apabila nilai indeks f
i
dari sektor j1, maka ini berarti bahwa sektor tersebut terhadap sektor lain mempunyai kepekaan yang tinggi.
4.4.4 Analisis Kebijakan Melalui MPE
Menurut Marimin 2008 MPE Metode Perbandingan Eksponensial merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif
keputusan dengan kriteria jamak atau disebut juga sebagai model keputusan berbasis indeks kerja. Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu
pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses. Berbeda dengan teknik lainnya, MPE
akan menghasilkan nilai alternatif yang perbedaannya lebih kontras. Dalam menggunakan metode perbandingan eksponensial ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan yaitu: menyusun alternatif-alternatif keputusan yang akan dipilih, menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang
penting untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan atau pertimbangan kriteria, melakukan penilaian terhadap semua
alternatif pada kriteria, menghitung skor atau nilai total setiap alternatif, dan menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total
masing-masing alternatif. Beberapa prosedur MPE antara lain formulasi perhitungan skor untuk
setiap alternatif dalam metoda perbandingan eksponensial adalah:
∑
=
=
m i
j TKKj
ji i
RK TN
………………………………… …………. 4.31
dengan : TN
i
= Total nilai alternatif ke -i RK
ij
= derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i TKK
j
= derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKK
j
0; bulat n
= jumlah pilihan keputusan m
= jumlah kriteria keputusan
Penentuan tingkat
kepentingan kriteria dilakukan dengan cara penilaian dari pakar atau berdasarkan hasil perhitungan analisis sebelumnya. Penentuan
skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya. Semakin besar nilai alternatif semakin
besar pula skor alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternatif keputusan akan relatif berbeda secara nyata karena adanya fungsi eksponensial. Matrik MPE
dapat dilihat secara jelas pada Tabel 4.
Tabel 4. Matriks Keputusan dengan Metode Perbandingan Eksponensial MPE Alternatif Kriteria
Nilai Rangking
K
1
K
2
….. K
n
Alternatif
1
V
11
V
12
….. V
1n
Nk
1
Alternatif
2
V
21
V
22
….. V
2n
Nk
2
Alternatif
3
: : :
Alternatif
m
V
m1
V
m2
….. V
mn
Nk
m
Bobot B
1
B
2
….. B
n
Sumber: Marimin 2008
Alasan memilih metode pengambilan keputusan dengan MPE ini adalah pada metode ini menggunakan penilaian yang seragam dengan model pengukuran
menggunakan skala ordinal. Melalui metode ini akan diperoleh prioritas hasil keputusan yang nyata dengan selang perbedaan yang besar. Hal ini menjadikan
keputusan yang diperoleh memiliki nilai bias yang kecil jika dibandingkan dengan keputusan lainnya.
4.5 Batasan dan Pengukuran
1. Bidang kelautan adalah bidang ekonomi yang terdiri atas tujuh sektor yaitu:
sektor perikanan, pariwisata bahari, pertambangan laut, industri kelautan, perhubungan laut, bangunan kelautan, dan jasa kelautan.
2. Stok ikan adalah persediaan biomass ikan yang terdapat dalam suatu
perairan pada periode tertentu. 3.
Effort adalah upaya untuk menangkap ikan dengan menggunakan teknologi penangkapan tertentu yang dinyatakan dalam satuan trip atau hari melaut day
fishing. 4.
Catch per Unit Effort CPUE adalah hasil tangkapan per satuan unit upaya yang dinyatakan dalam satuan tontrip atau tonhari.
5. Maximum Sustainable Yield MSY adalah hasil tangkapan maksimum yang
melestarikan sumberdaya. 6.
Maximum Economic Yield MEY adalah hasil tangkapan maksimum yang memberikan keuntungan ekonomi yang maksimum.
7. Nilai rente adalah selisih total penerimaan dikurangi dengan total biaya
penengkapan sumberdaya ikan. 8.
Biaya penangkapan ikan cost per unit effort adalah biaya total yang dikeluarkan untuk melakukan penengkapan ikan per tahun per unit effort.
9. Perikanan open access adalah kondisi dimana setiap nelayan dapat ikut terlibat
dalam memanfaatan atau melakukan perburuan ikan atau mengeksploitasi ikan tanpa adanya kontrol atau pembatasan.
10. Alokasi optimal adalah kondisi dimana sumberdaya perikanan di perairan
dapat dialokasi pada tingkat produksi yang optimal, tingkat upaya optimal, jumlah alat tangkap optimal dan jumlah nelayan optimal, sehingga pada
gilirannya rente optimal pemanfaatan sumberdaya ikan diperairan dapat teralokasi secara optimal per nelayan.
11. Degradasi adalah penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya perikanan
dalam satuan fisik. 12.
Depresiasi adalah penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya perikanan dalam satuan moneter.