5.3 Aturan-aturan Dalam Gerakan Tortor
Tortor  adalah sebuah ungkapan individual, kultur maupun keagamaan. Empat gerak posisi tangan yang baku dalam Tortor Batak Toba, sesuai dengan
kedudukan penari Panortor dalam sistem kekerabatan dalam kehidupan masyarakat  Batak Toba,  Maneanea  artinya meminta  berkat turut menanggung
beban, mamasu-masu artinya memberi berkat, mangido tua artinya meminta dan menerima berkat dan manomba artinya menyembah dan meminta berkat.
Lumbantobing 1986 menjabarkan Tortor  dibentuk dari gerakan pangurdot, pangeal, pandenggal, siangkupna, dan hapunanna.
5.3.1 Pangurdot
Pangurdot  ialah gerakan seluruh badan, dengan fokus geraknya berada pada telapak kaki, tumit dan badan. Ujung telapak kaki bergerak ke atas, lalu
turun sesuai dengan irama gondang. Sedangkan bahu bergerak perlahan ke kiri dan ke kanan. Semua gerakan badan dan anggota tubuh merupakan perpaduan
gerak dan irama gondang.
5.3.2 Pangeal
Pangeal ialah gerakan tubuh pada pinggang dan daun bahu sasap. Kedua anggota tubuh ini akan bergerak ke kiri dan ke kanan sesuai dengan irama
gondang. Gerakan ini terkait dengan gerakan pangurdot.
Universitas Sumatera Utara
5.3.3 Pandenggal
Pandenggal  ialah gerakan gemulai anggota tubuh secara keseluruhan berfokus pada gerakan lengan, telapak tangan dan jari tangan. Kedua telapak
tangan yang terbuka diangkat ke atas perlahan-lahan, lalu diturunkan ke bawah secara gemulai. Kemudian kedua tangan bergerak ke depan dengan gerakan
setengah lingkaran, yang bertumpu di bawah dada. Bersamaan dengan gerakan itu semua jari-jari tangan bergerak-gerak terbuka dan tertutup sejajar dengan bidang
telapak tangan.
5.3.4 Siangkup na siakkup na
Siakkup na ialah gerakan leher. Gerakannya seirama dengan gondang dan urdot  yang telah disebut di atas. Siakkup na, yang secara harfiah berarti
“tambahan”, bukan merupakan sekadar gerak selingan. Gerakan siakkup na adalah wujud mengekspresikan jiwa tarian.
5.3.5 Hapunanna
Yang dimaksud dengan Hapunanna ialah ekspresi yang tampak dari wajah panortor  penari. Dari wajah panortor  dapat diketahui situasi kegembiraan atau
situasi duka cita. Ekspresi wajah dan jiwa tortor haruslah seirama, sehingga tortor tersebut berkomunikasi kepada penonton yang hadir.
Batara Sangti dalam bukunya Sejarah Batak 1997:289-290 mengatakan, tortor  terdiri dari: 1. Pangurdot. Yang termasuk pangurdot  ialah bagian daun
kaki, tumit sampai bahu. 2. Pangeal. Yang termasuk pangeal  ialah pinggang,
Universitas Sumatera Utara
punggung sampai daun bahu sasap. 3. Pandenggal. Yang termasuk pandenggal ialah tangan, daun tagan sampai jari tangan. 4. Siangkupna. Yang termasuk
siangkupna ialah leher. 5. Hapunanna. Yang dimaksud hapunanna ialah ekspresi wajah saat manortor.
Badan tegak dan lurus mangurdot  tanpa goyangan ke samping, bagaikan alu menumbuk padi dalam lesung. Bila ada hentakan miring maka resiko padi
akan terburai keluar. Tangan  menyembah dan mengait ke arah tubuh. Menghormati semua pihak menghormati penciptanya dengan harapan mendapat
berkah atau manfaat pada dirinya. Tangan dibuka datar ke atas pundak. Seandainya ada benda di atas tangan itu tidak akan jatuh. Dia memikul segala
tugas dan perannya tanpa goyahsepenuh hati. Tangan melayang dari samping menuju perut. Telapak tangan ditekuk, persis seperti mengumpulkan padi dalam
jemuran atau mengaismengumpul beras di atas tampi. Ini disebut mangahit. Segala kegiatan yang mendapatkan buah semuanya diarahkan kepada
dirinya dan menjadi bekal dalam kehidupan yang disebut paiogon  yang dikumpulkan dalam bakul-bakul  bekal kehidupan sepanjang tahun. Gerakan pria
lebih liar dan bebas sesuai dengan cara kehidupannya sehari-hari lebih agresif mencari uang atau nafkah.
Dalam aktivitas manortor  setiap orang harus berdiri dengan sikap sempurna berdiri di atas kedua telapak kaki, pandangan rata ke depan, kemudian
mulailah bergerak manortor  setelah sarune berbunyi dalam 1 x 8 hitungan. Jadi ukuran waktu untuk mulai manortor bukan bunyi gondangtaganing atau ogung.
Universitas Sumatera Utara
Tortor  memiliki pakem yang kuat dan menjadi pengamatan penting mengenali perempuan maupun laki-laki dengan segala sikap dasar yang
diperlihatkan melalui tortor itu. Menurut hasil wawancara dari beberapa pengetua adat, gerakan Tortor
pada laki-laki dan perempuan terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi seperti: −
Simanjujung  atau  ulu, unang paundukhu, unang padirgakhu  artinya kepala jangan terlalu tunduk ke bawah dan jangan terlalu mendongak ke atas. Tetapi
hal ini tunduk kepala diperlukan pada saat gerakan Tortor  dalam posisi menyembah.
− Simalolong mata  panortor  penari perempuan tidak boleh momar liar dan
membelalak supaya kelihatan hohom  atau  donda  artinya sopan. Yang diperbolehkan hanya melirik yang tujuannya adalah melihat supaya gerakan
seragamtidak saling mendahului. −
Parnianggoanigung  hidung tidak boleh diangkat supaya tidak terkesan sombong.
− Bohi wajah atau roman wajah harus minar marsaudara atau cerah dan enak
dipandang. −
Pamanganbaba mulut harus ditutup supaya sopan. −
Simanjojakpat kaki, untuk panortor perempuan harus rapat sedangkan kaki panortor  laki-laki agak renggang dan biasanya gerakannya seperti jalan di
tempat. −
Pamatangbadan  harus  tegak, tetapi pada saat melakukan gerakan, bergerak sesuai gerakan tortor yang diinginkan atau diminta.
Universitas Sumatera Utara
− Simangidotangan tangan, untuk panortor  laki-laki gerakannya lebih bebas,
sedangkan untuk panortor perempuan harus lebih sopan.
Universitas Sumatera Utara
5.4 Danskrip Tortor Dalam Pesta Horja No