meskipun yang melakukan penilaian tidak memiliki keinginan untuk memanfaatkannya.
2.2 Daerah Aliran Sungai DAS
Daerah aliran sungai DAS adalah suatu daerah yang dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir
melalui suatu sungai dan keluar melalui suatu outlet pada sungai tersebut. DAS juga merupakan satuan hidrologi yang menggambarkan dan menggunakan satuan
fisik-biologi dan satuan kegiatan sosial ekonomi untuk perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam Gautama, 2008. Pendekatan DAS menggunakan
pengelolaan DAS untuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan sumberdaya alam. Adapun yang ditanamkan dalam pendekatan ini
adalah pengakuan adanya hubungan erat antara lahan dan air, antara daerah hulu dan hilir, serta pelaksanaan praktek yang tepat sesuai dengan sasaran.
Pengelolaan DAS merupakan suatu kegiatan menggunakan semua sumberdaya alam atau biofisik yang ada, serta sosial ekonomi secara rasional
untuk menghasilkan produksi yang optimum dalam waktu yang tidak terbatas sustainable, menekan bahaya kerusakan seminimal mungkin dengan hasil akhir
kuantitas dan kualitas air yang memenuhi persyaratan Sinukaban, 2001. Tujuan dari pengelolaan DAS yaitu Sustainable Watershed Development dengan
memanfaatkan sumberdaya alam di dalam DAS secara berkelanjutan dan tidak membahayakan lingkungan disekitarnya. Praktek pengelolaan DAS adalah suatu
kegiatan perubahan atau upaya pengelolaan dalam penggunaan lahan seperti penutup tanaman dan kegiatan non-struktur lainnya serta kegiatan struktur yang
dilakukan di dalam DAS untuk mencapai suatu tujuan. Konsep pengelolaan DAS menjelaskan bahwa keberhasilan pengelolaan
akan terwujud bila seluruh pengambil kebijakan seperti pemerintah, badan pemerintahan negara dan internasional, lembaga keuangan dan masyarakat sendiri
ikut berperanan secara aktif mengelola DAS untuk memperbaiki kesejahteraan dan sosial ekonomi negara dan manusia. Setiap kegiatan pengelolaan dilakukan
berdasarkan pendekatan secara komprehensif oleh semua pihak terkait dengan menggali semua kemampuan potensialnya, seperti pendistribusian makanan yang
merata, luas lahan, produksi kayu dan bahan bakar, sistem hidrologi, penyediaan air irigasi, mengurangi kemungkinan banjir, kekeringan dan bahaya alam lainnya
seperti erosi, penggaraman dan penggurunan. Begitu juga dengan kebutuhan akan infrastruktur sarana dan prasarana, pemasaran dan proses perbaikan kondisi
masyarakat dan lingkungan sosial-ekonomi seperti fasilitas kredit, koperasi, pelayanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau.
Ciri-ciri pengelolaan DAS yang baik yaitu menghasilkan produktivitas yang tinggi dengan meningkatnya pendapatan, jumlah dan distribusi kualitas serta
kuantitas yang baik serta mempunyai sifat lentur flexible dan azaz pemerataan. Adapun indikator pengelolaan DAS yang baik adalah produksi yang
berkelanjutan, kesuburan lahan dan air minimum, distribusi hasil air yang berkualitas dan berkuantitas baik, teknologi yang dipakai dapat diterima dan
mensejahterakan seluruh masyarakat yang terkait. Untuk menghasilkan tujuan tersebut diperlukan teknologi pengelolaan DAS untuk mengurangi bahaya banjir
dan erosi dimusin hujan dan menaikan debit air sungai pada waktu musim kering. Model-model simulasi hidrologi digunakan untuk mendapatkan perubahan
tersebut berdasarkan teknologi konservasi tanah berupa cara agronomi, vegetatif, mekanis dan manajemen. Keberhasilan pengelolaan DAS bukan hanya semata
dari tujuan, namun yang paling penting adalah bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Untuk itu diperlukan suatu usaha atau strategi pengelolaan DAS secara
berkelanjutan. Menurut hasil identifikasi Black 1970, prinsip umum pengelolaan DAS ada tiga, yaitu ekologi alami DAS merupakan suatu sistem dan
keseimbangan yang dinamis, mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi run- off
dan distribusi air tidak merata dalam siklus hidrologi, sehubungan dengan praktek pengelolaan DAS.
2.3 Kebijakan Pengelolaan DAS