menyebabkan siswa dapat saling menyampaikan ide-ide matematika yang mereka miliki.
Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian Diyah 2007 yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Matematika Realistik PMR Pada
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP”.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan PMR lebih efektif daripada pembelajaran konvensional pada kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas VII SMP. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung, bahwa
PMR dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Berdasarkan penelitian Effie Effrida Muchlis pada tahun pelajaran
20102011 dengan judul “Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI Terhadap Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Kelas II SD Kartika 1.10 Padang”. Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan dalam bentuk quasy experiment yang didukung dengan data
kualitatif, dapat diambil kesimpulan bahawa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang belajar dengan pendekatan PMRI lebih baik secara
signifikan dari pada siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional. Hal ini juga menunjukkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
selama proses penelitian berlangsung bahawa pendidikan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas V-
A di SD Islam Al Syukro Universal Ciputat. Penelitian yang dilakukan oleh Hanny Fitriana pada tahun 2010 dengan
judul “Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ”. Berdasarkan hasil analisis
diperoleh rata-rata nilai hasil belajar siswa dengan menggunaka pendidikan matematika realistik yaitu 31,00 lebih besar dari rata-rata niali hasil belajar siswa
dengan menggunakan model konvensial yaitu 19,50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada
kelompok eksperimen lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok kontrol. Hal ini juga terjadi pada hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti selama proses penelitian berlangsung, bahwa pendidikan matematika realistik dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas V-A di SD Islam Al Syukro Universal Ciputat.
Kelemahan dalam penelitian ini yaitu keterbatasan waktu pada siklus I pertemuan ke-1, dikarenakan siswa belum siap menerima metode pembelajaran
baru sehingga proses diskusi berjalan lambat dan kurang maksimal. Selama proses pembelajaran, pengamatan dilakukan oleh seorang observer sedangkan jumlah
siswa sebanyak 24 orang sehingga tidak dapat mengamati kegiatan siswa secara penuh.
104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
1. Pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa. Hal ini ditunjukkan bahwa selama proses pembalajaran dengan pendidikan matematika realistik lebih optimal, dengan
rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah pada akhir siklus I sebesar 66,84 dan meningkat pada siklus II menjadi 88,19.
2. Proses pembelajaran menggunakan pendidikan matematika realistik dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan bahwa selama proses pembelajaran dengan pendidikan matematika realistik aktivitas belajar
matematika siswa meningkat, dengan rata-rata persentase siklus I 55 meningkat menjadi 76 pada siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan beberapa saran-saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan pendidikan matematika realistik perlu diterapkan oleh
guru dalam proses pembelajaran matematika, khususnya materi FPB dan KPK karena dengan pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa dan hasil belajar siswa. 2.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan pendidikan matematika realistik secara baik, guru hendaknya cermat dalam memilih masalah
kontekstual yang dekat dengan kehidupan siswa dengan meluangkan waktu melakukan diskusi kecil atau wawancara dengan siswa pada awal
pembelajaran. Situasi yang benar-benar kontekstual dan akrab bagi siswa dapat mengarahkan mereka pada pemahaman terhadap masalah yang
dihadapi sehingga dapat membantu mereka untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah.
3. Supaya dapat melaksanakan pembelajaran matematika dengan pendidikan
matematika realistik secara baik, guru hendaknya menggunakan media yang biasa siswa gunakan untuk bermain dan aman.
4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan meneliti
upaya meningkatkan kemampuan tingkat tinggi lainnya melalui pendidikan matematika realistik atau dapat dilakukan pada jenjang pendidikan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, Nahrowi dan R. Deti Rostika. Konsep dasar Matematika. Bandung: UPI Press, 2006.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Arikunto, Suharsimi. Manaemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara, 2009. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Edisi Revisi.
Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010. Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kudua. Jakarta:
Bumi Aksara, 2013. Diyah.
“Keefektifan Pembelajaran Matematika Realistik PMR Pada Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII
SMP”,.Skripsi pada Universitas Negeri Semarang, Semarang. 2007. Fitriana, Hanny.
“Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Peme
cahan Masalah Matematika Siswa”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2010.
Gor dah, Eka Kasag “Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan
Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik melalui Pendekatan Open Ended”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 18 2012.
Hermawan, Ruswandi dkk. Metode penelitian pendidikan sekolah dasar. Bandung: UPI Press, 2007.
Jensen, Eric. Pembelajaran Berbasis Otak. Jakarta: PT Indeks, 2011. Kurniadi,
Hary. http:jamurdua.blogspot.co.id201112kelebihan-dan-
kelemahan-pembelajaran.html. Muchlis, Effie Efrida.
“Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik PMRI Terhadap Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
K elas II SD Kartika 1.10 Padang”. Jurnal Exacta. Vol. X. 2012.
Mulyasa E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Nizam. Ringkasan Hasil-hasil Asesmen Belajar dari Hasil UN, PISA, TIMSS, INAP. Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012. Siswono, Tatag Yuli Eko. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan
dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Unesa University Press, 2008.
Soedjadi, R. “Inti Dasar–Dasar Pendidikan Matematika Realistik Indonesia”, Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, No.2, Juli 2007.
Solso, Robert L. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga, 2007.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta, 2010.
Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama, 2012.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group, 2013.
Suwangsih, Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: Upi Press, 2008.
Walle, John A. Van de. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Erlangga, 2008.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Widayanti, Esti Yuli dkk. Pembelajaran Matematika MI. Surabaya: Aprinta, 2009.
Wijaya, Ariyadi. Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012.