Nilai Manfaat Kayu Mangrove Komersial Nilai Manfaat Kayu Bakar

78 tempat tinggalnya seperti sebagai tempat untuk mencari hasil ikan dan hutan. Oleh karena itu, setiap aktifitas pemanfaatan sumberdaya dari ekosistem mangrove perlu dikaji secara cermat demi peningkatan kesejahteraan masyarakat tanpa mengabaikan hak pemanfaatan bagi generasi yang akan datang. Nilai manfaat total ekosistem mangrove di pesisir Dabong terdiri dari 4 empat kategori, yaitu : 1 nilai manfaat langsung, 2 nilai manfaat tidak langsung, 3 nilai manfaat pilihan, dan 4 nilai manfaat keberadaan. Penaksiran nilai manfaat ekosistem mangrove berpedoman pada keadaan di lokasi penelitian dan didukung oleh berbagai data sekunder. Berdasarkan hasil identifikasi dan inventarisasi di lapangan, nilai manfaat ekosistem mangrove di Pesisir Dabong dijabarkan pada sub-bab berikut ini.

4.6. 1. Nilai Manfaat Langsung Direct Use Value

Nilai manfaat langsung dari ekosistem mangrove di Pesisir Dabong, diindentifikasi dari beberapa kegiatan pemanfaatan ekosistem mangrove yang dilakukan oleh masyarakat secara langsung sebagai pemenuhan kebutuhan dan mata pencahariannya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut merupakan kegiatan yang dapat memberiakan nilai manfaat langsung bagi mereka. Nilai manfaat langsung tersebut terdiri dari nilai manfaat hasil hutan dan nilai manfaat hasil perikanan.

a. Nilai Manfaat Hasil Hutan

Ekosistem mangrove di Pesisir Dabong memiliki manfaat langsung berupa hasil hutan yang cukup besar bagi masyrakat disekitarnya. Manfaat hasil hutan yang baru dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat baru meliputi kayu bangunankomersial, kayu bakar, cerucuk dan daun nipah. Pendekatan yang digunakan adalah dengan menghitung jumlah jenis produk langsung dari hasil hutan mangrove yang dapat dinikmati oleh masyarakat dikalikan dengan harga pasar yang berlaku dari setiap unit produksi.

1. Nilai Manfaat Kayu Mangrove Komersial

Ekosistem mangrove di Pesisir Dabong memiliki potensi kayu mangrove yang cukup besar. Volume kayu ini dapat diestimasi dengan mengukur tinggi dan 79 diameter pohon serta jumlah pohon. Semakin besar jumlah, tinggi dan diameter pohon, maka semakin besar pula volume kayu. Berdasarkan dari inventarisasi LPP Mangrove 2007, potensi volume kayu mangrove komersial untuk pulau Dabong dan pulau Tiga rata-rata adalah sebesar 181.32 m 3 ha. Metode yang digunakan dalam pendekatan nilai manfaat langsung kayu komersial adalah metode nilai pasar Tabel 23. Tabel 23. Nilai manfaat potensi kayu komersial No Uraian Satuan Jumlah 1 Luas hutan mangrove Ha 2 346.24 2 Potensi kayu komersial m 3 ha 181.32 3 Harga jual Rpm 3 200 000.00 4 Nilai total Rp 85 084 047 360.00 5 Nilai daur 20 tahun Rpthn 4 254 202 368.00 6 Biaya 35 dari Nilai Rpthn 1 488 970 828.80 7 Pendapatan Rpthn 2 765 231 539.20 8 Pendapatan per hektar Rpthn 1 178 580.00 Sumber : Hasil olahan data primer 2009.

2. Nilai Manfaat Kayu Bakar

Kayu bakar merupakan kebutuhan mendasar sebagai sumber energi bagi masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Potensi kayu bakar, ranting-ranting kayu mangrove di hutan mangrove masih merupakan salah satu alternatif sumber energi atau sebagai kayu bakar untuk keperluan memasak bagi sebagian masyarakat pesisir Dabong. Selain memenuhi kebutuhan kayu bakar untuk keperluan rumah tangga, kayu bakar dari hutan mangrove juga dijual sebagi pendapatan masyarakat setempat. Pemanfaatan kayu bakar pada umumnya di lakukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan hutan mangrove, sedangkan sebagian masyarakat lainnya memanfaatkan arang tempurung kelapa, dan kompor minyak sebagai sumber energibahan bakar. Jenis kayu bakar yang banyak digunakan masyarakat adalah jenis bakau. Hal ini dikarenakan sifat bakat jenis kayu bakau sangat baik dan apinya tahan lama. Pemungutan kayu bakau biasanya dilakukan di areal yang tidak jauh dari pemukiman masyarakat atau dekat dengan aktivitas sehari-hari masyarakat dengan menggunakan perahu kayuh sebagai pengangkut. Namun seiring dengan pertambahan penduduk tentunya 80 kebutuhan akan kayu bakar sangat banyak sehingga dengan sendirinya masyarakat terdorong untuk mengambilnya jauh kedalam kawasan hutan mangrove Tabel 24. Tabel 24. Nilai manfaat kayu bakar hutan mangrove Dabong No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah pengambil kayu bakar Orang 28.00 2 Jumlah produksi Ikatthn 30 096.00 3 Harga jual Rpikat 7 000.00 4 Nilai Rpthn 210 672 000.00 5 Biaya operasional Rpthn 42 134 400.00 6 Biaya investasi Rpthn 6 320 160.00 7 Pendapatan Rpthn 162 217 440.00 Sumber : Hasil olahan data primer 2009.

3. Nilai Manfaat Kayu Cerucuk