Penggunaan Tortor Penggunaan dan Fungsi Tortor

mengacu kepada fungsi seni pertunjukan dalam kehidupan manusia yang dikemukakan Soedarsono yang mengatakan secara garis besar fungsi seni pertunjukan dalam kehidupan manusia bisa dikelompokkan menjadi 3 fungsi primer, yaitu: 1 seni sebagai sarana ritual; 2 seni sebagai sarana hiburan pribadi; dan 3 seni sebagai presentasi estetis.

3.2.1 Penggunaan Tortor

Tortor digunakan dalam setiap acara-acara dalam kehidupan masyarakat Batak Toba. Telah dijelaskan bahwa tortor digunakan untuk menentukan kedudukan seseorang dalam unsur Dalihan Na Tolu, yang dapat dilihat dari gerakan-gerakan tortor yang dilakukan. Tortor Batak Toba menggambarkan perjalanan hidup orang Batak Toba dalam kehidupan kesehariannya. Tortor menggambarkan kegembiraan, rasa senang, bermenung, berdoa, menyembah, menangis, bahkan keinginan atau cita- cita dan harapan. Semua hal ini dapat tergambar dalam aktivitas manortor tortor Batak Toba. Tortor dahulu dipergunakan dalam pesta adat tortor adat, acara kegembiraan sukacita dan acara kesedihan duka dan untuk perenungan. Tortor senantiasa tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat Batak Toba. Masyarakat Batak Toba yang mendiami wilayah Toba Samosir, Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan sudah pasti senantiasa melakukan aktivitas manortor ini dalam setiap kegiatan dalam kehidupannya. Orang Batak Toba yang mendiami suatu wilayah, apabila dalam sistem kekerabatan mereka telah mempunyai hubungan kekerabatan dengan sesama Universitas Sumatera Utara orang Batak Toba yang telah memungkinkan sudah didapati orang-orang dengan struktur dalihan na tolu, pasti adat istiadat akan berjalan dengan baik. Orang Batak Toba yang diperantauan akan membuat sebuah perkumpulan dalam membina kekerabatan sesama orang Batak Toba. Dalam hal ini juga mereka secara otomatis akan menerapkan sistem norma adat yang dilakukan masyarakat Batak Toba umumnya. Jadi wilayah pemakaian tortor ini dilakukan oleh orang Batak Toba itu sendiri di manapun mereka berada di seluruh belahan dunia ini. Bisa saja beberapa marga yang berkumpul dalam suatu wilayah dapat menjadi suatu sistem kekerabatan yang baru di luar dari sistem kekerabatan yang sudah tinggal di kampung. Di tempat yang baru mereka membentuk suatu perkumpuan adat dalam hubungan kekeluargaan dan kekerabatan sesama orang Batak Toba. Jadi tortor itu akan dilaksanakan oleh orang Batak yang ada di manapun di seluruh dunia ini. Dalam upacara religi penganut aliran kepercayaan Parmalim, tortor sangat benar-benar dilakukan karena tortor salah satu media penyampaian keinginan kepada Sang Pencipta seperti kemakmuran dan kesejahteraan. Pada pesta horja sebagai upacara adat, tortor digunakan sebagai media kepada Sang Pencipta dan sebagai media yang dapat menunjukkan pada saat acara berlangsung, orang-orang yang berkedudukan dalam unsur Dalihan na Tolu. Saat ini perkembangan tortor setelah masuknya era kekristenan jadi dipergunakan dalam acara kebaktian gereja memuji Tuhan dan biasanya teks diiringi lagu-lagu rohani kemudian tortor untuk kepentingan hiburan pariwisata Universitas Sumatera Utara komersial dan sudah banyak digabung dengan tarian etnis lain kemudian tarian ini disebut sebagai kreasi tortor.

3.2.2 Fungsi Tortor