Struktur dan Makna Struktur adalah suatu bangunan yang terdiri dari bahagian-bahagian yang Motif dan Makna Gerak Dasar Dalam Tortor

BAB V STRUKTUR DAN MAKNA PENYAJIAN TORTOR SI PITU GONDANG Pada bab ini penulis akan membahas tentang struktur, makna, motif, makna gerak dasar dalam Tortor, aturan-aturan dalam gerakan Tortor, danskrip Tortor dalam Pesta Horja, pola lantai dalam Tortor maupun busana yang dipakai dalam Tortor.

5.1 Struktur dan Makna Struktur adalah suatu bangunan yang terdiri dari bahagian-bahagian yang

lebih kecil, dan yang membentuk satu kesatuan. Struktur seni diwujudkan dalam dimensi ruang dan waktu. Struktur memiliki tiga ide dasar, yaitu ide kesatuan, ide transformasi, dan ide pengaturan diri sendiri Hawkes, 1978:16. Pertama, struktur merupakan keseluruhan yang bulat yaitu bagian-bagian yang membentuknya tidak dapat berdiri sendiri di luar struktur itu. Kedua, struktur itu berisi gaya transformasi dalam arti bahwa struktur itu tidak statis. Struktur itu mampu melakukan proses transformasional dalam arti bahan-bahan baru diproses dengan melalui prosedur itu. Ketiga, struktur itu mengatur diri sendiri dan setiap unsur mempunyai fungsi berdasarkan letaknya. Analisis struktural dalam Tortor adalah penyajian yang tidak dapat terlepas dari segala unsur maknanya. Di dalam struktur penyajian Tortor terdapat motif dan makna gerak dasar, kemudian aturan-aturan dalam gerak, danskrip tortor, pola lantai maupun busana yang dipakai dalam Tortor. Universitas Sumatera Utara Makna adalah hal-hal yang dapat diketahui tujuannya melalui yang hendak disampaikan kepada orang lain. Seni yang bermutu adalah seni yang memberikan pengalaman estetik, pengalaman emosi, pengalaman keindahan, atau pengalaman seni yang khas milik dirinya. C. Bel dalam Sumardjo 2000:124 menanamkan kualitas seni yang demikian itu sebagai significant form bentuk bermakna. De Saussure dalam Hoed 2008:3-4 mengungkapkan “hubungan antara bentuk dan makna tidak bersifat pribadi, tetapi sosial yakni didasari oleh kesepakatan konversi sosial.

5.2 Motif dan Makna Gerak Dasar Dalam Tortor

Tortor mempunyai perbedaan dalam setiap konteks penggunaannya dalam kehidupan masyarakat Batak Toba. Tetapi bentuk gerakannya adalah sasma dan sudah baku pada setiap Tortor yang ditarikan. Dalam aktivitas Tortor setiap gerakannya mempunyai makna yang senantiasa berhubungan dengan sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu. Gerakan Tortor senantiasa berhubungan dengan unsur kehidupan berkeluarga, dalam hal ini berkaitan dengan adat Dalihan Na Tolu. Dalam melakukan gerakan Tortor, tangan merupakan bagian tubuh yang paling penting dan lebih banyak melakukan gerakan. Setiap gerakan tangan menunjukkan arti dan makna setiap aktivitas Tortor. Sinaga mengatakan bahwa gerakan tangan menunjukkan ciri-ciri kehidupan orang Batak Toba itu sendiri 1991:28 dan yang paling banyak menunjukkan bagaimana adat Dalihan Na Tolu dilakukan. Hal itu dapat dilihat dari awal memulai manortor, bahwa kedua telapak Universitas Sumatera Utara tangan harus diletakkan di atas perut dengan cara tangan kanan menimpa tangan kiri tangan kanan di atas tangan kiri. Tangan kanan dan tangan kiri adalah lambang suami dan istri tangan kanan adalah lambang suami dan tangan kiri adalah lambang istri. Artinya suami harus senantiasa melindungi istrinya. Dan dalam posisi manortor laki-laki harus selalu berada di sebelah kanan perempuan hal ini berlaku juga dalam segala aktivitas kehidupan orang Batak Toba, misalnya dalam upacara adat perkawinan ataupun berdiri di hadapan khalayak ramai. Gerakan tortor yang dilakukan laki-laki maupun perempuan adalah berbeda, Sinaga 1991: 29 menyatakan: “Sian falsafah, pardijabu do anggo ina jala parbalian ianggo ama. Boima berengon bonsir ni perbedaan ni tortor ni baoa dohot tortor ini boru-boru. Lobi bebas jala ‘riar’ do tortor ni baoa sian tortor ni boru-boru. Hira na holan humaliang jabuna jaha: pamatangna do ianggo tortor ni ina, hape ianggo tortor ni baoa tung luas jala mangerbang huhut mangebangi. Parpantunna pemansai andul. Hombar tu ngolu siapari, agresif mungka ni pangaririton do tortor ni baoa, hape ianggo tortor ni boru-boru hira manjalo laos marpaima”. Artinya: Berdasarkan pandangan hidup Dalihan Na Tolu, bahwasanya seorang istri ina sudah seharusnya tinggal di rumah, sedangkan seorang suami ama harus bekerja ke luar rumah. Itulah yang mendasari perbedaan Universitas Sumatera Utara tortor laki-laki dan Tortor perempuan. Gerakan Tortor laki-laki lebih bebas dan lincah liar daripada Tortor perempuan. Tortor perempuan lebih mengarah sekitar rumahnya baca: tubuhnya saja, akan tetapi gerakan Tortor laki-laki lebih luas dan bebas bergerak, gerakannya juga lebih santai dan tangannya bebas dikibaskan kesana kemari. Sopan santunnya juga sangat berbeda. Hal tersebut dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, agresif diperlihatkan dari awal pencarian pasangan hidup atau jodohnya, itulah Tortor laki-laki, kenyataannya Tortor perempuan menunjukkan sikap menerima dan menunggu. Hal tersebut juga selalu dihubungkan dengan peran dan fungsi yang berbeda antara suami dan istri. Serser adalah bentuk gerakan telapak kaki membentuk segitiga dengan mempertemukan kedua jempol kaki dan mempertemukan tumit kaki secara bergantian. Dulu serser dilakukan pada waktu panen dilakukan pada waktu panen sebelum padi ditumbuk. Para wanita yang akan menumbuk padi menginjak padi terlebih dahulu dengan menggesekkan atau menggeser kaki sambil menari, karena panen dianggap suatu kegembiraan. Ada filosofi orang Batak yang mengatakan “jolo serser asa tortor, jolo tektek asa gondang”, yang artinya geser kaki dahulu baru menari, menata irama dahulu baru bergendang. Serser sebenarnya dilakukan oleh panortor penari wanita yang akan bergerak atau berpindah tempat ke kiri maupun ke kanan. Serser ini melambangkan kesopanan, keterikatan, dan keterbatasan gerakan perempuan dalam kehidupan sehari-harinya. Berbeda dengan gerakan pria, untuk Universitas Sumatera Utara berpindah melakukan gerakan melangkah sesuai dengan sifat laki-laki yang agresif mencari nafkah. Namun dalam pengamatan penulis, gerakan serser ini tidak dilakukan dalam pesta Horja maupun dalam beberapa upacara lainnya. Penulis menemukan serser dilakukan pada Tortor sawan tarian membawa cawan berisi air di kepala, Tortor dalam kegiatan hiburan pertunjukan, dan tortor dalam kompetisi Tortor adat yang banyak sekarang diselenggarakan dalam berbagai aktivitas perayaan kedaerahan sekitar daerah Batak Toba. Tortor juga dapat menjadi sarana menumpahkan isi hati si panortor itu sendiri baik dalam keadaan sedih maupun gembira. Dalam keadaan gembira kegiatan manortor sampai melompat dan tangan dilambai-lambaikan di kedua sisi paha panortor. Kegiatan ini dinamakan marembas. Akan tetapi “marembas pun” dapat dilakukan dalam suasana hati sedih dan sering dikatakan dengan “mangondas”. Ada pepatah Batak Toba mengatakan Indada tartangishon, tumagonan ma tinortorhon tiada tertangiskan kejadian yang sudah lalu, lebih baik aku menari. Kalau sudah demikian, hilanglah rasa duka yang dideritanya. Artinya, manortor juga dapat membuat suasana hati menjadi gembira ataupun sedih. Motif dasar gerak tortor dapat kita lihat pada uraian berikut: Universitas Sumatera Utara MOTIF DAN MAKNA GERAK DASAR TORTOR No Uraian Gerakan Foto Gerak Laki-laki Makna 1 Setiap gerakan tortor diawali menutup tangan di perut. Pada saat gondang dimainkan, posisi tangan masih tetap di atas perut dan panortor mulai mangurdot gerakan tubuh ke atas dan ke bawah dengan tekanan pada dengkul kaki. Gerakan ini juga dilakukan oleh perempuan. Mangurdot akan dilakukan pada setiap gerakan manortor di tempat. Untuk laki-laki gerakan melangkah atau jalan di tempat setelah dilakukan gerakan membuka tangan setelah gerakan tutup tangan di atas perut tadi. Tangan dibutuha Tangan dibutuha ini melambangkan hasangapon atau wibawa bagi penarinya, sedangkan mangurdot menggambarkan dalam kehidupan ini ‘adong hangoluan’ artinya dalam kehidupan suatu keluarga senantiasa ada siklus kehidupan yang terus-menerus. Universitas Sumatera Utara 2 Tangan yang manortor digerakkan ke kanan dan ke kiri. Pada saat tangan sudah diletakkan di perut kemudian dibuka perlahan, lalu digerakkan ke kiri dan ke kanan Mangaot-aothon tabina Melambangkan bahwa panortor penari menghormati semua orang yang hadir pada saat upacara berlangsung. 3 Gerakan ini adalah gerakan yang dilakukan di depan wajah sambil digerakkan bergantian telapak tangan kiri dan telapak tangan kanan digerakkan bergantian ke atas dan ke bawah. Marsantabi dibohina Artinya bahwa laki-laki atau suami harus jadi pelindung bagi keluarganya dan suami adalah yang memegang kekuasaan dalam keluarga. 4 Tangan terbuka dan digerakkan secara bergantian tangan kanan dan tangan kiri. Setelah gerakan marsantabi dibohi dilanjutkan dengan gerakan marnaek mijur huhut talak. Gerakan tangan yang terbuka digerakkan ke atas dan ke bawah bergantian antara tangan kanan dan tangan kiri. Marnaek mijur huhut talak Arti dari semua gerakan itu melambangkan sistem hubungan kekerabatan dalam kehidupan masyarakat Batak Toba. Arti dari setiap pergantian gerakan tangan itu adalah bahwa dalam suatu keadaan pesta Universitas Sumatera Utara Setelah gerakan ini berlangsung kemudian dilanjutkan gerakan lincah mangebang diayun ke bawah dan dilakukan bergantuan ke kiri dan ke kanan dan semua gerakan laki-laki menggerakkan jari-jarinya dengan cara merapatkan dan merenggangkan jari-jarinya yang disebut dengan mangguit- guit. adat, posisi hula-hula bisa berubah jadi boru, sesuai dengan kedudukannya masing- masing dalam kehidupan masyarakatnya. Panortor pria gerakannya lincah dan bebas, karena pria harus gesit mencari nafkah untuk keluarga dan dalam kegiatan upacara adat. Universitas Sumatera Utara No Uraian Gerakan Foto Gerak Perempuan Makna 1 Gerakan ini adalah gerakan memulai semua tortor. Sama dengan gerakan awal yang dilakukan laki-laki. Posisi tangan diletakkan di atas perut, tangan kanan di atas tangan kiri. Tangan dibutuha Tangan dibutuha ini melambangkan hasangapon atau wibawa bagi penarinya, sedangkan mangurdot menggambarkan dalam kehidupan ini ‘adong hangoluan’ artinya dalam kehidupan suatu keluarga senantiasa ada siklus kehidupan yang terus-menerus. 2 Gerakan dilakukan perlahan bergerak ke atas dan ke bawah. Gerakan ini menggambarkan bahwa panortor dengan sopan sangat menghormati semua yang hadir dalam upacara tersebut. Marsantabi diparateatean Mohon izin atau menghormat dengan posisi tangan didekatkan di hati atau dada. Parate-atean artinya bagian hati dan jantung manusia. Artinya meletakkan tangan di bagian parateatean merupakan bentuk penghormatan dan permohonan izin kepada seluruh yang hadir di tempat upacara. Perempuan yang melakukan gerakan ini Universitas Sumatera Utara menggambarkan bahwa wanita atau ibu adalah pemberi kehidupan kepada anak-anaknya melalui air susu ibunya. 3 Gerakan ini dilakukan setelah marsantabi diparateatean. Perlahan-lahan kedua telapak tangan dibuka dan tidak boleh lebih tinggi dari telinga. Bungka tangan Gerakan ini menggambarkan kejujuran atau hati yang terbuka seorang istri kepada suaminya. 4 Gerakan ini setelah bungka tangan, perlahan-lahan kedua telapak tangan digerakkan ke arah bahu kemudian digerakkan ke kanan dan ke kiri. Ampe di abara Gerakan ini menggambarkan tanggung jawab seorang istri lebih berat dari suami. Gerakan ke kiri dan ke kanan menunjukkan sikap mengalah seorang istri kepada suami. Karena suami adalah kepala keluarga yang harus dihormati dan dilayani sebaik-baiknya. Universitas Sumatera Utara 5 Bersama-sama bergerak menuju ke depan. Perlahan- lahan kedua tangan digerakkan ke depan sampai menuju ke bawah, dan secara perlahan- lahan agak diayunkan ke kanan dan ke kiri. Rap udur juruk tu jlo Gerakan ini menggambarkan kesetiaan istri kepada suaminya rap udur secara bersama-sama dengan suaminya melangkah ke depan juruk tu jolo dalam pencapaian nilai kehidupan yang sesuai dengan adat dalam sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu. Universitas Sumatera Utara 6 Gerakan ini dilakukan setelah rap udur juruk tu jolo diayun beberapa saat, kemudian gerakan tangan diayun dan ditarik menuju pinggang bergantian dengan gerakan tangan kiri menuju arah pinggang. Gerakan tangan kanan diarahkan ke pinggang sebelah kiri dan gerakan tangan kiri diarahkan ke pinggang sebelah kanan. Gerakan ini dilakukan tiga kali, dimulai dengan gerakan tangan kanan, dilanjutkan gerakan tangan kiri, dan yang terakhir diakhiri dengan tangan kanan. Bentuk telapak tangan melengkung seperti ditekuk. Margolom-golom masak Gerakan ini menggambarkan seorang ibu yang sedang mengumpul harta bekal kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai kehidupan dalam unsur Dalihan Na Tolu yang merupakan hal yang sangat berharga dalam kehidupan masyarakat Batak Tobayang disebut dengan hamoraon, hagabean dohot hasangapon kekayaan, keturunan yang banyak dan terpandang. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

5.3 Aturan-aturan Dalam Gerakan Tortor