Potensi Ekonomi Bidang Kelautan

2.2 Potensi Ekonomi Bidang Kelautan

Menurut Colgan 2003 ekonomi kelautan adalah kegiatan ekonomi yang memanfaatkan semua atau sebagian input sumberdaya dari laut atau perairan yang luas sebagai kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi ini mencakup dari kegiatan industri maupun secara geografis berada di pesisir dan lautan. Kildow dan Colgan 2005 juga menambahkan bahwa ekonomi kelautan merujuk kepada semua kegiatan penciptaan barang dan jasa yang dipengaruhi oleh sumberdaya laut. Sehingga ekonomi kelautan merupakan kumpulan seluruh kegiatan perekonomian yang dilaksanakan baik di laut maupun di daratan yang masih terkait dengan sumberdaya laut itu sendiri. Kildow dan Colgan 2005 mengklasifikasi beberapa sektor dan industri yang merupakan bagian dari ekonomi kelautan. Sektor dan industri tersebut terbagi ke dalam 6 sektor yaitu: 1 bangunan kelautan, 2 sumberdaya hidup seperti penangkapan ikan, pembenihan dan budidaya, serta pengolahan perikanan, 3 penambangan mineral pasir, batu, minyak dan gas, 4 pembuatan kapal dan bangunan kelautan, 5 rekreasi dan pariwisata seperti wisata pantai, menyelam, sport fishing , hotel dan restoran, 6 transportasi laut, baik angkutan barang maupun manusia. Kusumastanto 2006 menambahkan bahwa definisi bidang kelautan terbagi menjadi 7 sektor yaitu sebagai berikut: 1. Sektor Perikanan Sektor perikanan adalah sektor kelautan yang berhubungan dengan sumberdaya hayati yang ada di laut. Sektor ini mencakup kegiatan-kegiatan penangkapan ikan, pembenihan ikan, budidaya ikan dan biota air lainnya yang berada di wilayah pesisir maupun di lautan. Sektor ini juga termasuk industri yang terkait dengan produk perikanan seperti industri pengolahan hasil perikanan hasil produksi dari pesisir dan lautan. 2. Sektor Pariwisata Bahari Sektor pariwisata bahari merupakan sektor kelautan yang mencakup kegiatan pariwisata yang dilakukan di pesisir dan lautan. Selain itu, sektor ini juga termasuk jasa penunjang pariwisata bahari seperti hotel dan penginapan, restoran dan rumah makan, jasa penunjang pariwisata bahari lainnya seperti toko cindera mata dan lain sebagainya. 3. Sektor Pertambangan Sektor pertambangan adalah sektor kelautan yang meliputi kegiatan pencarian eksplorasi kandungan minyak dan gas bumi, penyiapan pengeboran, penambangan, penguapan, pemisahan serta penampungan bahan-bahan mineral yang dilakukan di wilayah pesisir atau lautan untuk dipasarkan. Sektor ini juga meliputi pengambilan dan persiapan pengolahan lanjutan benda padat, baik di di bawah maupun di atas permukaan bumi serta seluruh kegiatan lainnya yang yang bertujuan untuk memanfaatkan bijih logam dan hasil tambang lainnya. Selain itu sektor ini mencakup juga penggalian pasir dan batu-batuan dari pesisir dan lautan. 4. Industri Kelautan Industri kelautan adalah sektor kelautan yang mencakup industri yang menunjang kegiatan ekonomi di pesisir dan lautan. Industri yang dimaksud adalah industri galangan kapal dan jasa perbaikan docking, industri bangunan lepas pantai, dan industri pengolahan hasil pengilangan minyak bumi, serta industri LNG. 5. Angkutan Laut Transportasi Laut Sektor transportasi laut adalah sektor kelautan yang meliputi kegiatan pengangkutan barang maupun penumpang dengan menggunakan kapal laut yang beroperasi di dalam domestik dan ke luar wilayah Indonesia internasional. 6. Bangunan Kelautan Bangunan kelautan adalah sektor kelautan yang meliputi kegiatan penyiapan lahan sampai kontruksi bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. 7. Jasa Kelautan Jasa kelautan adalah sub kelautan yang meliputi segala kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan yang meliputi jasa pelayanan pelabuhan, jasa pelayanan keselamatan pelayaran, dan kegiatan yang memanfaatkan kelautan sebagai jasa seperti perdagangan, pendidikan, penelitian dan lain-lain. Indonesia sebagai negara yang memiliki wilayah laut terbesar adalah negara yang kaya akan keanekaragaman sumberdaya kelautan. Menurut Kusumastanto 2006 potensi sumberdaya kelautan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia terdiri atas dua jenis yaitu: pertama, sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti sumberdaya perikanan perikanan tangkap, budidaya dan kedua, sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti sumberdaya minyak dan gas bumi dan berbagai jenis mineral. Selain dua jenis sumberdaya tersebut, juga terdapat berbagai macam jasa lingkungan kelautan yang dapat dikembangkan untuk pembangunan kelautan seperti pariwisata bahari, industri maritim, dan jasa lingkungan. Bidang ekonomi yang berbasis sumberdaya alam adalah bidang ekonomi yang cenderung dapat bertahan dari krisis. Hal ini dibuktikan ketika negara Indonesia diterjang krisis tahun 1998, sektor ekonomi dari bidang kelautan merupakan sektor yang menyumbangkan kontribusinya bagi perekonomian nasional. Disaat sektor lain mengalami keterpurukan, bidang kelautan tidak mengalami kemunduran, bahkan mengalami peningkatan pada saat krisis. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan kontribusi bidang kelautan terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 1998. Pada tahun 1995 kontribusi bidang kelautan terhadap PDB nasional atas harga berlaku sebesar 12,38, dan pada tahun 1998 meningkat menjadi 20,06. Apabila dibandingkan dengan bidang-bidang lainnya, bidang kelautan mengalami kenaikan yang cukup besar hampir meningkat 62 selama kurun waktu 4 tahun Kusumastanto 2006. Dengan mengetahui kontribusi bidang kelautan terhadap nilai GDP suatu daerah, diharapkan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya kelautan akan semakin diperhatikan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah mekanisme perhitungan terhadap sumberdaya kelautan sehingga jumlahnya dapat diidentifikasi secara tepat. Menurut Colgan 2003, langkah yang harus dilakukan dalam mengukur kontribusi bidang kelautan terhadap pendapatan nasional adalah: 1. Perhitungan harus didasarkan dari semua data dalam satu waktu dan wilayah tertentu, termasuk menghitung jumlah total dari nilai output suatu wilayah dari suatu negara atau daerah tertentu. 2. Perhitungan harus detail yang menunjukkan nilai output dari semua tingkat industri yang ada. 3. Perhitungan harus bisa menggambarkan karakteristik industri yang memanfaatkan sumberdaya kelautan seperti pariwisata dan rekreasi.

2.3 Karakteristik Pengelolaan Sumberdaya Perikanan