2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan mengenai valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan sudah banyak dilakukan, namun khusus mengenai valuasi
ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan di kawasan DAS Limboto dan Sub DAS Biyonga belum pernah dilakukan. Penelitian ini merujuk dari beberapa hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya secara umum tentang DAS Limboto dan Sub DAS Biyonga, serta valuasi ekonomi DAS pada beberapa kawasan DAS
di daerah lain. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan pedoman dalam melakukan penelitian mengenai
: “valuasi ekonomi sumberdaya alam Sub DAS Biyonga dalam kawasan DAS Limboto di Kabupaten Gorontalo
”.
2.4.1 DAS Limboto dan Sub DAS Biyonga
Berikut adalah hasil penelitian terdahulu secara umum tentang DAS Limboto dan Sub DAS Biyonga yang menjadi salah satu bahan rujukan dalam
penelitian ini: 1. Kajian Evaluasi Daerah Aliran Sungai DAS di Propinsi Gorontalo.
Balitbangpedalda Propinsi Gorontalo bekerjasama dengan Pusat Survei Sumberdaya Alam Darat Bakosurtanal, 2005. Adapun hasil penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut: Pemetaan Ekosistem DAS Limboto Propinsi Gorontalo yang merupakan
aplikasi model inventarisasi ekosistem yang bertujuan untuk menyediakan data kondisi ekosistem.
Data yang digunakan sebagai bahan analisis adalah data inderaja, hasil survei lapangan berupa faktor biotik, abiotik dan sosial ekonomi masyarakat
didukung dengan data sekunder baik dari instansi terkait di pusat dan daerah. Berdasarkan data yang tersedia tersebut, maka diperoleh dua kelas
ekosistem pada DAS Limboto yang merupakan hasil analisis spasial dari liputan lahan, analisis vegetasi dan bentuk lahan yaitu kelas ekosistem alami
dan kelas ekosistem binaan. Pengelolaan DAS Limboto harus memperhatikan aspek fungsi pada masing-
masing wilayah daerah aliran sungai hulu, tengah dan hilir dimana bagian hulu DAS Limboto harus tetap dipertahankan sesuai dengan fungsinya
sebagai kawasan lindung untuk tetap menjaga keberadaan ekosistem daerah
aliran sungai bagian tengah dan hilir. DAS Limboto bagian tengah merupakan zona penyangga atau zona antara dimana pada zona ini
pengelolaan terhadap ekosistem binaan harus memiliki intensitas keterkaitan antara bagian hulu dan hilir karena bagian tengah daerah aliran sungai
merupakan penyaring dampak yang ditimbulkan akibat perubahan ekosistem yang mungkin terjadi pada bagian hulu DAS Limboto. Bagian hilir DAS
Limboto merupakan kawasan budidaya yang dipergunakan sepenuhnya sebagai ekosistem binaan yang dapat berupa ekosistem perkotaan, ekosistem
pertanian, ekosistem pertambangan dan ekosistem hutan tanaman dan perkebunan dengan tetap memperhatikan asas kelestarian dan keberlanjutan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Untuk pengelolaan lebih terarah pada skala detail perlu dibangun suatu
sistem pengelolaan terpadu dengan pemantapan zonasi kawasan sehingga pengelolaan ekosistem akan bermuara pada pengelolaan secara unik dan
terintegrasi pada zonasi ekosistemnya yaitu zona hulu, zona tengah dan zona hilir.
2. Kajian Ekohidrologi Sebagai Dasar Penetapan Pola Pengelolaan Danau Limboto Secara Terpadu Pusat Penelitian Limnologi LIPI bekerjasama dengan
SKNVT PBPP Gorontalo, 2006. Adapun hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Upaya pengelolaan lingkungan perairan Danau Limboto perlu didasarkan pada cara pandang bahwa lingkungan perairan tersebut merupakan
sumberdaya alam yang perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat, dimana kaidah-kaidah lingkungan merupakan
bagian integral sebagai landasan optimasi untuk keberlanjutan pemanfaatan tersebut.
Mengingat lingkungan perairan danau tersebut merupakan bagian integral dari ekosistem daerah tangkap airnya yang terdiri dari 13 DAS, maka sistem
pengelolaannya harus merupakan bagian dari sistem pengelolaan lingkungan daerah-daerah aliran sungai tersebut secara terpadu. Untuk itu perlu
didorong pengembangan sistem pengelolaan lingkungan daerah tangkapan
air Danau Limboto dimana sistem pengelolaan lingkungan perairan Danau Limboto merupakan satu sub-sistem didalamnya.
Untuk memelihara azas keberlanjutan pengelolaan lingkungan perairan Danau Limboto sebaiknya dilakukan secara partisipatif seperti telah
diamantkan dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air. Perlu dilakukan upaya pemulihan kerusakan lingkungan perairan Danau
Limboto, khususnya masalah pendangkalan dan penyusutan luas genangan air danau berdampak luas terhadap ekosistem perairan danau secara
keseluruhan. Untuk optimasi pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya perairan Danau
Limboto juga perlu dikembangkan teknik-teknik manipulasi lingkungan yang dapat secara langsung diaplikasikan di lingkungan perairan danau
tersebut. Pengembangan sistem informasi serta kegiatan monitoring dan evaluasi
lingkungan perairan Danau Limboto perlu dilakukan sebagai landasan penting dari upaya pengelolaan perairan danau secara berkelanjutan.
Pelaksanaan rekomendasi-rekomendasi diatas harus didasarkan pada azas prioritas dan kepentingan yang disusun dalam suatu kerangka pembangunan
jangka pendek, menengah dan panjang kawasan perairan Danau Limboto beserta kawasan daerah tangkapan air secara terpadu.
2.4.2 Valuasi Ekonomi DAS