Nilai ekonomi total total economic value suatu sumberdaya secara garis besar dikelompokan menjadi nilai guna use value dan nilai non-gunaintrinsik
non-use value, Pearce dan Turner, 1990; Pearce dan Moran, 1994; Turner, Pearce dan Bateman, 1994. Nilai guna use value dibagi menjadi nilai guna
langsung direct use value, nilai guna tak langsung indirect use value dan nilai pilihan option value. Nilai guna diperoleh dari pemanfaatan aktual lingkungan
Turner, Pearce dan Bateman, 1994. Nilai non-guna dibagi menjadi nilai keberadaan existence value, nilai warisan bequest value dan nilai pilihan
option value. Nilai guna langsung direct use value adalah nilai yang ditentukan oleh
kontribusi lingkungan pada aliran produksi dan konsumsi Munasinghe, 1993. Nilai guna langsung berkaitan dengan output yang langsung dapat dikonsumsi,
misalnya makanan, biomassa, rekreasi dan kesehatan. Nilai guna tak langsung indirect use value ditentukan oleh manfaat yang berasal dari jasa-jasa
lingkungan dalam mendukung aliran produksi dan konsumsi. Nilai pilihan option value
berkaitan dengan pilihan pemanfaatan lingkungan pada masa yang akan datang. Pernyataan preferensi kesediaan membayar untuk konservasi sistem
lingkungan atau komponen sistem berhadapan dengan beberapa kemungkinan pemanfaatan oleh individu dikemudian hari. Ketidakpastian penggunaan dimasa
yang akan datang berhubungan dengan ketidakpastian penawaran lingkungan, teori ekonomi mengindikasikan bahwa nilai pilihan adalah kemungkinan positif
Turner et. Al, 1994. Nilai intrinsik dibagi menjadi dua bagian yaitu nilai keberadaan existence
value dan nilai warisan bequest value. Nilai intrinsik berhubungan dengan
kesediaan membayar positif, jika responden tidak bermaksud memanfaatkannya dan tidak ada keinginan untuk memanfaatkannya Pearce dan Moran, 1994. Nilai
warisan berhubungan dengan kesediaan membayar untuk melindungi manfaat lingkungan bagi generasi mendatang. Nilai warisan bukan merupakan nilai
penggunaan untuk individu petani, tetapi merupakan potensi penggunaan atau bukan penggunaan dimasa yang akan datang Turner et. Al, 1994. Nilai
keberadaan muncul karena adanya kepuasan atas keberadaan sumberdaya
meskipun yang melakukan penilaian tidak memiliki keinginan untuk memanfaatkannya.
2.2 Daerah Aliran Sungai DAS
Daerah aliran sungai DAS adalah suatu daerah yang dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir
melalui suatu sungai dan keluar melalui suatu outlet pada sungai tersebut. DAS juga merupakan satuan hidrologi yang menggambarkan dan menggunakan satuan
fisik-biologi dan satuan kegiatan sosial ekonomi untuk perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam Gautama, 2008. Pendekatan DAS menggunakan
pengelolaan DAS untuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan sumberdaya alam. Adapun yang ditanamkan dalam pendekatan ini
adalah pengakuan adanya hubungan erat antara lahan dan air, antara daerah hulu dan hilir, serta pelaksanaan praktek yang tepat sesuai dengan sasaran.
Pengelolaan DAS merupakan suatu kegiatan menggunakan semua sumberdaya alam atau biofisik yang ada, serta sosial ekonomi secara rasional
untuk menghasilkan produksi yang optimum dalam waktu yang tidak terbatas sustainable, menekan bahaya kerusakan seminimal mungkin dengan hasil akhir
kuantitas dan kualitas air yang memenuhi persyaratan Sinukaban, 2001. Tujuan dari pengelolaan DAS yaitu Sustainable Watershed Development dengan
memanfaatkan sumberdaya alam di dalam DAS secara berkelanjutan dan tidak membahayakan lingkungan disekitarnya. Praktek pengelolaan DAS adalah suatu
kegiatan perubahan atau upaya pengelolaan dalam penggunaan lahan seperti penutup tanaman dan kegiatan non-struktur lainnya serta kegiatan struktur yang
dilakukan di dalam DAS untuk mencapai suatu tujuan. Konsep pengelolaan DAS menjelaskan bahwa keberhasilan pengelolaan
akan terwujud bila seluruh pengambil kebijakan seperti pemerintah, badan pemerintahan negara dan internasional, lembaga keuangan dan masyarakat sendiri
ikut berperanan secara aktif mengelola DAS untuk memperbaiki kesejahteraan dan sosial ekonomi negara dan manusia. Setiap kegiatan pengelolaan dilakukan
berdasarkan pendekatan secara komprehensif oleh semua pihak terkait dengan menggali semua kemampuan potensialnya, seperti pendistribusian makanan yang
merata, luas lahan, produksi kayu dan bahan bakar, sistem hidrologi, penyediaan air irigasi, mengurangi kemungkinan banjir, kekeringan dan bahaya alam lainnya
seperti erosi, penggaraman dan penggurunan. Begitu juga dengan kebutuhan akan infrastruktur sarana dan prasarana, pemasaran dan proses perbaikan kondisi
masyarakat dan lingkungan sosial-ekonomi seperti fasilitas kredit, koperasi, pelayanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau.
Ciri-ciri pengelolaan DAS yang baik yaitu menghasilkan produktivitas yang tinggi dengan meningkatnya pendapatan, jumlah dan distribusi kualitas serta
kuantitas yang baik serta mempunyai sifat lentur flexible dan azaz pemerataan. Adapun indikator pengelolaan DAS yang baik adalah produksi yang
berkelanjutan, kesuburan lahan dan air minimum, distribusi hasil air yang berkualitas dan berkuantitas baik, teknologi yang dipakai dapat diterima dan
mensejahterakan seluruh masyarakat yang terkait. Untuk menghasilkan tujuan tersebut diperlukan teknologi pengelolaan DAS untuk mengurangi bahaya banjir
dan erosi dimusin hujan dan menaikan debit air sungai pada waktu musim kering. Model-model simulasi hidrologi digunakan untuk mendapatkan perubahan
tersebut berdasarkan teknologi konservasi tanah berupa cara agronomi, vegetatif, mekanis dan manajemen. Keberhasilan pengelolaan DAS bukan hanya semata
dari tujuan, namun yang paling penting adalah bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Untuk itu diperlukan suatu usaha atau strategi pengelolaan DAS secara
berkelanjutan. Menurut hasil identifikasi Black 1970, prinsip umum pengelolaan DAS ada tiga, yaitu ekologi alami DAS merupakan suatu sistem dan
keseimbangan yang dinamis, mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi run- off
dan distribusi air tidak merata dalam siklus hidrologi, sehubungan dengan praktek pengelolaan DAS.
2.3 Kebijakan Pengelolaan DAS
Menurut laporan kajian Tim Narasumber Kemenkoperekonomian RI 2010, kebijakan umum bidang sumberdaya air dan irigasi meliputi peningkatan
dan pemantapan pasokan air irigasi dengan konservasi ekosistem hidrologis daerah tangkapan air, maka ditempuh strategi produktivitas air tanaman untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan air dan konservasi sumberdaya