Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 stres. Pendapat tersebut juga tidak berbeda jauh dengan pendapat Dwi Agustianto 2011: 7 bahwa coping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima. Apabila mekanisme coping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut. Menurut Stuart dan Laraia dalam Dwi Agustianto, 2011: 9 ada dua jenis strategi coping dalam aspek psikososial yaitu reaksi yang berorientasi pada ego ego oriented dan reaksi yang berorientasi pada tugas task oriented. Ego oriented meliputi: a denial menyangkal, b projeksi melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain, c regresi menghindarkan stres terhadap karakteristik perilaku, d displacement mengalihkan emosi pada orang atau benda, e mencari dukungan sosial, f reframing mengkaji ulang kejadian stres agar lebih dapat menangani dan menerimanya, g mencari dukungan spiritual, h menggerakkan keluarga untuk dapat menerima bantuan. Sementara task oriented meliputi: a perilaku agresif, b perilaku menarik diri, c perilaku kompromi. Folkman dan Lazarrus dalam Astuti Yuni Nursasi dan Poppy Fitriyani, 2002: 60 juga mengidentifikasi ada dua jenis strategi coping yang digunakan yaitu: coping yang berorientasi pada upaya-upaya penyelesaian masalah tugas dan coping yang berorientasi pada aspek emosional. Reaksi yang berorientasi pada tugas dimana lansia mencoba menghadapi kenyataan tuntutan stres dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan, sedangkan reaksi yang berorientasi pada ego sering kali digunakan untuk melindungi diri sendiri. Hal ini berarti dengan penggunaan coping yang tepat, maka akan membantu lansia dalam mengatasi stres pada masa pensiun. 5 Pada penelitian terdahulu Dwi Agustianto 2011: 1 melihat “Hubungan Stres dengan Coping Lansia pada Masa Pensiun Di RW 11 Komplek Mabad Rempoa Ciputat Timur Tangerang Selatan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dengan coping lansia pada masa pensiun. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik responden dengan coping lansia pada masa pensiun yaitu umur dan lamanya pensiun. Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Erwinsyah Putra Surbakti 2008: 1 tentang “Stres dan Coping Lansia pada Masa Pensiun Di Kelurahan Pardomuan Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar” menunjukkan bahwa lansia tidak mengalami stres yang bersumber dari diri sendiri, keluarga, masyarakat lingkungan. Untuk coping yang digunakan lansia saat menghadapi pensiun yang berorientasi pada ego yaitu dengan menghilangkan kejenuhan pada masa pensiun dengan mencari kegiatan sesuai hobinya 61,5. Keseluruhan respoden jika mempunyai masalah akan berdoa pada Tuhan dan tidak menyalahkan keluarga apabila terjadi masalah 100. Kemudian yang berorientasi pada tugas yaitu apabila menghadapi masalah responden akan mengalihkannya dengan merokok 58,9. Jika responden berselisih paham dengan orang lain maka akan mengalah atau pergi meninggalkannya 94,8. Jika responden marah maka tidak akan berteriak-teriak serta menghancurkan barang- barang sekitarnya 97,4. Sementara responden akan menyendiri jika menghadapi masalah banyak 87,1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu seperti dipaparkan di atas adalah penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptf kuantitatif 6 sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Agustianto 2011:55 menggunakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini hanya berfokus pada pensiunan yang berstatus PNS, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Erwinsyah Putra Surbakti 2008:3 pensiunan yang berstatus PNS maupun pegawai swasta non PNS. Dan dalam penelitian peneliti mengungkap sumber stress lansia sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Erwinsyah Putra Surbakti tidak mengungkap sumber-sumber stres. Peneliti memilih berfokus pada pensiunan PNS dikarenakan beberapa hal yaitu: batas usia pensiun PNS pada umur 56 tahun, sedangkan batas usia pensiun pegawai swasta tergantung peraturan perusahaan. Hal ini membuat pegawai swasta lebih bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi masa pensiun. Selanjutnya potret pegawai swasta memiliki etos kerja dan profesionalitas di atas PNS, sehingga pensiun pegawai swasta lebih bisa menyesuaikan diri dalam menghadapi masa pensiun dengan bekerja atau berbisnis. Sementara pensiunan PNS lebih mengandalkan uang pensiun bulanan, sehingga kurang memiliki keinginan untuk mencari penghasilan tambahan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Akhyar Effendi dkk, 2011: 36 bahwa: “Salah satu potret PNS di Indonesia dewasa ini sering berkisar pada rendahnya profesionalisme serta budaya kerja dan ethos kerja. Hal ini mengakibatkan seorang PNS tidak pernah tercambuk untuk menunaikan kewajibannya secara profesional. Berbeda dengan karyawan swasta, yang harus diakui memiliki etos kerja dan profesionalitas di atas PNS. Faktornya adalah sistem kerja yang memang memacu mereka untuk menunjukkan kinerja optimal. Mereka berada dalam lingkungan kerja dengan intensitas persaingan yang ketat, sehingga lebih siap dalam menghadapi masa pensiun. Dengan bekal yang ada, mereka dapat mencari penghasilan di masa pensiun seperti bekerja dengan pihak lain atau berbisnis”. 7 Demikian pula dengan pensiunan PNS di Kecamatan Polanharjo. Bapak Agus Salim selaku kepala Camat Polanharjo pada wawancara pada tanggal 8 Maret 2012 mengungkapkan bahwa “setahu saya rata-rata PNS disini jarang yang bekerja lagi mbak, apalagi berbisnis. Kebanyakan sih menikmati masa tua di rumah dan kegiatan-kegiatan sosial atau masjid, kalaupun berbisnis bisa dihitung pakai jari mbak, paling juga buka warung kecil-kecilan untuk mengisi waktu luang saja”. Berdasarkan pendapat tersebut, hal ini berarti pensiunan PNS di Kecamatan Polanharjo sebagian hanya mengandalkan uang pensiunan bulanan. Mengenai kelompok penduduk lanjut usia di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten adalah sebagai beriku : Tabel 1. Kelompok Penduduk Lansia Di Kecamatan Polanharjo No Kelompok Umur Lansia Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 1 60-64 985 1.151 2.136 2 65 + 2.263 2.671 4.934 Total 3.248 3.822 7.070 Sumber: Data BPS Klaten, 2011 Tabel 1 menunjukkan bahwa kelompok penduduk lansia di Kecamatan Polanharjo sebanyak 7.070 jiwa yang terdiri dari 3.248 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 3.822 jiwa berjenis kelamin perempuan. Hal ini berarti jumlah kelompok penduduk lansia di Kecamatan Polanharjo cukup signifikan. Selanjutnya berdasarkan studi pendahuluan, diketahui penduduk lansia pensiunan PNS yang ada di Kecamatan Polanharjo kabupaten Klaten sebanyak 700 orang yang berasal dari PNS, baik yang berasal dari umum, guru, dokter dan lain sebagainya. Pensiunan PNS di Kecamatan Polanharjo yang mengambil uang pensiunan melalui Kantor Pos tergabung dalam ikatan PWRI Persatuan Whreda 8 Republik Indonesia. Kegiatannya meliputi arisan dan baksos, kemudian untuk perkumpulannya dilaksanakan setiap tanggal 4. Selain itu peneliti melakukan wawancara terhadap 4 orang pensiunan PNS pada tanggal 6 Maret 2012 di Kecamatan Polanharjo kabupaten Klaten yang terdiri dari pensiunan guru, dosen dan pegawai negeri sipil dari dinas PU. Berdasarkan hasil wawancara tersebut ternyata 3 orang diantaranya mengaku belum menerima keadaan pensiun karena merasa kehilangan peran dan identitas yang dimiliki semasa pra pensiun. Dari 3 orang tersebut ada juga yang mengatakan tidak memiliki pekerjaan lain setelah pensiun padahal masih memiliki tanggungan anak yang masih sekolah atau kuliah sehingga muncul perasaan tidak berguna lagi bagi keluarga bahkan sering mengalami stres. Sementara 1 orang dari 4 orang yang diwawancara mengaku sudah menerima bahwa dirinya sudah pensiun karena anak-anaknya sudah menikah sehingga sudah tidak memiliki tanggungan lagi. Selain itu sudah memiliki kegiatan lain seperti bertani dan bercocok tanam di sawah, sehingga dapat mengisi waktu luangnya. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa masa pensiun adalah situasi yang menjadi stressor bagi lansia dan seringkali dianggap hal yang tidak menyenangkan. Apabila stressor tersebut tidak dapat teratasi, maka lansia akan mengalami hal yang lebih buruk seperti depresi. Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Stres dan Strategi Coping Lansia Pensiunan Pegawai Negeri Sipil PNS Di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten”. 9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dapat didentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Sebagian masyarakat berpandangan negatif tentang masa lansia karena lansia dianggap manusia yang tidak produktif. 2. Masa pensiun ini dapat menimbulkan masalah bagi individu jika tidak siap menghadapinya. 3. Pensiunan PNS di Kecamatan Polanharjo sebagian hanya mengandalkan uang pensiunan bulanan, padahal masih memiliki tanggungan keluarga. 4. Sebagian lansia pensiunan PNS di Kecamatan Polanharjo merasa stres saat memasuki masa pensiun.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada stres dan strategi coping pensiunan PNS di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan yang ada dapat diambil rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana tingkat stres lansia pensiunan pegawai negeri sipil PNS di Kecamatan Polangarjo Kabupaten Klaten ? 2. Bagaimana stres lansia pensiunan pegawai negeri sipil PNS di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten ditinjau dari sumber stres ? 10 3. Bagaimanakah strategi coping yang digunakan lansia pensiunan pegawai negeri sipil PNS di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat stres lansia pensiunan pegawai negeri sipil PNS di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. 2. Untuk mengetahui sumber stres lansia pensiunan pegawai negeri sipil PNS di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. 3. Untuk mengetahui strategi coping yang digunakan lansia pensiunan pegawai negeri sipil PNS di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan khususnya pada ruang lingkup psikologi pendidikan dan bimbingan tentang kesehatan mental berkaitan dengan stres dan coping lansia pensiunan pegawai negeri sipil PNS. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan pada penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi lansia Diharapkan lansia dapat menghadapi masa pensiunnya dengan nyaman dan dapat mempersiapkan diri dari stres serta mengatasi coping yang kuat. 11 Hal ini dikarenakan kondisi stres yang tidak tertangani dengan baik dapat memicu berbagai penyakit pada lansia seperti tekanan darah tinggi, asma, pusingsakit kepala, insomnia, depresi bahkan bunuh diri. b. Bagi peneliti, sebagai pengalaman lapangan dalam menerapkan ilmu Bimbingan dan Konseling.

G. Batasan Istilah

1. Stres adalah reaksi lansia terhadap keadaan atau kejadian yang menimbulkan tekanan, perubahaan dan ketegangan emosi sebagai bentuk respon terhadap diri sendiri, keluarga, dan masyarakat di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

2. Strategi coping adalah mekanisme yang dilakukan lansia di Kecamatan

Polanharjo Kabupaten Klaten untuk mengatasi perubahan atau beban dan tekanan yang dialami, baik yang berorientasi pada upaya-upaya penyelesaian masalah tugas maupun yang berorientasi pada aspek emosional ego . 3. Lansia adalah kelompok penduduk laki-laki dan perempuan yang berusia di atas 60 tahun di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. 4. Pensiunan PNS adalah suatu keadaankondisi dimana individu telah berhenti bekerja di suatu instansi pemerintah karena mencapai batas usia pensiun dan masa tugasnya telah selesai. 12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Stres 1. Pengertian Stres

Menurut Sunaryo dalam Dwi Agustianto, 2011: 12 stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, dan ketegangan emosi. Sementara menurut Dadang Hawari 2001: 25 stres adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stressor psikososial tekanan mental atau beban kehidupan. Selanjutnya Sandrock 2003: 39 mendefinisikan stres adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres stressor yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa stres adalah reaksi individu terhadap keadaan atau kejadian yang menimbulkan tekanan, perubahaan dan ketegangan emosi.

2. Sumber Stres

Sumber stres dapat berubah-ubah, sejalan dengan perkembangan manusia tetapi kondisi stres juga dapat terjadi di setiap saat sepanjang kehidupan. Menurut Bart Smet dalam Yeniar Indriana,dkk, 2010: 89 sumber-sumber stres adalah sebagai berikut: a. Dari dalam diri Stres juga akan muncul pada seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber utama stres.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dengan Kompetensi Sebagai Variabel Intervening Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan

5 119 152

Sistem Pembinaan Karier Pegawai Negeri Sipil Dalam Penempatan Jabatan Struktural di Kabupaten Pakpak Bharat

3 39 145

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dalam Pelayanan Publik (Studi pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Aceh Tamiang)

9 136 135

Efektivitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Di Puskesmas Panei Tongah Kabupaten Simalungun)

21 141 102

Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Sosial Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan

10 105 102

Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik (Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang)

0 37 268

KEGIATAN PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI HARI TUANYA ( Studi Deskriptif pada 4 orang Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS ) di Desa Kaligondo,Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi )

2 44 17

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Penetapan Pensiun Pokok PNS dan Janda/Dudanya.

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA COPING STRATEGI DENGAN STRES KERJA DISEBABKAN OLEH MUTASI PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KABUPATEN MERANGIN - UMBY repository

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA COPING STRATEGI DENGAN STRES KERJA DISEBABKAN OLEH MUTASI PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KABUPATEN MERANGIN - UMBY repository

0 0 14