Pengelolaan RTH sebagai Daerah Resapan Wilayah Jakarta Barat
Lembaran Negara Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Disebarluaskan oleh Dep.
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan Ruang. Jakarta. Leung Y, Mei CL and Zhang WX. 2000. Testing for Spatial Autocorrelation
Among The Residuals of The Geographically Weighted Regression. Department of Geography, The Chinese University of Hongkong.
Hongkong.
Lo CP and Yeung A. 2002. Concept and Tecniques of Geographic Information System. Pentice Hall, New Jersey, USA.
Lillesand TM and Keifer RW. 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. 3
rd
. Edition. John Wiley and Sons, Inc. Canada. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.
Grasindo. Jakarta. Mona S, Jennifer W, Kim DR and Hillary B. 2010.Resident perceptions of urban
alleys and alley greening. International Journal Applied Geography. 30: 380-393
Murai S. 1996. Remote Sensing Note. Japan Association on Remote Sensing. Japan.
Nasoetion LI. 1991. Beberapa Masalah Pertanahan Nasional dan Alternatif Kebijaksanaan untuk Menanggulangi. Jurnal Analisis. 2: 21-30. Penerbit
CSIS. Jakarta. Nazir M. 1985. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Nurisjah S. 2005. Penilaian Masyarakat Terhadap Ruang Terbuka Hijau RTH Wilayah Perkotaan : Kasus Kotamadya Bogor. Disertasi. Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Program Pascasarjana IPB, Bogor.
Pemerintah Daerah DKI Jakarta. 1999. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW DKI Jakarta.
Jakarta. Purnomohadi S. 1995. Peran Ruang Terbuka Hijau Dalam Pengendalian Kualitas
Udara Di DKI Jakarta. Disertasi. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Program Pascasarjana IPB Bogor.
Radnawati D. 2005. Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kota Depok Sebagai Kawasan Konservasi Air Menggunakan Data Satelit Multi Temporal.
Disertasi. Program Studi Arsitektur Lanskap, Program Pascasarjana IPB, Bogor.
Riccardo S and Franco AM. 2009. The anthropogenic sealing of soils in urban
areas. International Jounal Landscape and Urban Planning. 90: 1-10 Seth P, Greg L, Jeff W, John O and Joyce M. 2008. Valuing The Benefits Of The
Urban Forest: A Spatial Hedonic Approach. International Journal of Environmental Planning and Management. 51: 717-736.
Simond JO. 1983. Landscape Architecture: The Shaping of Man’s Natural Environment. McGraw-Hill Book Company, Inc. New York.
Simond JO. 1978. Earthscape: A Manual of Environmental Planning and Design. Van Nostrand Reinhold Company, Inc. New York.
Sitorus SRP. 1989. Survai Tanah dan Penggunaan Lahan. Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan, Jurusan Tanah, Fakultas
Pertanian IPB, Bogor. Sitorus SRP. 2004. Pengembangan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan. Edisi
ketiga. Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Slamet LS. 2003. Ruang Terbuka Hijau Kota Jakarta : Antara Fungsi dan Keberadaan. Laporan Penelitian. Program Studi Lingkungan, PPS UI,
Jakarta. Soegijoko S. 1997. Bunga Rampai Perencanaan Pembangunan di Indonesia. PT
Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Soemarwoto. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit
Djambatan, Jakarta. Sugandhy A. 1999. Penataan Ruang dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sujarto D. 1991. Urban Land Use and Activity System. Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Pedesaan, Program Pascasarjana IPB. Bogor. Sujarto D. 1993. Kinerja dan Dampak Tata Ruang dalam Pembangunan Kota
Baru, Studi Kasus Kota Terpadu Bumi Bekasi Baru. Disertasi Doktor Program Pascasarjana ITB. Bandung.
Supriyatno B. 1996. Tata Ruang Dalam Pembangunan Nasional Suatu Strategi dan Pemikiran. Penerbit Board of Science Development Strategies.
Indonesia. Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Penerbit Andi.
Yogyakarta.