2. Kesebandingan Proportionality Keseragaman yaitu suatu prinsip dimana hubungan antara output dan input
pada setiap sektor produksi merupakan fungsi linier, artinya kenaikan dan penurunan output suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan dan penurunan
input yang digunakan oleh sektor tersebut. 3. Penjumlahan Additivitas
Suatu asumsi bahwa total efek dari kegiatan produksi berbagai sektor merupakan penjumlahan dari efek pada masing-masing. Sebagai suatu sistem data
kuantitatif, persoalan pokok yang dihadapi dalam menyusun Tabel Input-Output adalah bagaimana mencatat dan menyajikan berbagai kegiatan ekonomi yang
tentunya sangat beraneka ragam baik sifatnya, cara berproduksi serta cara melakukan transaksi ke dalam suatu tabel yang lengkap dan komprehensif.
2.6 Analisis Input-Output
Menurut BPS 2000 dalam melakukan analisis terhadap suatu Tabel Input-Output, terdapat dua metode analisis yang dapat dilakukan. Metode analisis
tersebut adalah analisis deskriptif dan analisis dampak. Macam dari metode analisis-analisis tersebut adalah :
1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang memberikan gambaran umum
keadaan perekonomian suatu negara atau wilayah. Kemudian dilanjutkan dengan bermacam analisis dampak akibat kenaikan permintaan akhir terhadap output,
nilai tambah, kebutuhan impor dan kebutuhan tenaga kerja. Dalam melakukan analisis deskriptif ini, beberapa variabel atau indikator yang dilihat yaitu:
a Analisis Struktur Penawaran dan Permintaan
Analisis tentang struktur penawaran dan permintaan akan barang dan jasa yang terjadi di suatu wilayah dapat menunjukkan peranan produksi domestik
dan impor untuk memenuhi permintaan barang dan jasa baik domestik maupun luar negeri. Dilihat dari sisis permintaan, produksi barang dan jasa
tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir domestik konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal dan
perubahan stok dan digunakan untuk ekspor. Jika dilihat dari sisi penawaran,
barang dan jasa ditawarkan di suatu wilayah bisa berasal dari produksi domestik maupun dari luar wilayah impor.
b Analisis Struktur Output
Analisis struktur output ini menggambarkan peranan output sektoral dalam perekonomian. Output merupakan nilai produksi yang dihasilkan sektor-sektor
ekonomi di suatu wilayah. Oleh karena itu, dengan menelaah besarnya output yang diciptakan oleh masing-masing sektor, berarti akan diketahui pula
sektor-sektor mana yang mampu memberikan sumbangan yang besar dalam membentuk output secara keseluruhan di daerah tersebut.
c Analisis Struktur Nilai Tambah Bruto
Nilai tambah bruto adalah balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi. Dalam tabel I-O, nilai tambah ini dirinci
menurut upah dan gaji, surplus usaha sewa, bunga dan keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung neto. Besarnya nilai tambah di tiap-tiap
sektor ditentukan oleh besarnya output yang dihasilkan dan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Oleh karena itu, suatu sektor output yang
besar belum tentu memiliki nilai tambah yang besar juga, karena masih tergantung pula pada seberapa besar biaya produksinya.
d Analisis Struktur Permintaan Akhir
Barang dan jasa selain digunakan oleh sektor produksi juga digunakan untuk memenuhi permintaan oleh konsumen rumah tangga, pemerintah,
pembentukan modal, ekspor dan perubahan stok. Penggunaan untuk konsumen akhir inilah yang dimaksud dengan permintaan akhir dalam
terminologi tabel I-O. Jika permintaan akhir ini dikurangi dengan jumlah impornya, maka nilai tersebut akan disebut Produk Domestik Bruto PDB
atau Produk Domestik Regional Bruto PDRB. e
Analisis Keterkaitan Antar Sektor Konsep keterkaitan biasa digunakan sebagai dasar perumusan strategi
pembangunan ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu sistem perekonomian. Konsep keterkaitan yang biasa dirumuskan meliputi
keterkaitan kebelakang backward lingkage yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar sektor dalam pembelian terhadap total input yang digunakan
untuk proses produksi dan keterkaitan ke depan forward lingkage yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar sektor dalam penjualan terhadap total
penjualan output yang dihasilkan. Berdasarkan konsep ini, dapat diketahui besarnya pertumbuhan suatu
sektor yang dapat menstimulir pertumbuhan sektor lainnya melalui mekanisme induksi. Keterkaitan langsung antara sektor perekonomian dalam pembelian dan
penjualan input antara ditunjukkan oleh keofisien langsung, sedangkan keterkaitan langsung dan tidak langsungnya ditunjukkan dari matrik kebalikan
Leontief. 2. Analisis Dampak
a. Analisis Dampak Output Dampak output dihitung dalam unit perubahan output sebagai efek awal
initial effect , yaitu kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit satuan
moneter. Setiap elemen dalam matrik kebalikan Leontief matrix inverse α
menunjukkan total pembelian input baik tidak langsung maupun langsung dari sektor i yang disebabkan karena adanya peningkatan penjualan dari sektor i
sebesar satu unit satuan moneter ke permintaan akhir. Matrik invers ini dirumuskan dengan persamaan:
α = I-A
-1
= [ α]
Dengan demikian matrik α mengandung informasi penting tentang struktur
perekonomian yang dipelajari dengan menentukan tingkat keterkaitan antar sektor dalam perekonomian suatu wilayah atau negara. Koefisien dari matrik invers ini
menunjukkan besarnya pengaruh aktivitas dari suatu sektor yang akan mempengaruhi tingkat output dari sektor-sektor lain.
b. Analisis Dampak Pendapatan Dampak pendapatan mengukur peningkatan pendapatan akibat adanya
perubahan output dalam perekonomian. Dalam Tabel Input-Output, yang dimaksud dengan pendapatan adalah upah dan gaji yang diterima oleh rumah
tangga. Pengertian pendapatan disini tidak hanya mencakup beberapa jenis pendapatan yang umumnya diklasifikasikan sebagai pendapatan rumah tangga
tetapi juga deviden dan bunga bank.
c. Analisis Dampak Tenaga Kerja Dampak tenaga kerja menunjukkan perubahan tenaga kerja yang
disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output. Multiplier tenaga kerja tidak diperoleh dari elemen-elemen dalam Tabel Input-Output seperti multiplier output
dan pendapatan, karena dalam Tabel Input-Output tidak mengandung elemen- elemen yang berhubungan dengan tenaga kerja. Untuk memperoleh multiplier
tenaga kerja maka pada Tabel Input-Output harus ditambahkan baris yang menunjukkan jumlah dari tenaga kerja untuk masing-masing sektor dalam
perekonomian suatu wilayah atau negara. Penambahan baris ini untuk mendapatkan koefisien tenaga kerja e
i
. cara untuk memperoleh koefisien tenaga kerja adalah dengan membagi jumlah tenaga kerja setiap masing-masing sektor
perekonomian di suatu negara atau wilayah dengan jumlah total output dari masing-masing sektor tersebut.
Koefisien tenaga kerja e
i
menunjukkan efek langsung ketenagakerjaan dari setiap sektor akibat adanya perubahan output sektor ke-i. Efek langsung dan
tidak langsung ditunjukkan dengan α
ij
e
i
untuk setiap sektor, dan ∑
i
α
ij
ei untuk semua sektor dalam perekonomian suatu negara atau wilayah. Sedangkan efek
total ditunjukkan dengan α
ij
e
i.
2.7 Analisis Kebijakan