Kerangka Penelitian Fase A : Architecture Vision Fase B : Bussiness Architecture Fase C : Information System Architecture

26 III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Dalam mengembangkan blueprint Sistem Informasi penerapan SNP di Sekolah Menengah Atas, keseluruhan proses yang dilalui harus melalui beberapa tahapan. Tahapan yang dilakukan dituangkan dalam bentuk diagram alir dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Diagram Alir penelitian Mulai Studi Pustaka Pengumpulan data Blueprint Selesai Analisa dan perancangan sistem informasi Architecture Development Method ADM 27

3.2 Prosedur Penelitian

Berdasarkan tahapan penelitian pada Gambar 8, maka tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 3.2.1.Studi Pustaka Metode Studi Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang dijadikan sebagai referensi dalam perencanaan Sistem Informasi penerapan SNP. Referensi - referensi tersebut berasal dari buku-buku pegangan maupun publikasi hasil penelitian, artikel, situs internet serta sumber informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini. 3.2.2.Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui: a Observasi. Merupakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan atau peninjauan langsung terhadap obyek penelitian, yaitu mengumpulkan, menelaah, dan mengamati setiap aktivitas beserta data administrasi sekolah yang berkaitan dengan 8 delapan Standar Nasional Pendidikan. b Wawancara. Metode wawancara bertujuan untuk mengumpulkan informasi, metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai pihak-pihak terkait yaitu: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Prasarana, Staf Administrasi, Pendidik, dan Peserta didik. Mengenai kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi oleh pihak sekolah serta aplikasi seperti apa yang diinginkan oleh sekolah agar Standar Nasional Pendidikan dapat terpenuhi sesuai dengan ketetapan Diknas.

3.2.3 Analisa dan perancangan Sistem Informasi

Untuk analisa dan perancangan Sistem Informasi ini digunakan metoda TOGAF Architecture Development Method ADM. Langkah awal yang perlu diperhatikan pada saat mengpenerapan kan TOGAF ADM adalah mendefinisikan persiapan-persiapan yaitu dengan cara mengidentifikasi kontek arsitektur yang akan dikembangkan, kedua adalah mendefinisikan strategi dari arsitektur dan menetapkan bagian-bagian arsitektur yang akan dirancang, yaitu mulai dari arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, serta 28 menetapkan kemampuan dari arsitektur yang akan dirancang dan dikembangkan Harrison dan Varveris, 2006. Dari diagram alir pada Gambar 8, dapat dijelaskan sebagai berikut: Fase preliminary : framework and priciples Fase ini merupakan tahap persiapan dan permulaan untuk mendefinisikan kerangka dan prinsip yangbertujuan untuk mengkonfirmasi komitmen dari stakeholder, penentuan framework dan metodologi detail yang akan digunakan pada pengembangan arsitektur enterprise. Dalam penelitian ini framework yang dipakai adalah The Open Group Architecture Framework TOGAF dengan metodologi Architecture Development Method ADM untuk membuat blueprint Sistem Informasi yang menunjang keterlaksanaan 8 delapan Standar Nasional Pendidikan di SMA Plus PGRI Cibinong. Fase requirements management Pada fase ini dilakukan penggalian kebutuhan requirements organisasi serta mendokumentasikan kebutuhan user. Tujuan fase ini menyediakan proses pengelolaan kebutuhan arsitektur sepanjang fase pada siklus ADM, mengidentifikasikebutuhan enterprise, menyimpan lalu memberikannya kepada fase yang relevan. Requirements yang diperlukan pada fase ini diantaranya administrasi akademik, anggaran keuangan, Standard Operasional Procedure SOP, Standar Nasional Pendidikan.dan kebijakan sekolah. Pengembangan Sistem Informasi harus sesuai dengan requirement management untuk mencapai tujuan organisasi. Proses ini dilakukan untuk setiap fase, dari fase A sampai dengan fase H. Siklus dilakukan satu kali iterasi dari fase A sampai dengan fase H. Detail requirement management ADM dijelaskan sebagai berikut:

a. Fase A : Architecture Vision

Mendefinisikan ruang lingkup, tujuan bisnis, sasaran bisnis, profil organisasi, struktur organisasi, identifikasi stakeholder, visi misi organisasi, dan memperoleh persetujuan, serta memetakan semua strategi yang akan dilakukan. Pada fase ini juga bertujuan menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang 29 dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan arsitektur yang ideal.

b. Fase B : Bussiness Architecture

Mendeskripsikan arsitektur bisnis saat ini, sasaran, dan menentukan celah gap diantara arsitektur bisnis. Pada fase ini dilakukan pendefinisian kondisi awal arsitektur bisnis. Pada fase ini juga dilakukan pemodelan bisnis dengan memilih tool yang tepat untuk menggambarkan arsitektur bisnis. Pemodelan arsitektur bisnis dilakukan dengan mengidentifikasikan area fungsional utama, menetapkan fungsi bisnis, dan mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab pada penerapan SNP.

c. Fase C : Information System Architecture

Menekankan pada bagaimana arsitektur sistem informasi dibangun yang meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Pada arsitektur data, dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh komponen data yang akan digunakan oleh aplikasi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi berdasarkan kebutuhan area fungsional bisnis yang telah ditetapkan. Indentifikasi yang dilakukan adalah menentukan kandidat entitas data, mendefinisikan entitas data, dan membuat relasi antara fungsi bisnis dan entitas data.Teknik yang bisa digunakan adalah ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram. Pada arsitektur aplikasi, dilakukan dengan mengidentifikasi kandidat aplikasi, menentukan jenis aplikasi yang dibutuhkan untuk memproses data dan mendukung bisnis, serta membuat pemodelan arsitektur aplikasi.

d. Fase D :Technology Architecture

Dokumen yang terkait

Enterprise Architecture Modeling With TOGAF ADM in International Based School Pioneer-Galunggung Elementary School Tasikmalaya

2 28 224

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE E-COMMERCE PADA BAGIAN PAYMENT DI PT XYZ MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM DESIGNING E-COMMERCE ENTERPRISE ARCHITECTURE ON PAYMENT SECTION IN PT XYZ USING TOGAF ADM FRAMEWORK

0 0 10

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM PADA BIDANG KEARSIPAN BAPAPSI KABUPATEN BANDUNG DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE USING TOGAF ADM FRAMEWORK IN ARCHIVAL SECTOR BAPAPSI BANDUNG DISTRICT

0 0 7

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA FUNGSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE IN DEVELOPMENT PLANNING FUNCTION OF BAPPEDA BANDUNG DISTRICT USING TOGAF ADM FRAMEWORK

0 0 8

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA FUNGSI MONITORING DAN EVALUASI BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE IN MONITORING AND EVALUATION FUNCTION OF BAPPEDA IN BANDUNG DISTRICT USING TOGAF ADM FRAMEW

0 1 8

DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE IN DISTRIBUTION FUNCTION PT.PLN DISTRIBUSI JAWA USING TOGAF ADM FRAMEWORK

0 0 8

DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE USING TOGAF ADM FRAMEWORK IN LIBRARY SECTOR BAPAPSI BANDUNG DISTRICT

1 1 8

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA FUNGSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE IN RESEARCH AND DEVELOPMENT FUNCTION OF BAPPEDA BANDUNG DISTRICT USING TOGAF ADM FRAMEW

0 0 8

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM PADA PADA DINAS KOMUNIKASI,INFORMATIKA, DAN STATISTIK KABUPATEN BANDUNG DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE USING TOGAF ADM FRAMEWORK AT COMMUNICATION, INFORMATIC, AND STATISTIC AGENCY BAND

0 1 11

DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE IN PT.XYZ USING TOGAF ADM METHOD

1 2 211