Hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa salah satunya adalah melalui pendidikan matematika realistik. Berikut adalah diagramnya: Penelitian Tindakan Kelas melalui Pendidikan Matematika Realistik Reinvention Fenomena didaktik Konstruktivisme Interkatif Intertwining Diagram 2.2 Kerangka Berpikir

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir yang sudah dijabarkan diatas maka dalam penelitian dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Memahami masalah Merencanakan penyelesaian Melakukan pengerjaan Membuat kesimpulan 1. Pembelajaran tidak bervariasi 2. Penerapan matematika yang kurang 3. Penguasaan matematika yang rendah 4. Kemampuan pemecahan masalah yang kurang diasah Kemampuan pemecahan masalah yang masih rendah Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa meningkat 1. Melalui penerapan pendidikan matematika realistik maka kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada konsep FPB dan KPK dapat ditingkatkan. 2. Melalui penerapan pendidikan matematika realistik maka aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan. 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di SD Islam Al Syukro Universal Ciputat yang beralamat di Jl. Otista Raya Gg. H. Maung No. 30 Ciputat Timur Tangerang Selatan dan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 20162017.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK, yaitu suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih proposional. 1 Metode ini berusaha mengkaji dan merefleksikan suatu pendekatan atau strategi pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan produk pelajaran di kelas. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian kelas yaitu mencoba mengatasi kesulitan yang dialami oleh studi tindakan action research dengan menjaga pekerjaan tetap konsistensi terhadap dasar teori tertentu dan mengembangkan penelitian yang tidak terjangkau oleh penelitian standar yaitu kehidupan nyata didalam kelas sebagai dunia mikro pendidikan yang dicoba diungkapkan menggunakan metodologi tertentu dengan melihatnya sebagai upaya mengkonstruksi pengetahuan. 2 PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri empat tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan refleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktek atau belum berhasil memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru. Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali barangkali perbaikan 1 Ruswandi Hermawan, Metode penelitian sekolah dasar, Bandung: UPI Press, 2007, h. 79. 2 Ibid, h. 64. yang diinginkan sudah terjadi. Dalam hal ini daur PTK dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berakhir namun biasanya akan muncul kembali masalah atau kerisauan baru dari guru. Masalah ini akan kembali dipecahkan dengan mengikuti daur PTK. Jika guru melakukan hal ini berarti guru sedang mengembangkan kemampuan profesionalnya secara sistematis. Langkah merencanakan merupakan langkah pertama dari setiap kegiatan. Tanpa rencana, kegiatan yang kita lakukan tidak akan terarah atau sering disebut “ngawur” atau sembarangan. Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Melakukan tindakan sebagai langkah yang kedua merupakan realisasi dari rencana yang kita buat. Tanpa tindakan, rencana hanya merupakan angan- angan yang tidak pernah menjadi kenyataan. Selanjutnya, agar tindakan yang kita lakukan dapat kita ketahui kualitasnya misalnya apakah sudah sesuai dengan rencana, kita perlu melakuakan pengamatan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan dapat menentukan apakah ada hal-hal yang harus segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang kita inginkan. Jika pengamatan dilakukan selama proses tindakan berlangsung, maka refleksi sebagai tindakan keempat kita lakukan setelah tindakan berakhir. Kita akan mencoba melihatmerenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa. Yang lebih penting pula kita akan merenungkan alasan kita melakukan satu tindakan dikaitkan dengan dampaknya. Dengan cara ini kita akan dapat mengenal kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang kita lakukan. Keempat tahap diatas merupakan satu siklus atau daur. Oleh karena itu, setiap tahap akan berulang kembali. Setiap tahap dapat terdiri dari atau didahului oleh beberapa langkah, misalnya langkah merencanakan didahului oleh munculnya masalah yang diidentifikasi oleh guru. 3 Prosedur pelaksanaan PTK terdiri dari rangkaian beberapa siklus yang berulang. Siklus adalah suatu putaran kegiatan yang beruntun yang kembali ke langkah semula. 4 Setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu perencanaan planning, pelaksanaan tindakan action, pengamatanobservasi observation, 3 Ibid, h. 87-88. 4 Suharsimi Arikunto dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012, Cet. XII, h. 20.