Hidrologi Ruang Terbuka Hijau sebagai Daerah Resapan

diberi kemudahan bagi peranserta masyarakat maupun swasta. Pembangunan ruang terbuka hijau kota dilaksanakan dibawah tanggung jawab Dinas Pertamanan atau Dinassatuan kerja yang ditunjuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

3. Pengelolaan RTH

Salah satu masalah dalam pengelolaan RTH kota yang dominan adalah keterbatasan dana. Pembiayaan pembangunan dan pengelolaan kota biasanya berasal dari dana pemerintah pusat dan daerah, sedangkan potensi dana swasta dan dana masyarakat belum banyak digali. Dana masyarakat adalah dana yang bersumber dari masyarakat secara langsung untuk membiayai sebagian anggaran proyek atau yang biasa dikenal sebagai dana swadaya. Pemerintah Daerah Tingkat II menyediakan dana yang dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara APBD serta mendorong maupun memberi kemudahan dukungan pendanaan dari masyarakat maupun swasta . Pemerintah Daerah Tingkat II menyediakan prasarana dan sarana yang diperlukan berupa tenaga ahli pusat pendidikan pelatihan pembibitan dengan dibantu oleh instansi yang terkait untuk menunjang keberhasilan pembangunan.

2.6 Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah atau fenomena yang dikaji Lillesand dan Kiefer, 1997. Karakteristik dari obyek dapat ditentukan berdasarkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh obyek tersebut dan terekam oleh sensor. Hal ini berarti, setiap obyek mempunyai karakteristik pancaran atau pantulan elektromagnetik yang unik dan berbeda pada lingkungan yang berbeda Murai, 1996. Dalam penelitian ini, digunakan sistem penginderaan jauh pasif foto udara dan citra aster, yaitu sistem penginderaan jauh yang sumber energinya dari matahari. Panjang gelombang yang digunakan oleh sistem pasif, tidak memiliki kemampuan menembus atmosfer yang dilaluinya, sehingga atmosfer ini dapat menyerap absorp dan menghamburkan scatter energi pantulan reflektan obyek yang akan diterima oleh sensor Lillesand dan Kiefer 1987. Faktor inilah yang menyebabkan nilai reflektan obyek yang diterima sensor tidak sesuai dengan nilai reflektan obyek yang sebenarnya di bumi. Secara umum konsep perekaman obyek permukaan bumi pada sistem penginderaan jauh pasif. Teknik pengolahan data penginderaan jauh secara manual yaitu interpretasi penggunaanpenutupan lahan, unit lahan dilakukan secara visual on screen. Teknik interpretasi visual ini merupakan teknik yang paling tua, paling mudah namun perlu waktu yang banyak. Selain itu, teknik ini bersifat subyektif artinya setiap interpreter dapat melakukan interpretasi terhadap suatu obyek pada data penginderaaan jauh, tergantung pada kualitas interpreter. Oleh karena itu, argumentasi dari interpreter menjadi penting untuk klarifikasi terhadap hasil interpretasinya. Kualitas hasil interpretasi sangat tergantung pada kualitas data penginderaan jauh tutupan awan, kabur gambarnya, pengalaman interpreter semakin lama, maka hasilnya semakin benar, sifat obyek yang diinterpretasi Lillesand dan Kiefer, 1994 dan jugs kedekatan interpreter dengan wilayah dimana obyek yang diinterpretasi berada, misalnya interpreter yang belum berpengalaman, namun bertempat tinggal di sekitar obyek yang diinterpretasi, dengan demikian interpreter telah mangenal obyeknya, maka hasil interpretasi lebih baik. Teknik pengolahan data penginderaan jauh secara visual dilakukan dengan mendasarkan pada 7 unsur interpretasi yaitu: bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona, takstur, situslokasi obyek dalam hubungan dengan obyek lain Lillesand dan Kiefer, 1994.

2.7 Sistem Informasi Geografik

SIG dalam konteks sebagai alat toolbox based didefinisikan sebagai seperangkat alat yang digunakan untuk mengkoleksi, menyimpan, memanggil kembali, mentransformasi dan menyajikan data spasial dari dunia nyata untuk tujuan tertentu Burrough, 1986. Dalam konteks sebagai basis data database, SIG didefinisikan sebagai suatu Sistem berbasis komputer yang mempunyai kemampuan untuk menangani data yang bereferensi geografi, yaitu pemasukan data, manajemen data penyimpanan dan pemanggilan kembali, manipulasi dan analisis serta keluaran output Aronoff, 1989. Dalam konteks organisasi organization based, SIG didefinisikan sebagai seperangkat fungsi-fungsi otomatis yang professional, dengan kemampuan lebih baik dalam hal penyimpanan, pemanggilan kembali, manipulasi dan tampilan lokasi data secara geografis Ozemoy et al. dalam Burrough, 1986. Definisi yang lain juga dikemukakan Eldrandaly et al. 2003, SIG adalah teknologi berbasis komputer dan metodologi untuk pengumpulan, manajemen, analisis, modeling dan tampilan data geografi untuk berbagai penerapan. SIG adalah sistem perangkat lunak untuk acquisition, manajemen, analisis, dan menampilkan data yang memiliki referensi geografik. Bila dicermati dari definisi-definisi di atas, domain yang dilakukan oleh SIG pada prinsipnya sama yaitu pemasukan data, penyimpanan, pemanggilan, manipulasi, analisis dan keluaran. SIG sebagai bahan literatur, dimulai awal tahun 1960 Lo dan Yeung, 2002; Eldrandaly et al., 2003, maksudnya SIG masih sebagai konsep belum ada tindakan operasional dan digunakan untuk analisis mulai akhir tahun 1970 Eldrandaly et al., 2003. Kemudian SIG sukses digunakan untuk memecahkan masalah, karena kemampuannya untuk melakukan operasi overlay yaitu integrasi dari layar-layar yang berbeda Jia, 2000 dan buffering yaitu zona dan jarak spesifik sekitar feature Carver, 1991; Jia, 2000; Eldandary et al., 2003. SIG memiliki ciri khas untuk menangani data-data spasial Zeng dan Zhou, 2001, memiliki kemampuan yang ideal untuk analisis data-data spasial Caver, 1991, untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi pembangunan berkelanjutan, khususnya untuk menunjukkan lokasi sumberdaya alam Yeh dan Li, 1998. Saat ini, SIG telah banyak diaplikasikan di berbagai bidang, antara lain kehutanan, pertanian, geologi, geografi, arkeologi, pengembangan wilayah, pariwisata dan sebagainya.

2.8 Model, Tujuan Model dan Tipe Model

Model merupakan penyederhanaan sistem. Karena sistem sangat kompleks, tidak mungkin membuat model yang dapat menggambarkan seluruh