8. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Indikator dalam penelitian ini mengacu pada langkah-langkah dalam pemecahan masalah matematika teori polya. Ada 4 indikator
yaitu:
18
a. Memahami masalah
Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.
b. Merencanakan masalah
Siswa dapat merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika dan juga siswa dapat menerapkan strategi untuk
menyelasaikan berbagai masalah. c.
Menyelesaikan masalah Siswa dapat menyelesaikan perencanaan dengan baik.
d. Mengambil kesimpulan.
B. Pendidikan Matematika Realistik
1. Pengertian dan Sejarah Pendidikan Matematika Realistik
a. Sejarah Pendidikan Matematika Realistik
Pernyataan “matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia” menunjukkan bahwa Freudenthal tidak menempatkan
matematika sebagai suatu produk jadi, melainkan sebagai suatu bentu aktivitas atau proses. Menurut Freudenthal matematika sebaiknya
tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk jadi yang siap pakai, melainkan sebagai suatu bentuk kegiatan dalam mengonstruksi
konsep matematika. Freudenthal mengenalkan istilah guided reinvention sebagai proses yang dilakukan siswa secara aktif untuk
menemukan kembali suatu konsep matematika dengan bimbingan guru. Selain itu Freudenthal tidak menempatkan matematika sekolah
18
Fimatesa Windari, Fitrani Dwina, Suherman, “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Viii Smpn 8 Padang Tahun Pelajaran 20132014 Dengan
Menggunakan Strategi Pembelajar an Inkuiri”, Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 Vol. 3 No. 2
2014, h. 25.
sebagai suatu sistem tertutup closed system melainkan sebagai suatu aktivitas yang disebut matematisasi.
19
Pernyataan Frudenthal bahwa “matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia” melandasi pengembangan Pendidikan
Matematika Realistik Realistic Mathematics Education. Pendidikan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan dalam matematika
di Belanda. Kata “realistik” sering disalahartikan sebagai “real-word”, yaitu dunia nyata. Banyak pihak yang menganggap bahwa Pendidikan
Matematika Realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang harus selalu menggunakan masalah sehari-hari.
Penggunaan kata “realistik” sebenarnya berasal dari bahasa belanda “zich realiseren” yang berarti untuk “dibayangkan” atau “to imagine”
Pengetahuan informal siswa dapat berkembang menjadi suatu pengetahuan formal matematika melalui proses pemodelan. Secara
umum, dalam Pendidikan Matematika Realistik dikenal dua macam model, yaitu “model of” dan “model for”. Ketika bekerja dalam
permasalahan realistik, siswa akan mengembangkan alat dan pemahaman matematika mathematical tools and understanding.
Pertama siswa akan mengembangkan alat matematis mathematical tools yang masih memiliki keterkaitan dengan konteks masalah. Alat
matematis matematical tools tersebut bisa berupa strategi atau prosedur
penyelesaian. Pemahaman
matematis matematical
understanding terbentuk ketika suatu stategi bersifat general dan tidak terkait pada konteks situasi masalah realistik.
20
b. Pengertian Pendidikan Matematika Realistik
PMR merupakan
salah satu
pendekatan pembelajaran
matematika yang berorientasi pada siswa, bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata
19
Ariyadi Wijaya, Op. Cit., hlm. 20.
20
Ibid., h. 21.