Contingent Valuation Method CVM
yang paling banyak diterima untuk mengestimasi nilai ekonomi total total economic value
, termasuk semua jenis nilai non-guna non-use value atau nilai guna pasif passive use value. CVM juga dapat memperkirakan nilai guna use
value , serta nilai keberadaan existence value, nilai pilihan option value dan
nilai warisan bequest value. Meskipun teknik ini memerlukan analisis survei yang kompeten untuk mencapai perkiraan dipertahankan, sifat studi CVM dan
hasil penelitian CVM tidak sulit untuk menganalisis dan menjelaskan permasalahan. Nilai uang dapat disajikan dalam kaitannya dengan nilai rata-rata
untuk parametrik atau median untuk non-parametrik per kapita atau per rumah tangga, atau sebagai nilai bersama bagi penduduk yang terkena dampak. CVM
telah banyak digunakan, serta banyak penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan metodologi, membuat hasil yang lebih valid dan dapat diandalkan.
Tahap-tahap dalam melakukan penelitian untuk menentukan willingness to pay
WTP dengan menggunakan CVM dalam penelitian ini meliputi: 1. Membentuk Pasar Hipotetik
Dalam hal ini pasar hipotetik yang dibentuk adalah suatu pasar dengan kualitas wilayah DAS yang berbeda dengan kondisi saat ini. Responden
sebelumnya telah menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai persepsi terhadap jasa lingkungan, faktor resiko serta kualitas DAS. Untuk membentuk
pasar hipotetik, terlebih dahulu responden diminta untuk mendengarkan atau membaca suatu pernyataan mengenai kondisi DAS saat ini, dimana masih
terdapat aktivitas-aktivitas yang menyebabkan degradasi. Dijelaskan juga bahwa kondisi ini terjadi karena kemampuan pembiayaan konservasi oleh
pemerintah terbatas bahkan cenderung menurun. Responden diminta untuk membaca atau mendengar pernyataan tentang kualitas DAS yang baik.
Selanjutnya, pasar hipotetik CVM yang ditawarkan, dibentuk dalam sebuah skenario sebagai berikut:
“Jika masyarakat memanfaatkan sumberdaya alam di Sub DAS Biyonga yang selama ini kehidupannya bergantung kepada kualitas Sub DAS Biyonga, menginginkan
adanya suatu upaya konservasi yaitu pelestarian, pengelolaan dan pembayaran jasa lingkungan sehingga kualitas sumberdaya alam dan lingkungan tetap terjaga. Suatu
saat nanti apabila kualitas sumberdaya alam dan lingkungan menurun dikarenakan berbagai penyebab antara lain, pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak ramah
lingkungan dan keterbatasan dana pelestarian dari pemerintah. Penyebab-penyebab tersebut dapat berdampak pada menurunnya kualitas sumberdaya alam dan
lingkungan Sub DAS Biyonga yang merupakan penyedia sumberdaya alam untuk pertanian, perikanan, produk kehutanan dan industri, sekaligus sebagai objek wisata
di daerah hilir yaitu Danau Limboto”.
Dengan skenario ini maka responden dapat mengetahui gambaran tentang situasi hipotetik mengenai rencana pengelolaan dan pembayaran jasa
sumberdaya alam dan lingkungan sebagai upaya konservasi untuk kelestarian Sub DAS Biyonga yang berada dalam kawasan DAS Limboto. Nilai
sumberdaya alam tersebut akan diberlakukan dan ditanyakan kepada responden mengenai WTP per KK per bulan untuk masyarakat sekitar Sub
DAS Biyonga. Kepada setiap responden akan ditanyakan apakah mereka setuju atau menolak terhadap kesediaan membayar sebagai upaya konservasi
yang akan diberlakukan oleh pemerintah daerah. 2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP
Apabila alat survei telah dibuat, maka survei tersebut dapat dilakukan dengan wawancara langsung. Teknik yang digunakan dalam mendapatkan nilai
penawaran pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode referendum atau discrete choice dichotomous choice. Responden diberi
suatu nilai rupiah kemudian diberi pertanyaan setuju atau tidak. Metode ini lebih memudahkan responden dalam memahami maksud dan tujuan dari
penelitian dibanding dengan metode lain. Metode ini juga memudahkan dalam mengklasifikasikan responden yang memiliki kecenderungan untuk membayar
perbaikan lingkungan dengan responden yang tidak memiliki kecenderungan untuk membayar perbaikan lingkungan.
3. Memperkirakan Dugaan Rataan WTP WTPi dapat diduga dengan menggunakan nilai tengah dari kelas atau interval
kelas WTPi. Berdasarkan jawaban responden dapat diketahui bahwa WTPi yang benar berada antara jawaban yang dipilih batas bawah kelas WTP
dengan WTP berikutnya batas atas kelas WTP. Dugaan rataan WTP dihitung dengan rumus:
i n
i i
Pf W
EWTP
……………...………………………….Persamaan 1
Keterangan: EWTP
: Dugaan rataan WTP Wi
: Nilai WTP ke-i Pfi
: Frekuensi relatif n
: Jumlah responden i
: Responden ke-i yang bersedia melakukan pembayaran nilai SDA 4. Penjumlahan Data
Penjumlahan data merupakan proses dimana nilai tengah penawaran dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Setelah menduga nilai
tengah WTP maka dapat diduga nilai WTP dari rumah tangga dengan menggunakan rumus:
….…………………………..……Persamaan 2
Keterangan: TWTP
: Total WTP WTPi
: WTP individu sampal ke-i n
i
: Jumlah sampel ke-i yang bersedia membayar sebesar WTP N
: Jumlah sampel P
: Jumlah populasi i
: Responden ke-i yang bersedia membayar jasa sumberdaya alam dan lingkungan
5. Mengevaluasi Penggunaan CVM Merupakan penilaian sejauh mana penggunaan CVM telah berhasil dilakukan.
Pada tahap ini memerlukan pendekatan seberapa besar tingkat keberhasilan dalam pengaplikasian CVM. Apakah hasil survei mengandung tingkat
penawaran sanggahan yang tinggi. Apakah ada bukti bahwa responden benar- benar mengerti mengenai pasar hipotetik. Seberapa besar tingkat kesalahan
responden dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Seberapa baik pasar hipotetik yang digunakan dapat menangkap setiap aspek dalam barang
lingkungan. Seberapa baik permasalahan yang terjadi diasosiasikan dengan CVM. Untuk mengevaluasi pelaksanaan model CVM dapat dilihat tingkat
keandalan reliability fungsi willingness to pay WTP. Uji yang dapat P
N ni
P WT
TWTP
i n
i
1
dilakukan dengan uji keandalan yang melihat nilai R
2
dari metode Ordinary Least Square
OLS WTP.