Seni Sastra Seni Musik

parompa, dan sebagainya. Tetapi dalam masing-masing upacara adat, nama ulos tersebut berubah menurut kepentingan dan fungsi ulos tersebut. Misalnya: dalam upacara kelahiran diberikan ulos manimpus, ulos tondi; dalam upacara perkawinan diberikan ulos pargomgom, ulos pansamoti, ulos hela todoan, ulos paribanl dalam upacara kematian diberikan ulos saput, ulos saurmatua, ulos panggabei; dalam upacara mangongkal holi diberikan ulos saput; dalam upacara pemberian nama anak diberikan ulos mampe; dalam upacara memasuki rumah baru diberikan ulos mompo jabu. Jadi dalam kehidupan masyarakat Batak Tobakarya seni rupa mempunyai kedudukan penting dalam religi, adat, dan kehidupan sehari-hari.

2.8.3 Seni Sastra

Selain untuk keperluan komunikasi sehari-hari, bahasa Batak Toba juga dipergunakan dalam seni-seni sastra masyarakat Batak Toba, yang mencakup turi- turian ceritahikayatlegenda, tonggo-tonggo mantra, torsa-torsa perumpamaan, huling-huling teka-teki. Kesemuanya disampaikan dalam beberapa bentuk penyajian sastra, yang berfungsi sebagai hiburan, bagian dari adat, hukum dan religi. Bentuk bahasa dalam seni sastra ini yang pokok ada tiga macam, yaitu: 1. Umpama, suatu bentuk penyajian sastra yang bermaksud sebagai teladan kebijaksanaan, hukum-hukum lisan, dialog-dialog resmi dalam upacara adat, misalnya: Universitas Sumatera Utara - Songon gondang, dobung-dobung soarana, hape rumar do dibagasan. Terjemahannya: Seperti gendang, keras suaranya, ternyata kosong di dalamnya. - Matek-tek bulung pinasa, matektek tu bona. Tunda ni anakna, dohonan tu amana Terjemahannya: jatuh daun nangka, jatuh ke batangnya. Perbuatan anaknya, ditanggungkan ke ayahnya. Pasaribu, 1986:41. 2. Umpasa, suatu bentuk penyajian sastra yang dari segi bentuknya agak sulit dibedakan dari umpama. Tetapi dari segi isinya, umpasa lebih terasa berkesan religius, dalam arti lebih menekankan hal-hal yang bersifat rahmat, kurnia, dan berkat, contohnya” - Sahat-sahatni solu, sai sahatma tu bontean. Leleng hita mangolu, sai sahat tu pangabean. Terjemahannya: Melajulah perahu, melaju ke tepian, semoga mempunyai umur yang panjang dan mencapai kebahagiaankesuksesan. 3. Tudosan, suatu bentuk penyajian sastra yang berupa perbandingan. Dalam kaitan ini, berbagai permasalahan dalam alam dijadikan suatu bandingan terhadap kehidupan manusia untuk menyatakan perasaan hati atau keadaan sesuatu, misalnya: -Togu uratni bulu, toguan uratni padang. Togu hatani uhum, toguan hatani padan. Terjemahannya: Kuatteguh pun akar bamboo, lebih kuatteguh akar rumput sejenis ilalang. Kuatteguh aturan hukum, namun lebih kuatteguh aturan janji. Universitas Sumatera Utara

2.8.4 Seni Musik

Musik dalam masyarakat Batak Toba, seperti dalam kelompok-kelompok tercakup dalam dua bagian besar, yaitu: a musik vokal, dan b musik instrumen. Dalam musik vokal tradisional pembagian ditentukan oleh kegunaan dan tujuan lagu tersebut dapat dilihat dari isi liriknya. Masing-masing lagu yang disebut ende memiliki kategori tersendiri, yang secara tradisional dibagi dalam beberapa jenis, yaitu: 1. Ende Mandideng, yaitu musik vokal yang berfungsi untuk menidurkan anak lullaby song. 2. Ende Sipaingot, adalah musik vokal yang berisi pesan kepada putrinya yang akan melangsungkan pernikahan. Dinyanyikan pada saat senggang pada hari- hari menjelang pernikahan tersebut. 3. Ende Pargaulan, adalah musik vokal yang secara umum merupakan “solo- chorus”, dan dinyanyikan oleh kaum muda dalam waktu senggang, bisanya malam hari. 4. Ende Tumba, adalah musik vokal yang khusus dinyanyikan sebagai pengiring tarian hiburan. Penyanyi sekaligus menari dengan melompat-lompat dan berpegangan tangan sambil bergerak melingkar. Biasanya ende tumba ini dilakukan oleh remaja di halaman kampung yang disebut alaman pada malam terang bulan. 5. Ende Sibaran, adalah musik vokal sebagai cetusan penderitaan yang berkepanjangan. Penyanyinya adalah orang yang menderita tersebut, yang menyanyi di tempat sepi. Universitas Sumatera Utara 6. Ende Pasu-pasuan, adalah musik vokal yang berkenaan dengan pemberkatan berisi lirik-lirik tentang kekuasaan yang abadi dari Yang Maha Kuasa. Biasanya dinyanyikan oleh orang-orang tua kepada keturunannya. 7. Ende Hata, adalah musik vokal yang berupa lirik yang diimbuhi ritem yang disajikan secara monoton, seperti metric speech. Liriknya berupa rangkaian pantun dengan bentuk AABB yang memiliki jumlah suku kata yang sama. Biasanya dinyanyikan oleh kumpulan kanak-kanak yang dipimpin oleh seseorang yang lebih dewasa atau orang tua. 8. Ende Andung, adalah vokal yang bercerita tentang riwayat hidup seseorang yang telah meninggal, yang disajikan pada saat atau setelah disemayamkan. Dalam ende andung, melodinya datang secara spontan sehingga penyanyinya, haruslah penyanyi yang cepat tanggap dan terampil dalam sastra serta menguasai beberapa motif-motif lagu yang penting untuk jenis nyanyian ini Pasaribu, 1986:50-54. Dalam musik instrumen, ada instrumen yang lazim disajikan dalam bentuk ensambel dan ada yang disajikan dalam permainan tunggal, baik dalam kaitannya dengan upacara adat, ritual maupun hiburan. Dalam masyarakat Batak Toba, instrumen tunggal adalah yang lepas dari suatu ensambel, namun selain fungsinya sebagai instrumen yang dimainkan secara tunggal, ia juga dapat dimainkan sebagai pendamping vokal. Instrumen-instrumen ini, antara lain: Universitas Sumatera Utara 1. Dalam kelompok kordophon. Sidideng seperti rebab dengan dua senar, tanggetang bamboo idiochordo. Mengmung seperti prinsip tanggetang tetapi dengan senar dari rotan dan peti kayu sebagai resonator. 2. Dalam kelompok aerophoe, salung transverse flute, salohat seperti salung dengan ukuran yang lebih kecil, along-along alat tiup temporer dari batang padi. 3. Dalam kelompok idiophone, jenggong jews harp logam, saga-saga jews harp bambu. Secara umum dapat dijelaskan bahwa dalam musik masyarakat Batak Tobaterdapat dua jenis ensambel yang dalam beberapa repertoar memiliki kesamaan fungsi sebagai pengiring upacara, yaitu gondang hasapi dan gondang sabangunan. 1. Gondang hasapi, yang memiliki beberapa variasi dalam instrumentasinya, tergantung pada guna dan jumlah pemainnya. a. Instrumen pembawa melodi: hasapi ende plucked lute dua senar, garantung xylophone, sarune etek single reed. b. Instrumen ritme konstan; hasapi doal plucked lute dua senar dan hesek plat logam atau botol kosong. 2. Gondang sabangunan, yang terdiri dari: a. Instrumen pembawa melodi: sarune shawm, taganing drume chime. b. Instrumen ritme variabel: gordang single headed drum, taganing. c. Instrumen ritme konstan: ogung gong yang terdiri dari oloan, ihutan, doal dan panggora, hesek plat logam atau botol kosong. Universitas Sumatera Utara BAB III TORTOR DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT BATAK TOBA Pada bab ini penulis akan membahas tentang tortor pada saat upacara, penggunaan dan fungsinya, busana dalam upacara serta perkembangannya.

3.1 Tortor Pada Saat Upacara