gambiri kemiri, tolor ni manuk telur ayam, gundur semangka, ansimun mentimun dan ringgit sitio soara uang. Napuran tiar mengandung makna
mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Menciptakan Langit dan Bumi mandok mauliate tu Amanta Debata, boras sakti bermakna segala sesuatu yang
dikerjakan berhasil dengan baik gabe naniula, gambiri melambangkan kemakmuran marmiak, tolor ni manuk diberikan kepada raja pengulu balang,
gundur mempunyai makna untuk keseluruhan segala penyakit pamalumi, ansimun berarti penyejuk hati pangalamboki, ringgit sitio soara berarti segala
perkataan yang dipergunakan dalam upacara supaya sopan dan berkharisma. Setelah itu pargonsi akan menanyakan hasuhuton, upacara atau pesta apa yang
akan dilaksanakan, kemudian hasuhuton menjelaskan secara rinci hal-hal yang akan dilakukan selama pesta berlangsung. Tetapi pada pesta Horja ini, tradisi
lama yang tersebut di atas tidak dilakukan lagi secara utuh, karena keluarga ini hasuhuton ini sudah menganut agama Kristen pada umumnya.
Pada akhir acara pesta Horja ini hasuhuton hanya memberikan napuran tiar sirih yang melambangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pesta
sudah berhasil dan berjalan baik tanpa kurang suatu apapun.
4.3.3 Maniti Ari
Maniti ari adalah menentukan waktu penyelenggaraan pesta Horja. Hasuhuton melihat dari kesediaan semua keturunan dari Ompu Uluan Gultom ini.
Kegiatan ini sudah direncanakan sejak tahun 2009 yang lalu, tujuannya supaya seluruh keturunannya dapat mengumpulkan uang untuk pulang kampung dan
Universitas Sumatera Utara
mengumpulkan toktok ripe partisipasi dana dari setiap masing-masing keluarga dan besarnya ditentukan dalam rapat musyawarah oleh keluarga yang tinggal di
kampung dan yang ada di perantauan. Melihat dari segi penanggalan masyarakat Batak bahwa penanggalan
ganjil itu merupakan penanggalan yang baik, maka dari itu pesta Horja ini dilangsungkan dari tanggal 7 Juli 2011 sampai dengan 10 Juli 2011 di Desa Rahut
Bosi, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara. Panitia memilih tanggal dan bulan ini adalah karena pada saat itu bertepatan sekolah masih dalam
keadaan libur artinya anak-anak tidak akan terganggu masa belajarnya meskipun anak-anak tidak diikutsertakan dalam pesta ini.
Pada saat itu pula, keluarga di kampung habis panen artinya ada hasil yang akan dipergunakan sebagai makanan pada acara pesta dan bila habis panen
masyarakat belum mulai bekerja ataupun belum mulai menanam padi kembali dan ada waktu luang untuk menyelenggarakan pesta tersebut. Bila dilihat secara
kekristenan yang tertulis dalam buku Almanak Gereja Kristen Protestan Indonesia bahwa tanggal 7 Juli 2011 itu memiliki makna atau berisikan ayat Alkitab yang
tertulis dalam Amsal 16 ayat 3 Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.
Hal-hal tersebutlah yang menjadi pedoman bagi panitia hasuhuton untuk menentukan waktu penyelenggaraan pesta Horja tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Menentukan Tempat
Menurut hasil musyawarah keluarga, bahwa tempat yang tepat untuk mengadakan pesta Horja ini adalah di tengah-tengah kampung marga Gultom
yang di Desa Rahut Bosi. Rumah hasuhuton adalah yang ditempati Juara Gultomistri Boru Panjaitan Ama Dewi, dan areal tempat manortor seluruh yang
hadir tepat di depan rumah hasuhuton tersebut. Hal ini juga dikarenakan tugukuburan yang akan dipestakan berada tepat di ujung areal pemukiman
penduduk mengarah ke tombak hutan kemenyaan yang ada di kampung tersebut.
4.4 Tortor yang Disajikan Pada Saat Penyelenggaraan Pesta Horja