Keterangan: Beberapa jenis ulos yang lazim dipergunakan dalam kegiatan manortor pada
tradisi masyarakat Batak Toba sebelum era kekristenan.
3.4 Perkembangan Tortor
Saat ini tortor banyak dilakukan dalam upacara pesta gereja pembangunan gereja dalam rangka mengumpulkan dana atau kegiatan
kegembiraan perayaan hari besar umat Kristen khususnya Batak Toba. Tortor yang paling sering kita jumpai saat ini adalah tortor dalam pesta
perkawinan Batak Toba, pada upacara kematian Saurmatua, dan pada pesta horja peresmian tugu.
Padang ursa
Ragi hotang
Ragi pangko Mangiring
Ragi hotang
Runjat Sibungani-
b
Universitas Sumatera Utara
Banyak masyarakat khususnya yang sudah tua menyatakan bahwa penggunaan tortor itu sudah mengalami banyak perubahan. Hal ini terjadi akibat
masuknya kekristenan ke Tanah Batak, yang telah banyak membuat larangan- larangan mengenai penggunaan tortor dan gondang sabangunan.
Karena kegiatan ini masih dianggap berhubungan dengan kepercayaan sipelebegu animisme. Kalau dahulu kematian merupakan kutukan dan
malapetaka, tetapi dengan masuknya kekristenan telah merubah pandangan masyarakat Batak Toba yang telah menganut ajaran agama Kristen yang
mempercayai bahwa malapetaka sehingga saat ini tortor tidakjarang dilakukan lagi untuk memuja roh-roh dan kekuatan-kekuatan alam seperti yang dilakukan
sebelum era kekristenan, meskipun pemeluk aliran kepercayaan yang masih ada sampai sekarang ini masih tetap melakukan kegiatan ritual dengan tortornya,
seperti aliran kepercayaan parmalim yang masih ada hingga sekarang. Musik maupun repertoar yang dimainkan sudah lebih mendominasi lagu-
lagu yang lagi tren populer. Dalam upacara religi alat musik dan teknik manortor masih menggunakan tata cara dahulu tidak ada penggabungan ataupun
dipengaruhi musik atau tarian zaman sekarang, tetapi dalam upacara adat sudah mulai dipengaruhi unsur-unsur masa kini, hal ini karena kehidupan masyarakat
Batak Toba sudah banyak dipengaruhi kekristenan yang melarang melakukan upacara-upacara religi yang berhubungan dengan kepercayaan nenek moyang.
Sedangkan dalam upacara hiburan, unsur religi maupun adat sudah hilang sama sekali. Lagu-lagu yang dimainkan sudah beragam dari irama pop, dangdut, dan
lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV TATA CARA PENYELENGGARAAN PESTA HORJA
Pada bab ini penulis akan membahas tentang latar belakang pelaksanaan Pesta Horja, tujuan pelaksanaan Pesta Horja, hal-hal yang dilakukan sebelum
pelaksanaan Pesta Horja, Tortor yang disajikan pada saat penyelenggaraan Pesta Horja, penentuan judul Tortor dan hubungannya dengan pihak yang Manortor,
hubungan Tortor dengan gondang sebagai musik pengiring, Tortor Si pitu Gondang dalam Pesta Horja, Mangido Tua ni Gondang, pantun umpasa dalam
meminta gondang.
4.1 Latar Belakang Pelaksanaan Pesta Horja