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dari keberadaan hutan mangrove setelah manfaat lainnya dikeluarkan
dari analisis yang diformulasikan sebagai berikut : ME =
∑
= n
i i
n ME
1
Keterangan: ME
i
= manfaat eksistensi dari responden ke-
i
n = jumlah contoh atau responden
Tahap kuantifikasi seluruh manfaat dan fungsi ke dalam nilai uang dilakukan setelah seluruh manfaat dan fungsi ekosistem hutan mangrove telah
diidentifikasi. Teknik kuantifikasi yang digunakan adalah : 1.
Nilai Pasar : pendekatan ini digunakan untuk mengkuantifikasi harga berbagai komoditas yang langsung dapat dipasarkan. Pendekatan ini
dilakukan untuk menilai manfaat langsung hutan mangrove yang terdiri dari nilai hasil hutan, hasil perikanan dan hasil tambak.
2. Harga Tidak Langsung : pendekatan ini digunakan bila mekanisme pasar
gagal memberikan nilai pada komponen sumberdaya yang diteliti, misalnya karena komponen tersebut belum memiliki pasar. Pendekatan ini digunakan
untuk mengkuantifikasi nilai manfaat tidak langsung ekosistem hutan mangrove.
3. Contingent Valuation Method : digunakan untuk mengkuantifikasi manfaat
keberadaan dari ekosistem yang diteliti. Untuk itu dalam survei digunakan dua model pertanyaan terbuka dan pertanyaan pilihan.
4. Nilai Ekonomi Total adalah penjumlahan seluruh nilai manfaat yang telah
diidentifikasikan yaitu nilai manfaat langsung, nilai manfaat tidak langsung, nilai manfaat pilihan dan nilai manfaat keberadaan.
Berdasarkan persamaan diatas, nilai ekonomi total dari pemanfaatan hutan mangrove dapat dituliskan dalam persamaan :
ME MP
MLT ML
NET +
+ +
=
45 Keterangan:
NET = nilai ekonomi total
ML = manfaat langsung
MTL =
manfaat tidak
langsung MP
= manfaat
pilihan ME
= manfaat
eksistensi
3.3.4. Analisis nilai manfaat ekonomi tambak
Analisis nilai ekonomi tambak sangat diperlukan untuk dibandingkan dengan nilai manfaat ekonomi ekosistem mangrove, sehingga dapat diketahui
mana yang lebih menguntungkan secara ekonomi jika mangrove dibiarkan lestari dengan dikonversi menjadi lahan tambak. Pembuat dan pengambil kebijakan perlu
mempertimbangkan nilai manfaat ekonomi ekosistem mangrove dan tambak untuk menentukan kebijakan yang tepat. Nilai manfaat ekonomi tambak NMET
dapat dihitung dalam persamaan berikut ini:
Keterangan: HPr = hasil panen rata-rata
Hjr = harga rata-rata BT = biaya tetap biaya investasi
BO = biaya operasional pakan + tenaga kerja + perawatan, dan lain-lain
3.3.5. Analisis pandangan masyarakat terhadap pengelolaan ekosistem mangrove
Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap pengelolaan ekosistem mangrove di Desa Dabong dilakukan dengan
mengajukan kuisionerpertanyaaan tertutup kepada 50 responden masyarakat. Pertanyaan yang diajukan terbagi menjadi 7 kelompok pertanyaan, antara lain : a
pemahaman tentang hutan mangrove dan manfaatnya 8 pertanyaan, b partisipasi dalam pelestarian hutan mangrove 4 pertanyaan, c pandangan
terhadap institusi pemerintah yang terkait dengan pengelolaan mangrove 5 pertanyaan, d pandangan tentang status lindung mangrove 6 pertanyaan, e
pandangan tentang proses penetapan kawasan mangrove menjadi status lindung 4 pertanyaan, f pandangan tentang proses penegakan status lindung mangrove
BO BT
- Hjr
HPr NMET
+ =
x
46 oleh institusi pengelola 5 pertanyaan, dan g pandangan tentang tambak dan
penebangan kayu di dalam kawasan lindung mangrove 2 pertanyaan. Hasil jawaban dari responden tersebut selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan rating scale, yaitu jumlah total hasil wawancara di bagi dengan jumlah skor kriterium skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah responden
dan kemudian di kalikan dengan 100 untuk mendapatkan persentasinya. Kategori tingkat nilai N yang diberikan pada hasil wawancara pengelolaan ekosistem
mangrove di Desa Dabong adalah sebagai berikut: - N 75
= Sangat Baik, dengan nilai 4 - 50 N ≤ 75
= Baik, dengan nilai 3 - 25 N ≤ 50
= Buruk, dengan nilai 2 - N ≤ 25
= Sangat Buruk, dengan nilai 1
3.3.6. Analisis kelembagaan
Untuk mengevaluasi strategi dan pendekatan dari pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan lindung mangrove di Desa Dabong, dapat dilakukan dengan
analisis kelembagaan. Oleh karena pengelolaan kawasan hutan lindung mangrove merupakan suatu himpunan aturan untuk akses dan kontrol terhadap sumberdaya
alam, maka merupakan bentuk dari suatu sistem kelembagaan. Kelembagaaninstitusi merupakan aturan main, norma-norma, larangan-
larangan, kontrak, dan lain sebagainya dalam mengatur dan mengendalikan perilaku individu dalam masyarakat atau organisasi. Teori kelembagaan ditujukan
untuk mengetahui, menjelaskan dan memprediksi dampak dari aturan main serta membahas bagaimana perubahan suatu aturan dapat mempengaruhi kinerja
pengelolaanekonomi. Untuk mengembangkan kelembagaan pengelolaan ekosistem mangrove agar efektif dan menghasilkan keragaanperforma yang baik,
maka beberapa hal yang perlu dipahami dan dianalisis antara lain: 1 berbagai situasi sebagai sumber interdependensi, 2 struktur kelembagaan batas yuridiksi,
property right dan aturan representatif, dan 3 pengaruh kelembagaan terhadap
keragaanperforma. Analisis kelembagaan dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif
kualitatif terhadap perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan
47 lindung mangrove. Untuk merubah perilaku behavior masing-masing
stakeholder sehingga dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik perlu dilakukan
perubahan terhadap unsur-unsurstruktur kelembagaan seperti yang dinyatakan oleh Pakpahan 1989 yang meliputi tiga unsur utama, yakni:
a. Batas Yurisdiksi
Batas yuridiksi adalah batas wilayah kekuasaan atau batas otoritas yang dimiliki suatu lembaga atau kedua-duanya, batas yuridiksi menentukan siapa
dan apa yang tercakup dalam organisasi. Batas yuridiksi juga dapat berimplikasi ekonomi para pihak yang terlibat dalam yuridiksi tersebut.
b. Hak Penguasaan
Konsep property right atau kepemilikan muncul dari konsep hak right dan kewajiban obligations yang didefinisikan atau diatur oleh hukum, adat,
tradisi, atau konsensus yang mengatur hubungan antar anggota masyarakat dalam hal kepentingannya terhadap sumberdaya. Oleh karena itu tidak ada
seorangpun yang dapat menyatakan hak milik atau penguasaan tanpa pengesahan dari masyarakat dimana dia berada. Implikasi dari hal ini adalah
hak seseorang adalah kewajiban dari orang lain seperti dicerminkan oleh hak kepemilikan ownership adalah sumber kekuatan untuk akses dan kontrol
terhadap sumberdaya Pakpahan 1989. c.
Aturan representasi Aturan representasi mengatur permasalahan siapa yang berhak berpartisipasi
terhadap apa dalam proses pengambilan keputusan. Keputusan apa yang diambil dan apa akibatnya terhadap performance, akan ditentukan oleh
kaidah-kaidah representasi yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam proses ini bentuk bentuk parisispasi tidak ditentukan oleh
rupiah seperti halnya aturan representasi melalui pasar. Partisipasi lebih banyak ditentukan oleh keputusan politik organisasi.
48
4. HASIL DAN PEMBAHASAN