2. Jenis-jenis Masalah
Masalah dalam matematika dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam. Polya mengelompokkan masalah ditinjau dari cara menganalisis
masalah tersebut menjadi dua macam, yaitu:
4
a. Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, konkret atau
abstrak, termasuk teka-teki. b.
Masalah yang berkaitan dengan membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwa suatu pernyataan itu benar atau salah dan tidak
keduanya. Lebih lanjut polya mengemukakan bahwa masalah untuk
menemukan lebih penting dalam matematika elementer, sedangkan masalah untuk membuktikan lebih penting dalam matematika lanjut.
Kata masalah mengandung arti yang komprehensif, oleh karenanya akan terjadi berbagai tanggapan yang berbeda dalam menghadapi masalah
tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan yang membutuhkan suatu cara untuk
melakukannya membutuhkan penalaran yang melibatkan ilmu matematika. Karena memang ilmu matematika tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan manusia dalam menghadapi persoalanhidup. Oleh karena itu permasalahan yang kita hadapi dapat dibedakan menjadi masalah yang
berhubungan dengan masalah translasi, masalah aplikasi, masalah proses, dan masalah teka-teki.
5
Nahrowi Adjie juga membedakan masalah menjadi empat macam, yaitu:
a. Masalah Translasi Perpindahan
6
. Masalah translasi merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang untuk menyelesaikannya perlu
4
Endang, Op. Cit., h. 116-117.
5
Nahrowi Adjie dan R. Deti Rostika, Konsep dasar Matematika, Bandung: UPI Press, 2006, h. 255.
6
Nahrowi Adjie, Op. Cit. h. 255-257.
adanya translasi perpindahan dari bentuk verbal ke bentuk matematika.
b. Masalah Aplikasi Penerapan. Masalah aplikasi merupakan
penerapan berbagai teorikonsep yang dipelajari pada matematika. Sebagai guru perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk
menyelesaikan masalah dengan menggunakan bermacam-macam keterampilan dan prosedur matematik.
c. Masalah Proses. Masalah proses biasanya untuk menyusun langkah-
langkah merumuskan pola dan strategi khusus dalam menyelesaikan masalah. Masalah semacam ini memberikan kesempatan pada siswa
sehingga dalam diri siswa terbentuk keterampilan menyelesaikan masalah sehingga dapat membantu siswa menjadi terbiasa menyeleksi
masalah dalam berbagai situasi. d.
Masalah Teka-Teki. Masalah teka-teki dimaksudkan untuk rekreasi dan kesenangan serta sebagai alat yang bermanfaat untuk mencapai
tujuan afektif dalam pengajaran matematika. Dengan contoh-contoh permasalahan yang telah dikemukakan, perlu
kita bedakan antara “masalah” dengan “soal latihan”. Apabila kita mengajarkan keterampilan matematika, misalnya menuliskan algoritma
penjumlahan bilangan bulat dan pecahan desimal, maka siswa berlatih algoritma dalam bentuk simbol. Kegiatan semacam ini lebih baik
dikatakan mengerjakan latihan soal. Dalam kegiatan menyelesaikan masalah siswa tidak sekedar mengerjakan algoritma, tetapi mereka
menyusun strategi terlebih dahulu sehingga masalah itu dapat diselesaikan. Ariyadi Wijaya mengelompokkan masalah menjadi dua jenis,
yaitu:
7
a. Masalah rutin rutin problem
Masalah rutin rutin problem adalah masalah yang cenderung melibatkan hafalan serta pemahaman algoritma dan
7
Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012, h. 58.
prosedur sehingga masalah rutin dianggap sebagai soal level rendah. Masalah rutin rutin problem biasanya merujuk pada soal
satu atau dua tahap one or two-step problem yang hanya membutuhkan proses reproduksi yaitu mengulang suatu prosedur
dan menerapkan suatu konsep dan prosedur yang sudah pasti. b.
Masalah tidak rutin non-routine problem Masalah tidak rutin dikategorikan sebagai soal level tinggi
karena membutuhkan penguasaan ide konseptual yang rumit dan tidak menitikberatkan pada algoritma. Masalah tidak rutin non-
routine problem membutuhkan pemikiran kreatif dan produktif serta cara penyelesaian yang kompleks.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, masalah dibedakan berdasakan sudut pandang masing-masing. Pemecahan masalah pada
penelitian ini fokus ke masalah teka-tekinon rutin yang penyelesaiannya tidak dapat langsung karena harus melalui proses agar mendapatkan
kesimpulan dari permasalahan yang ada.
3. Pemecahan Masalah
Menurut Made hakikat pemecahan masalah adalah melakukan operasi prosedural urutan tindakan, tahap demi tahap secara sistematis,
sebagai seorang pemula novice memecahkan suatu masalah.
8
Menurut Tatag pemecahan masalah adalah suatu proses atau upaya individu untuk
merespon atau mengatasi halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas.
9
Menurut Endang pemecahan masalah merupakan suatu proses penerimaan tantangan dan kerja keras
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
10
Sedangkan menurut Robert L. Solso dkk pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara
langsung untuk menemukan suatu solusi jalan keluar untuk suatu masalah
8
Made Wena, Startegi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara, 2012, h. 52.
9
Tatag Yuli Eko, Op. Cit., h. 35.
10
Endang Setyo Winarni, Op. Cit., h. 116.