Penilaian Otentik KAJIAN TEORI

28 Penelitian ini menelaah penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran menurut ketentuan Kurikulum 2013. Pedoman yang digunakan adalah peraturan-peraturan atau pedoman dari Kemendikbud.

F. Penilaian Otentik

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks. R.D. Conners dalam Moedjiono dan JJ. Hasibuan, 2006: 39 mengidentifikasi tugas mengajar guru menjadi tiga tahap, yaitu: tahap sebelum pembelajaran, tahap pembelajaran, tahap sesudah pembelajaran. Proses penilaian dilakukan pada tahap sesudah pembelajaran. Bahasan mengenai penilaian otentik perlu diikutkan karena penilaian masih termasuk dalam proses pembelajaran. Penilaian berkaitan erat dengan hasil belajar yang dikomunikasikan oleh siswa. Penilaian yang diterapkan pada Kurikulum 2013 adalah penilaian otentik. Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses menyebutkan bahwa penilaian otentik menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Prinsip penilaian otentik adalah bahwa proses penilaian tidak boleh terlepas dengan proses pembelajaran. Melalui penilaian otentik, penilaian diharapkan dapat mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara holistik. Kemendikbud 2014: 36-40 mencontohkan beberapa teknik yang dapat digunakan guru dalam melakukan penilaian otentik. Sikap siswa dapat dinilai dengan menggunakan teknik observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal catatan guru. Penilaian sikap KI-1 dan KI-2 terintegrasi dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan KI-3 dan KI-4. 29 Teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan dapat digunakan untuk penilaian pengetahuan siswa. Penilaian keterampilan siswa dilakukan dengan menggunakan teknik penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan untuk setiap teknik berbeda-beda. Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen daftar cek, catatan penilaian, skala penilaian, memoriingatan, atau dapat pula menggunakan rubrik. Instrumen daftar cek, skala penilaian atau narasi dapat digunakan ketika melakukan penilaian proyek. Instrumen yang dibuat untuk penilaian portofolio memuat kriteria- kriteria tertentu yang dinilai atau dipantau perkembangannya. Selain memudahkan guru menentukan kegiatan pembelajaran, buku guru juga membantu guru melakukan penilaian. Kemendikbud 2014: 45 menuliskan bahwa teknik-teknik penilaian sudah dicantumkan pada buku guru. Selain itu, terdapat pula instrumen penilaian dan rubriknya. Guru dapat menggunakan apa yang sudah ada sebagai panduan. Walaupun demikian, guru dapat memperbaiki atau memodifikasi sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Bulan Oktober 2014 diundangkan Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud ini menguraikan secara rinci pelaksanaan penilaian pada Kurikulum 2013 mulai dari acuan, prinsip, lingkup penilaian hingga mekanismenya. Pada Pasal 7 Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 dituliskan skala penilaian yang digunakan. Digunakan rentang predikat Sangat 30 Baik SB, Baik B, Cukup C, dan Kurang K untuk kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan rentang angka dan huruf 4,00 A - 1,00 D. Penilaian hasil belajar ketiga kompetensi tersebut dapat dilakukan secara terpisah atau melalui suatu kegiatan dengan instrumen penilaian yang sama.

G. Kerangka Pikir