MOTIVASI KUNJUNGAN Valuasi ekonomi sumberdaya alam sub DAS Biyonga dalam kawasan DAS Limboto

ABSTRACT AHMAD FADHLI, 2011. Economic Valuation of Natural Resources Sub Watershed Biyonga In Limboto Watershed Area In Gorontalo Regency. Supervised by EKA INTAN KUMALA PUTRI as the leader and SAHAT M. H. SIMANJUNTAK as member of supervisory commission. Natural resource is something that can be utilized for various purposes and needs of human life. Utilization of natural resources should be followed with maintenance and preservation, since the natural resources is limited. Watershed is one of strategic resources that important for human living.. The main problem of watersheds in Indonesia is a critical condition caused by watershed and forest land degradation. Limboto watershed is one of the strategic watersheds in Gorontalo which has been damaged. Limboto watershed area consists of several sub-watersheds include Biyonga, Alo and Marisa. Among those sub-watersheds, Biyonga is the most consistent water sources to Limboto Lake throughout the year, and at the same time, it is the main sediment source to the lake as well. In the future, the condition of this area can increase or decrease, but almost generally decrease. This was due to the failure of government policy, population growth and natural disasters. The direct use value of natural resources in the Sub-Watershed of Biyonga is IDR 898.893.740.803,01, while the indirect use value of natural resources in Sub-Watershed of Biyonga is IDR 118.541.872.369,80. The existence value for natural resources in Sub-Watershed of Biyonga is IDR 61.284.600.000,00, while the bequest value for natural resources in Sub-Watershed of Biyonga is IDR 39.456.900.000,00 and the option value for natural resources in Sub-Watershed of Biyonga is IDR 4.071.960.000,00. The total economic value resulted in Sub-Watershed of Biyonga in Watershed Limboto area is IDR 1.122.249.073.172,81. Key Words: Natural Resources, Sub-Watershed, Use Value, Non-Use Value, Total Economic Value.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumberdaya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia. Semua kekayaan di bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia merupakan sumberdaya alam yang sangat strategis. Pemanfaatan sumberdaya alam harus diikuti dengan pemeliharaan dan pelestarian karena sumberdaya alam bersifat terbatas. Salah satu sumberdaya alam yang strategis karena menguasai hajat hidup manusia adalah Daerah Aliran Sungai DAS. Daerah Aliran Sungai DAS adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas-batas topografi secara alami sedemikian rupa, sehingga setiap air hujan yang jatuh dalam DAS tersebut akan mengalir melalui titik tertentu titik pengukuran di sungai dalam DAS tersebut. Pengertian DAS tersebut menggambarkan bahwa DAS merupakan suatu wilayah yang mengalirkan air yang jatuh diatasnya beserta sedimen dan bahan terlarut melalui titik yang sama sepanjang suatu aliran atau sungai. Dengan demikian DAS watershed dapat terbagi menjadi beberapa Sub DAS, sehingga luas DAS pun akan bervariasi dari beberapa puluh meter persegi sampai ratusan ribu hektar tergantung titik pengukuran ditempatkan Sihite dan Sinukaban, 2004. Indonesia memiliki sedikitnya 5.590 sungai utama dan 65.017 anak sungai. Dari 5.590 sungai utama, panjang totalnya mencapai 94.573 kilometer, sedangkan luas DAS mencapai 1.512.466 kilometer per segi Tim Narasumber Kemenkoperekonomian, 2010. Selain mempunyai fungsi hidrologis, DAS juga mempunyai peran dalam menjaga keanekaragaman hayati, nilai ekonomi, budaya, transportasi, pariwisata dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, maka penilaian valuasi ekonomi DAS secara menyeluruh dari hulu hingga ke hilir sangat penting untuk dilakukan. Valuasi ekonomi DAS yang sering dilakukan di Indonesia yaitu terkait dengan penilaian perubahan penggunaan lahan di DAS Tulang Bawang, penialaian sumberdaya air di DAS Code dan penilaian jasa lingkungan di DAS Ciliwung hulu.