KERANGKA PEMIKIRAN Valuasi ekonomi sumberdaya alam sub DAS Biyonga dalam kawasan DAS Limboto
Selanjutnya, didalam penelitian ini dilakukan valuasi ekonomi sumberdaya alam Sub DAS Biyonga. Valuasi ekonomi sumberdaya alam dilakukan untuk
mengetahui berapa besar nilai sumberdaya alam untuk pertanian, perikanan, produk kehutanan dan industri, kemudian juga nilai keberadaan, nilai warisan,
nilai pilihan dan nilai ekowisata, serta nilai air dan nilai karbon. Nilai guna langsung yang divaluasi dalam penelitian ini terdiri dari nilai sumberdaya alam
untuk pertanian, perikanan, produk kehutanan dan industri serta nilai ekowisata. Nilai guna tak langsung yang divaluasi dalam penelitian ini terdiri dari nilai air
dan nilai karbon. Nilai non-guna yang divaluasi dalam penelitian ini terdiri dari nilai keberadaan, nilai warisan dan nilai pilihan. Nilai pilihan yang divaluasi
dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan pilihan konservasi sumberdaya alam di wilayah Sub DAS Biyonga. Oleh sebab itu, agar tidak terjadi perhitungan
ganda double counting maka nilai pilihan didalam penelitian ini dimasukkan kedalam perhitungan nilai non-guna. Metode analisis yang digunakan dalam
melakukan valuasi ekonomi sumberdaya alam yaitu productivity method nilai sumberdaya alam untuk pertanian, perikanan, produk kehutanan dan industri,
contingent valuation method dan persamaan regresi linear berganda nilai
keberadaan, nilai warisan, nilai pilihan dan nilai ekowisata, water residual value nilai air dan benefit transfer nilai karbon.
Pada akhirnya, yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menjumlahkan nilai ekonomi total total economic value sumberdaya alam Sub DAS Biyonga
dalam kawasan DAS Limboto. Metode analisis yang digunakan dalam menjumlahkan nilai ekonomi total sumberdaya alam yaitu total economic value.
Setelah mendapatkan nilai ekonomi total sumberdaya alam Sub DAS Biyonga, maka nilai tersebut didiskon faktorkan 5, 10 dan 15 dengan menggunakan
analisis net present value NPV untuk memperkirakan nilai sumberdaya alam Sub DAS Biyonga pada masa yang akan datang 15, 25 dan 50 tahun yang akan
datang. Hasil penelitian ini kemudian akan menjadi rekomendasi kepada pemerintah daerah maupun pusat sebagai bahan pertimbangan kebijakan dalam
melakukan konservasi, pengelolaan dan pengawasan di Sub DAS Biyonga pada khususnya serta kawasan DAS Limboto pada umumnya.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
Keterangan: ------- : Lingkup Penelitian
Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam
SUB DAS Biyonga Sub DAS Biyonga
Kawasan DAS Limboto Kabupaten Gorontalo
Kondisi Sub DAS Kritis
Degradasi Lahan
Illegal Logging
Pemanfaatan DAS Berlebihan
Kurangnya Pengawasan
Kurangnya Kesadaran
Hilangnya Nilai Sumberdaya Alam
Pengetahuan Kurang
Penilaian Rendah
Identifikasi Kondisi Aktual Sumberdaya Alam
Sub DAS Biyonga Analisis Deskriptif
Nilai Keberadaan, Warisan, Pilihan dan
Ekowisata Nilai Pertanian,
Perikanan, Produk Kehutanan dan Industri
Nilai Air dan
Nilai Karbon
Contingent Valuation Method Regresi
Water Residual Value Benefit Transfer
Productivity Method
Total Economic Value Sumberdaya Alam
Sub DAS Biyonga
Rekomendasi Kepada Pemerintah: Konservasi, Pengelolaan dan
Pengawasan Net Present Value
NPV
Tabel 3. Matriks Hasil Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Alat Analisis Peneliti
Kajian Evaluasi Daerah Aliran Sungai DAS di Propinsi
Gorontalo Pemetaan Ekosistem DAS Limboto Provinsi Gorontalo yang
merupakan aplikasi model inventarisasi ekosistem. Untuk pengelolaan lebih terarah pada skala detail perlu dibangun suatu
sistem pengelolaan terpadu dengan pemantapan zonasi kawasan sehingga pengelolaan ekosistem akan bermuara pada pengelolaan
secara unik dan terintegrasi pada zonasi ekosistemnya yaitu zona hulu, zona tengah dan zona hilir.
Analisis Spasial Balitbangpedalda
Propinsi Gorontalo
bekerjasama dengan
Pusat Survei
Sumberdaya Alam Darat Bakosurtanal 2005
Kajian Ekohidrologi Sebagai Dasar
Penetapan Pola
Pengelolaan Danau Limboto Secara Terpadu
Sistem pengelolaan Danau Limboto harus merupakan bagian dari sistem pengelolaan lingkungan DAS disekitarnya secara terpadu.
Untuk itu perlu didorong pengembangan sistem pengelolaan lingkungan daerah tangkapan air Danau Limboto dimana sistem
pengelolaan lingkungan perairan Danau Limboto merupakan satu subsistem didalamnya.
Analisis Kelembagaan
Pusat Penelitian
Limnologi LIPI
bekerjasama dengan
SKNVT PBPP
Gorontalo 2006 Laporan Studi PES untuk
mengembangkan skema PES di DAS Deli, Sumatra Utara dan
DAS Progo, Jawa Tengah Pelaksanaan PES di Indonesia secara keseluruhan masih dalam
tahap awal dan masih menunjukkan adanya keberagaman, hal ini sangat dimungkinkan karena skema PES sendiri dikembangkan
dengan dasar sukarela voluntary basis. Mekanisme penetapan harga jasa lingkungan dalam hal ini untuk setiap meter kubik air
yang tersedia pada umumnya belum diketahui. Pembeli jasa lingkungan khususnya air dari kasus-kasus yang dipelajari meliputi
swasta, PDAM, PLTA dan Pemerintah Kota sedangkan penyedia jasa yaitu petani yang melakukan rehabilitasi hutan dan lahan.
Analisis Ekonomi USAID 2007
Analisis Willingness To Pay Masyarakat
Terhadap Pembayaran Jasa Lingkungan
Mata Air Cirahab Desa Curug Goong,
Kecamatan Padarincang,
Kabupaten Serang, Banten
Persentase responden yang bersedia untuk melakukan pembayaran jasa lingkungan sebesar 52 responden 63. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesediaan atau ketidaksediaan responden terhadap pembayaran jasa lingkungan sebagai upaya konservasi mata air
Cirahab adalah penilaian terhadap kualitas air, jarak rumah ke sumber air dan jumlah kebutuhan air.
Analisis Willingness To Pay
WTP Merryna 2009