Tingkatan Stres Stres 1. Pengertian Stres

22

2. Sumber Coping

Menurut Stuart dan Laraia dalam Dwi Agustianto, 2011: 9 sumber coping sangat banyak, meliputi: a. Aset ekonomi, artinya semakin rendah aset ekonomi yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi tingkat stres yang dialami seseorang. b. Kemampuan dan ketrampilan, artinya seseorang yang tidak memiliki kemampuan dan ketrampilan yang memadai lebih cenderung mudah stres karena merasa tidak mampu melakukan pekerjaan. c. Teknik defensif teknik pertahanan, artinya seseorang yang memiliki teknik defensif cenderung lebih bisa menghadapi masalah dengan baik, sehingga tidak mudah stres. d. Dukungan sosial, artinya jika seseorang menghadapi masalah yang berat kemudian mendapatkan dukungan sosial seperti keluarga, kerabat atau teman cenderung mampu menghadapi stres dengan lebih baik. e. Kesehatan, artinya dalam menghadapi permasalahan dibutuhkan kesehatan yang baik. f. Dukungan spritual, artinya seseorang yang mendekatkan diri dengan Tuhan, cenderung lebih tenang dalam menghadapi masalah, sehingga dapat menekan rasa stres. g. Keyakinan positif, artinya seseorang yang memiliki keyakinan yang positif cenderung dapat berpikir lebih jernih, sehingga tidak mudah stres. h. Kemampuan pemecahan masalah, artinya seseorang yang memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah cenderung tidak mudah stres. 23 i. Motivasi, artinya seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi cenderung memiliki keinginan untuk menyelesaikan permasalahan sehingga dapat menekan stres. Selanjutnya Hidayat 2004: 48 mengemukakan bahwa individu dapat mengatasi stres dengan menggerakkan sumber coping di lingkungan yaitu: aset ekonomi, kemampuan dan ketrampilan individu, teknik-teknik pertahanan, dukungan sosial dan dorongan motivasi. Pendapat tersebut juga tidak berbeda dengan pendapat Rasmun 2001: 38 yang mengidentifikasikan lima sumber coping yang dapat membantu individu beradaptasi dengan stressor yaitu, ekonomi, keterampilan dan kemampuan, tehnik pertahanan, dukungan sosial dan motivasi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sumber coping adalah aset ekonomi, kemampuan dan ketrampilan individu, teknik- teknik pertahanan, dukungan sosial, dukungan spritual, kesehatan dan dorongan motivasi.

3. Strategi Coping

Folkman dan Lazarrus dalam Astuti Yuni Nursasi dan Poppy Fitriyani, 2002: 60 mengidentifikasi ada dua jenis strategi coping yang digunakan yaitu: coping yang berorientasi pada upaya-upaya penyelesaian masalah tugas dan coping yang berorientasi pada aspek emosional. Reaksi yang berorientasi pada tugas dilakukan subjek untuk menghadapi kenyataan tuntutan stres dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan 24 konflik dan memenuhi kebutuhan, sedangkan reaksi yang berorientasi pada ego sering kali digunakan untuk melindungi diri sendiri. Selanjutnya menurut Stuart dan Laraia dalam Dwi Agustianto, 2011: 9 ada dua jenis strategi coping dalam aspek psikososial yaitu reaksi yang berorientasi pada ego ego oriented dan reaksi yang berorientasi pada tugas task oriented. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: a. Reaksi yang berorientasi pada ego ego oriented, hal ini mencakup: 1 Denial menyangkal, menghindari realitas ketidaksetujuan dengan mengabaikan atau menolak untuk mengenalinya. Contohnya lansia yang merasa tidak pantas untuk pensiun. 2 Projeksi, mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri para orang lain. Contohnya ketika menghadapi masalah cenderung menyalahkan keluarga atau orang lain. 3 Regresi, menghindarkan stres terhadap karakteristik perilaku dari tahap perkembangan yang lebih awal. Contohnya mengisi waktu luang dengan kegiatan yang sesuai dengan hobi. 4 Displacement, mengalihkan emosi yang seharusnya diarahkan pada orang atau benda tertentu ke benda atau orang yang netral atau tidak membahayakan. Contohnya berteriak-teriak atau menghancurkan barang yang ada disekitarnya tanpa melukai orang lain. 5 Mencari dukungan sosial. Contohnya keluarga mencari dukungan atau bantuan dari keluarga, tetangga, teman atau keluarga jauh.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dengan Kompetensi Sebagai Variabel Intervening Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan

5 119 152

Sistem Pembinaan Karier Pegawai Negeri Sipil Dalam Penempatan Jabatan Struktural di Kabupaten Pakpak Bharat

3 39 145

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dalam Pelayanan Publik (Studi pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Aceh Tamiang)

9 136 135

Efektivitas Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Puskesmas Panei Tongah Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Di Puskesmas Panei Tongah Kabupaten Simalungun)

21 141 102

Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Sosial Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan

10 105 102

Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik (Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang)

0 37 268

KEGIATAN PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI HARI TUANYA ( Studi Deskriptif pada 4 orang Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS ) di Desa Kaligondo,Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi )

2 44 17

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Penetapan Pensiun Pokok PNS dan Janda/Dudanya.

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA COPING STRATEGI DENGAN STRES KERJA DISEBABKAN OLEH MUTASI PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KABUPATEN MERANGIN - UMBY repository

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA COPING STRATEGI DENGAN STRES KERJA DISEBABKAN OLEH MUTASI PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KABUPATEN MERANGIN - UMBY repository

0 0 14