VII. NILAI EKONOMI TOTAL WILAYAH SUB DAS BIYONGA
Sub DAS Biyonga memiliki potensi ekonomi sumberdaya alam yang sangat besar. Potensi tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai ekonomi total total
economic value sumberdaya alam. Nilai ekonomi total total economic value
sumberdaya alam merupakan penjumlahan dari nilai guna use value dan nilai non-guna non-use value. Nilai guna use value terdiri dari nilai guna langsung
direct use value, nilai guna tak langsung indirect use value dan nilai pilihan option value. Sedangkan nilai non-guna non-use value terdiri dari nilai
keberadaan existence value, nilai warisan bequest value dan nilai pilihan option value. Nilai pilihan option value yang divaluasi dalam penelitian ini
dimasukkan kedalam perhitungan nilai non-guna. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi perhitungan ganda double counting didalam menghitung nilai
ekonomi total total economic value sumberdaya alam di wilayah Sub DAS Biyonga.
7.1 Nilai Guna Use Value
Nilai guna use value merupakan salah satu variabel dari nilai ekonomi total total economic value. Nilai guna use value yang diperoleh dari penelitian
ini terdiri dari nilai guna langsung direct use value dan nilai guna tak langsung indirect use value. Nilai guna langsung direct use value merupakan nilai
sumberdaya alam di wilayah Sub DAS Biyonga yang terdiri dari nilai pertanian, nilai perikanan, nilai produk kehutanan, nilai industri dan nilai ekowisata.
Sedangkan nilai guna tak langsung indirect use value di wilayah Sub DAS Biyonga terdiri dari nilai air dan nilai karbon. Hasil perhitungan nilai guna
langsung direct use value dan nilai guna tak langsung indirect use value di wilayah Sub DAS Biyonga dalam kawasan DAS Limboto adalah sebagai berikut.
7.1.1 Nilai Guna Langsung Direct Use Value
Nilai Pertanian
Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian diperoleh dengan menjumlahkan nilai produktivitas dari beberapa komoditi pertanian. Beberapa
komoditi pertanian yang dimasukkan dalam perhitungan nilai produktivitas antara
lain padi, jagung, cabe, tomat, kelapa, kemiri dan cengkeh. Nilai produksi per hektar diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi per hektar dengan
harga komoditi ditingkat petani. Nilai produktivitas sumberdaya alam diperoleh dari nilai produksi per hektar dikurangi dengan biaya input masing-masing
komoditi pertanian. Biaya input untuk masing-masing komoditi pertanian, diperoleh dari rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam satu kali musim
panen. Adapun biaya input tersebut terdiri dari biaya benihbibit, biaya pupuk, biaya panen, biaya alat dan mesin pertanian alsintan, biaya perawatan alsintan,
biaya perawatan lahan, upahgaji buruh, biaya bagi hasil, biaya transportasi BBM dan pajak. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per
musim panen di wilayah Sub DAS Biyonga dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Sektor Pertanian per Musim Panen di Wilayah Sub DAS Biyonga
Komoditi Jumlah
Produksi Ha
Harga RpKg
Nilai Produksi
Rp Biaya Input
Rp Nilai
Produktivitas RpPanen
Padi 1.980
6.900 13.662.000
3.714.368,42 9.947.631,58
Jagung 2.500
4.900 12.250.000
1.587.500,00 10.662.500,00
Cabe 500
38.000 19.000.000
3.000.000,00 16.000.000,00
Tomat 750
9.000 6.750.000
800.000,00 5.950.000,00
Kelapa 500
9.700 4.850.000
1.625.000,00 3.225.000,00
Kemiri 667
23.000 15.341.000
7.588.833,33 7.752.166,67
Cengkeh 375
49.000 18.375.000
5.901.000,00 12.474.000,00
Sumber : Data Primer Diolah, 2011. Harga komoditi ditingkat petani pada bulan Januari 2011.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per musim panen yang terbesar adalah komoditi cabe sebesar
Rp.16.000.000,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per musim panen yang terkecil adalah komoditi kelapa sebesar Rp.3.225.000,00. Nilai
produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per musim panen untuk beberapa komoditi lainnya yaitu padi sebesar Rp.9.947.631,58, jagung sebesar
Rp.10.662.500,00, tomat
sebesar Rp.5.950.000,00,
kemiri sebesar
Rp.7.752.166,67 dan cengkeh sebesar Rp.12.474.000,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun diperoleh
dari hasil perkalian antara nilai produktivitas per musim panen, jumlah panen per tahun dan jumlah luas lahan per hektar untuk masing-masing komoditi. Total nilai
produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun diperoleh dari
penjumlahan nilai produktivitas sumberdaya alam per tahun seluruh komoditi. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian di wilayah Sub DAS
Biyonga Januari 2011 dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Total Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Sektor Pertanian di Wilayah Sub DAS Biyonga Januari 2011
Komoditi Nilai
Produktivitas RpPanen
Jumlah Panen
Tahun Jumlah
Luas Lahan Ha
Nilai Produktivitas SDA RpTahun
Padi 9.947.631,58
3 2.168
64.699.395.789,47 Jagung
10.662.500,00 4
735 31.347.750.000,00
Cabe 16.000.000,00
160 253
647.680.000.000,00 Tomat
5.950.000,00 16
253 24.085.600.000,00
Kelapa 3.225.000,00
4 1.175
15.157.500.000,00 Kemiri
7.752.166,67 2
85 1.317.868.333,33
Cengkeh 12.474.000,00
2 203
5.064.444.000,00
Total 789.352.558.122,81
Sumber : Data Primer Diolah, 2011.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian
per tahun
yang terbesar
adalah komoditi
cabe sebesar
Rp.647.680.000.000,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun yang terkecil adalah komoditi kemiri sebesar Rp.1.317.868.333,33. Nilai
produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun untuk beberapa komoditi lainnya yaitu padi sebesar Rp.64.699.395.789,47, jagung sebesar
Rp.31.347.750.000,00, tomat sebesar Rp.24.085.600.000,00, kelapa sebesar Rp.15.157.500.000,00 dan cengkeh sebesar Rp.5.064.444.000,00. Berdasarkan
hasil penjumlahan nilai produktivitas sumberdaya alam per tahun seluruh komoditi, maka diperoleh total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor
pertanian per tahun sebesar Rp.789.352.558.122,81. Nilai produktivitas sumberdaya alam per tahun seluruh komoditi pertanian
tersebut, belum dikurangi dengan nilai air untuk komoditi padi. Nilai air untuk komoditi padi tidak dimasukkan kedalam perhitungan nilai produktivitas
sumberdaya alam sektor pertanian karena penggunaan air tersebut merupakan penggunaan air secara langsung yang dikategorikan sebagai perhitungan nilai air
untuk produksi pertanian. Oleh sebab itu, nilai air untuk komoditi padi dimasukkan kedalam perhitungan khusus total nilai air di wilayah Sub DAS
Biyonga. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian di wilayah
Sub DAS Biyonga setelah dikurangi nilai air untuk komoditi padi Januari 2011 dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Total Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Sektor Pertanian di Wilayah Sub DAS Biyonga Setelah dikurangi Nilai Air untuk
Komoditi Padi Januari 2011
Komoditi Nilai Produktivitas SDA
RpTahun
Padi 61.695.709.819,67
Jagung 31.347.750.000,00
Cabe 647.680.000.000,00
Tomat 24.085.600.000,00
Kelapa 15.157.500.000,00
Kemiri 1.317.868.333,33
Cengkeh 5.064.444.000,00
Total 786.348.872.153,01
Sumber : Data Primer Diolah, 2011.
Perhitungan dalam mengeluarkan nilai air dari nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian untuk komoditi padi, menggunakan
perhitungan water residual value. Perhitungan water residual value merupakan cara yang paling sederhana dalam menilai air yaitu nilai produksi komoditi padi
dikurangi dengan biaya input dan dibagi dengan jumlah air yang digunakan per periode produksi. Jumlah air per periode produksi untuk komoditi padi di wilayah
Sub DAS Biyonga yaitu sebesar 21,54 literdetikhektar. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per
tahun untuk komoditi padi setelah dikurangi nilai air yang diperoleh yaitu sebesar Rp.61.695.709.819,67.
Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun di wilayah Sub DAS Biyonga setelah dikurangi nilai air untuk komoditi padi yaitu
sebesar Rp.786.348.872.153,01. Total nilai produktivitas sumberdaya alam yang diperoleh dari sektor pertanian tersebut sangat besar. Nilai tersebut bahkan
melebihi nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB sektor pertanian pada tahun 2009 di Kabupaten Gorontalo yaitu sebesar Rp.608.613.000.000.
Jika dilihat dari seluruh jenis komoditi yang paling sering diusahakan di wilayah Sub DAS Biyonga, maka komoditi padi, jagung, cabe dan tomat
merupakan komoditi yang memiliki nilai produktivitas sumberdaya alam yang cukup besar. Secara ekonomi komoditi-komoditi tersebut memang sangat