35
5. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan.
6. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Prasarana.
7. Permendiknas Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. 8.
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan. 9.
Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar Pembiayaan. 10.
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. 11.
Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Penjaminan Mutu Pendidikan. 12.
Rencana Strategis Kemendiknas Tahun 2010 - 2014. 13.
Pedoman ringkas SMA Model SKM - PBKL - PSB Tahun 2007.
4.2 Pengumpulan data
Untuk memperoleh gambaran proses bisnis, data, aplikasi dan teknologi informasi yang digunakan maka perlu dilakukan pengumpulan data dengan cara
metode observasi dan wawancara. Metode observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan
yang sedang dilakukan dengan disertai dengan pendataan. Pengamatan langsung yang dilakukan di SMA Plus PGRI Cibinong ini akan sangat efektif dan efisien
karena akan menemukan keadaan yang sesungguhnya dari sistem saat ini tanpa ada rekayasa. Observasi dilakukan dengan mengamati perilaku para pembuat
keputusan dalam hal ini para unsur pimpinan dan pendidik, mengamati kegiatan yang sedang dilakukan oleh semua stakeholder yang akan terkait langsung dengan
sistem informasi yang akan dibangun, mengamati kondisi fisik yang berkaitan dengan sarana prasarana dan teknologi informasi dengan cara mencocokan antara
keadaan sekolah saat ini dengan kuesioner yang telah disusun sebelumnya. Hasil kuesioner tersebut terdapat pada Lampiran 1. Untuk metode wawancara dilakukan
untuk mendapatkan informasi yang tidak bisa dilihat secara langsung tapi membutuhkan penjelasan dari pihak-pihak terkait. Sumberdata yang dimaksud
disini adalah 40 pendidik, 120 peserta didik, 20 staff dan 6 unsur pimpinan. Dari metode observasi dan wawancara diperoleh hasil bahwa sekolah belum
sepenuhnya menerapkan 8 delapan Standar Nasional Pendidikan. Adapun Standar yang belum terpenuhi secara maksimal adalah Standar Sarana Prasarana,
36
Standar Pengelolaan, Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan dan Standar Kompetensi Lulusan Tabel 4.
Tabel 4 Hasil analisis SNP yang belum tercapai
No SNP
Indikator Penilaian
1 Standar sarana prasarana
• Rombongan belajar maksimum 27 orang
0.00 •
Jumlah minimum ruang kelas dengan jumlah peserta didik
3.00 •
Ruang kelas terpasang perangkat TIK 2.00
• Ruang laboratorium menampung 1 rombongan
belajar 0.00
• Hotspot di lingkungan sekolah
2.00 •
Komputer sumber belajar untuk peserta didik dan pendidik
2.00 •
Seluruh jaringan komputer sekolah sudah terhubung internet
2.00 2
Standar pengelolaan •
Struktur organisasi belum disertai uraian tugas 2.00
• Memiliki program kerja sekolah namun tidak
memenuhi pengembangan PBKL 2.00
• Pelacakan alumni
0.00 3
Standar pendidik dan tenaga kependidikan
• Kualifikasi pendidik
3.00 •
Kesesuaian pendidikan pendidik dengan mata pelajaran yang diajarkan
3.00 •
Pendidik bersertifikat guru 1.00
4 Standar kompetensi
lulusan •
Presentasi lulusan yang diterima di perguruan tinggi
3.00 •
Kelengkapan dokumen penetapan KKM 3.00
• KKM sekolah per mata pelajaran
3.00
Nilai maksimal dari tiap indikator 4.00, dari Tabel 4 terlihat bahwa Standar sarana prasarana memiliki nilai yang paling kurang terutama dalam kebutuhan ruang dan
jaringan internet didalam sekolah.
4.3 Analisa dan perancangan Sistem Informasi
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan bahwa penerapan Standar Nasional Pendidikan di SMA Plus PGRI Cibinong belum diterapkan
secara optimal, terutama dalam hal memperoleh informasi bagi pendidik, peserta didik, dan masyarakat. Saat ini belum ada Sistem Informasi yang dapat memenuhi
kebutuhan tersebut baik secara offline ataupun online oleh karena itu akses