Pendekatan dalam Proses Pembelajaran Pendekatan Ilmiah dalam Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar

11

B. Pendekatan dalam Proses Pembelajaran

Secara umum, konsep pembelajaran menurut Corey dalam Syaiful Sagala, 2010: 61 adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan orang tersebut ikut serta dalam kondisi tertentu atau memberikan respon atas situasi tertentu. Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai variabel. Variabel yang dapat mempengaruhi kegiatan proses pembelajaran menurut Wina Sanjaya 2010: 15 adalah faktor guru,siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan. Proses pembelajaran merupakan suatu interaksi. Knirk dan Gustafon dalam Syaiful Sagala, 2010: 64 menyebutkan bahwa interaksi pada pembelajaran formal melibatkan tiga komponen utama, yaitu guru, siswa, dan kurikulum. Inti dari proses pembelajaran adalah interaksi guru dan siswa. Kurikulum yang berlaku digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru memerlukan titik tolak atau sudut pandang tertentu dalam memikirkan dan mengambil sikap dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Titik tolak atau sudut pandang dalam memandang seluruh permasalahan dalam proses pembelajaran itulah yang menurut W. Gulo 2004: 4 dinamakan dengan pendekatan pembelajaran. Syaiful Sagala 2010: 68 mengemukakan bahwa tujuan instruksional dicapai guru dan siswa dengan menempuh suatu jalan pendekatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dipilih oleh guru ditentukan oleh pendekatan yang digunakan. Dengan adanya pendekatan, akan 12 memudahkanguru dalam memberikan pelayanan belajar dan juga memudahkan siswamemahami materi ajar yang disampaikan. Menurut berbagai pendapat di atas, pendekatan pembelajaran digunakan sebagai titik tolak guru dalam merancang proses pembelajaran dan menyelesaikan persoalan yang ada.

C. Pendekatan Ilmiah dalam Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar

Kurikulum 2013 menetapkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran adalahpendekatan ilmiah. Prof. Sudarwan dalam Kemendikbud, 2013: 205 menjelaskan bahwa pendekatan ilmiah bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan prinsip-prinsip atau kriteria ilmiah. Berbagai kriteria harus dipenuhi agar proses pembelajaran bisa disebut ilmiah Kemendikbud, 2013: 205. Materi pembelajaran hendaknyaberbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika dan penalaran. Dengan demikian penjelasan guru, respon siswa, interaksi guru dan siswa tidak menyimpang dari alur berpikir logis. Tujuan pembelajaran yang ilmiah dirumuskan secara sederhana dan jelas. Penyajian pembelajaran dikemas secara menarik berbasis pada konsep, teori, fakta empiris. Siswa diharapkan dapat terdorong berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Selain itu siswa dilatih berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. 13 Dengan demikian, pola pikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran akan terbentuk pada diri siswa. Penerapan pendekatan ilmiah pada proses pembelajaran diharapkan dapat menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan Kemendikbud, 2013: 214. Tiga ranah dalam pembelajaran berpendekatan ilmiah digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Tiga Ranah Pendekatan Ilmiah Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013: 214 Lintasan pemerolehan tiga ranah tersebut melalui aktivitas yang berbeda-beda Lampiran Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Sikap diperoleh melalui aktivitas“menerima,menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuandiperoleh melalui aktivitas“mengingat, memahami,menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, m encipta”. Keterampilan diperolehmelaluiaktivitas“mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan menyaji ”. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 mengenai pedoman umum pembelajaran mencantumkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak 14 langsung.Pengembangan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik tercapai melalui proses pembelajaran langsung. Kemampuan tersebut dikembangkan melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang dihasilkan dari pembelajaran langsung disebut dengan instructional effect. Pembelajaran tidak langsung terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.Pembelajaran tidak langsung mengembangkan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI 1 dan KI 2 sebagai dampak pengiring nurturant effect. Pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dapat berlangsung di seluruh mata pelajaran dan juga dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, serta masyarakat. Tercantum dalam Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Kemendikbud, 2014: 16, bahwa pada jenjang sekolah dasar, ranah sikap harus lebih banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dandicontohkan pada siswa, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada siswa. Proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranahtersebut secara utuhholistik. Pengembangan masing-masing ranahtidakbisa dipisahkan satu sama lain.Dengan demikian proses pembelajaransecara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhanpenguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan Lampiran Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses 15

D. Istilah Scientific dalam Sains Ilmu Pengetahuan AlamIPA