Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Pembatasan Fokus Penelitian

9

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI

TINDAKAN

A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

1. Hakikat Masalah

Suatu pertanyaan akan merupakan suatu permasalahan jika kita tertantang untuk mencari jawabannya. Masalah dapat diartikan sebagai suatu situasi di mana individu atau kelompok terpanggil untuk melakukan suatu tugas di mana tidak tersedia algoritma yang secara lengkap menentukan penyelesaian masalahnya. 1 Menurut Tatag masalah diartikan sebagai situasi atau pertanyaan yang dihadapi seseorang individu atau kelompok ketika mereka tidak mempunyai aturan, algoritmaprosedur tertentu atau hukum yang segera dapat digunakan untuk menentukan jawabannya. Dengan demikian ciri suatu masalah adalah individu menyadarimengenali suatu situasi pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi, individu menyadari bahwa situasi tersebut memerlukan tindakan, langkah pemecahan suatu masalah tidak harus jelas atau mudah ditangkap orang lain. 2 Menurut Uhar, masalah secara sederhana sering diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang ada Das sein dengan apa yang seharusnya Das sollen. 3 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah merupakan keadaan seseorang yang tidak sebagaimana mestinya dan orang tersebut tertantang untuk menyelesaikannya. Keadaan tersebut tidak bisa dijawab secara langsung karena harus menyeleksi informasi yang diperoleh dan menentukan cara penyelesaiannya. 1 Endang Setyo Winarni dan Sri Harmini, Matematika untuk PGSD, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, h. 116. 2 Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Unesa University Press,

2008, h. 34.

3 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, Bandung: PT Refika Aditama, 2012, h. 258.

2. Jenis-jenis Masalah

Masalah dalam matematika dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam. Polya mengelompokkan masalah ditinjau dari cara menganalisis masalah tersebut menjadi dua macam, yaitu: 4 a. Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, konkret atau abstrak, termasuk teka-teki. b. Masalah yang berkaitan dengan membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwa suatu pernyataan itu benar atau salah dan tidak keduanya. Lebih lanjut polya mengemukakan bahwa masalah untuk menemukan lebih penting dalam matematika elementer, sedangkan masalah untuk membuktikan lebih penting dalam matematika lanjut. Kata masalah mengandung arti yang komprehensif, oleh karenanya akan terjadi berbagai tanggapan yang berbeda dalam menghadapi masalah tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan yang membutuhkan suatu cara untuk melakukannya membutuhkan penalaran yang melibatkan ilmu matematika. Karena memang ilmu matematika tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan manusia dalam menghadapi persoalanhidup. Oleh karena itu permasalahan yang kita hadapi dapat dibedakan menjadi masalah yang berhubungan dengan masalah translasi, masalah aplikasi, masalah proses, dan masalah teka-teki. 5 Nahrowi Adjie juga membedakan masalah menjadi empat macam, yaitu: a. Masalah Translasi Perpindahan 6 . Masalah translasi merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang untuk menyelesaikannya perlu 4 Endang, Op. Cit., h. 116-117. 5 Nahrowi Adjie dan R. Deti Rostika, Konsep dasar Matematika, Bandung: UPI Press, 2006, h. 255. 6 Nahrowi Adjie, Op. Cit. h. 255-257.