3.3 Busana Tortor dalam Upacara
Busana atau pakaian yang dipakai dalam aktivitas manortor adalah yang disebut dengan ulos. Ulos adalah bentuk kain atau benang yang ditenun khas
masyarakat Batak Toba motif Batak Toba. Ulos yang dipakai dalam aktivitas kehidupan masyarakat Batak Toba ada berbagai ragam. Mulai dari acara di dalam
kandungan, kelahiran, penabalan nama, perkawinan dan kematian. Selain itu banyak aktivitas orang Batak Toba yang senantiasa
menggunakan ulos dan setiap kegiatan itu menggunakan ulos yang berbeda-beda sesuai aktivitas yang dilaksanakan menurut adat ataupun upacara yang diadakan.
Jenis ulos yang dipergunakan untuk wanita adalah berupa selendang atau yang diletakkan di bahu sebelah kanan yang disebut dengan Sampe-sampe. Jenis ulos
untuk Sampe-sampe ini dipakai dengan nama Ragi hotang. Sampe-sampe untuk muda-mudi disebut Ratta-ratta atau Sengka-sengka. Hohop-hohop adalah ulos
yang dipakai dililitkan menutupi bagian dada ke pinggang. Jenis ulos untuk Hohop-hohop ini disebut dengan Si bunga ni ambasang. Sabe-sabe adalah ulos
yang dipakai dililitkan dari pinggang sampai ke mata kaki atau dililitkan seperti sarung. Jenis Sabe-sabe ini adalah Runjat.
Kemudian jenis ulos yang dipergunakan pria adalah Sabe-sabe. Sabe-sabe adalah ulos yang dililitkan dari pinggang sampai ke mata kaki atau dililitkan
seperti sarung. Jenis Sabe-sabe untuk pria ini ada empat pilihan yang boleh dipakai yaitu Marinjamsisi, ragi pangko, ragi harangan, ragi huting. Sedangkan
tali-tali adalah ulos yang diikatkan di kepala pria dan jenisnya dinamakan Tumtuman, Padang ursa, Tutur tutur, dan Mangiring. Keempat jenis ini boleh
Universitas Sumatera Utara
dipergunakan. Sampe-sampe ulos yang diletakkan di bahu sebelah kanan adalah Ragi hotang. Ulos ini dipakai tanpa busana apapun di bagian dalam tubuh yang
dipakaikan ulos. Artinya seluruh pakaian yang dipergunakan adalah ulos dan untuk pria bagian atas tubuh telanjang tidak memakai pakaian.
Berbeda dengan keadaan saat ini untuk wanita sudah memakai pakaian kebaya di dalam dan ulos dililitkan di luar pakaian. Ulos yang dipergnakan juga
sudah yang dimodifikasi modern. Untuk selendang sudah dipakai dari ulos yang dinamakan Sadum. Sadum dipakai sudah memiliki banyak motif dan warna. Kini,
sudah banyak yang memakai sarung dari ulos jenis Ragi idup. Padahal menurut adat Batak Toba, ragi idup itu dipakai untuk tutup peti orang yang sudah
meninggal dan ulos ini didapat dari kerabat yang kedudukannya sebagai hula- hula. Ulos ini sering disebut sebagai Ulos Saput. Untuk pria sudah lebih sering
memakai kemeja dan jas, kemudian ulos dililitkan di pinggang. Ada juga yang melilitkan sarung seperti pada pesta Horja. Tali-tali atau yang dipakai pria di
bagian kepala sudah banyak yang dimodifikasi menjadi mirip seperti topi suku Melayu karena pemakaiannya lebih praktis dan banyak dijual di pasaran. Untuk
wanita aksesoris yang diikatkan di kepala yang berhiaskan emas dan ditempelkan di sehelai kain merah disebut dengan Sortali. Saat ini penggunaan Sortali sudah
banyak diganti dengan imitasi.
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Beberapa jenis ulos yang lazim dipergunakan dalam kegiatan manortor pada
tradisi masyarakat Batak Toba sebelum era kekristenan.
3.4 Perkembangan Tortor